(24). Promise Ring

29 7 0
                                    

Jam menunjukkan 7 malam, beruntung malam ini tak sesuai dengan prediksi mereka karena nyatanya Restoran masih sama sepinya seperti malam-malam weekday kemarin. Padahal hitungannya masih malam Senin, nggak biasanya sepi pelanggan, tapi untunglah kalau seperti ini, karena Anata tak mau berhadapan dengan Kitchen saat lagi crowded.

Sebagai gantinya, daritadi dia ketempelan Jojo yang main mobile legend bareng sama Aji. Mungkin sifat manja lelaki itu lagi keluar hari ini, tadinya tumben minta ditemani Anata, sekarang kalo main ML pun pake nyandarin kepalanya ke bahu Anata. Padahal biasanya main di teras depan sama yang lain.

Mungkin efek Dimas asik gangguin Disma sama Mas Fandi di belakang, sedangkan di depan cuma mereka bertiga jadi hari ini mainnya nggak di teras depan dulu.

Untuk rencana minta diajari masak sudah terlaksanakan juga saat pergantian shift tadi. Yang biasanya Jojo bertugas prepare bahan-bahan setengah jadi yang habis, hari ini giliran Anata, gadis itu prepare sampai akhirnya mereka kehabisan tugas dan berakhir gabut. Walaupun kasihan karena prepare sendiri, tapi Jojo tadi dilarang keras oleh Anata untuk membantu. Sekedar potong-potong pun tidak diperbolehkan oleh Anata, jadinya daritadi Jojo cuma diam sambil mengamati dan menilai.

Karena sudah dibiarkan tidak bekerja, akhirnya Jojo pun membelikan Anata es krim sebagai tanda terima kasih dan hadiah karena gadis itu bekerja lebih keras hari ini. Mana setelahnya masih bingung ngerjain laporan lagi, kan, Jojo jadi nggak enak. Tapi akhirnya Anata juga anteng aja dijadiin sandaran sama Jojo sambil nonton film The Adam Project dan sesekali menyendok es krimnya.

"Mau nyicip dong," celetuk Jojo saat menunggu loading gamenya.

Anata pun menyuapkan es krimnya pada Jojo, membuat Aji yang melihat hanya menatap sinis pada keduanya lalu menghela nafas. Padahal dulu Jojo paling kencang suaranya soal memaki dirinya ketika telfonan dengan pacarnya, tapi lihat dia sekarang, lebih bucin daripada Aji.

"Tentang apa, sih, filmnya?" Tanya Jojo iseng.

"Tentang orang yang kembali ke masa lalu buat nyari istrinya."

Pupil mata Jojo melebar, merasa tertarik dengan film yang Anata tonton, "terus?" Kini nadanya berubah jadi penasaran.

"Terus dia di kejar sama yang nyiptain mesin waktunya, mau dibunuh soalnya. Nah mereka berdua ini orang yang sama, mereka mau ke masa lalu lagi buat nyari ayah mereka, orang sebenernya yang nyiptain mesin waktunya."

"Gak expect. Ini udah ketemu sama ayah mereka? Yang gendut ini, kan?"

Anata mengangguk, "iya, ini mereka udah selesai hancurin mesin waktunya. Sedih banget mereka main-main dulu bertiga sampe akhirnya mereka balik ke waktu masing-masing terus ayahnya sendirian di situ."

Perhatian Jojo seketika teralih dari layar ponsel Anata ke si empunya yang kini menatap layarnya namun dengan mata yang berkaca-kaca. Ujung bibirnya melengkung ke bawah, terlihat jelas bagaimana kerasnya Anata menahan air matanya untuk tidak keluar namun pertahanannya runtuh saat jemari Jojo mengusap ekor matanya.

"Kok nangis?" Tanya Jojo.

Bayangkan saja dinding pertahanan Anata sudah retak dan bisa hancur kapan saja lalu tiba-tiba lelaki itu dengan tenangnya bertanya menggunakaan nada bicaranya yang lembut, Anata jelas langsung meletakkan ponselnya di paha lalu menutup wajahnya dan mulai menangis.

Jojo mendelik, ia menoleh pada Aji saking paniknya lalu memberikan ponselnya pada Aji untuk dijaga sementara dirinya pun mencoba mencerna keadaan dimana Anata tiba-tiba menangis begitu saja tadi.

"Hei, kok tiba-tiba nangis? Kenapa?"

Anata menggeleng, sedangkan Jojo tentu tidak akan menyerah begitu saja sebab isakan Anata yang meskipun volumenya kecil itu tapi Jojo bisa menangkap rasa sakit yang ada di baliknya.

Sabotase Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang