Saat Nior menyaksikan Althaf berdiri sebagai pemenang, namun, seketika ia merasakan sesuatu yang aneh. Ada hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti seluruh arena. Udara yang tadinya penuh dengan sorak-sorai penonton mendadak berubah menjadi sunyi dan mencekam.
Nior berbalik, tatapannya melayang ke langit di atas arena. Awan hitam mulai berkumpul dengan cepat, menyelimuti langit yang sebelumnya cerah. Petir hitam sesekali menyambar dari awan gelap itu, dan di tengah kegelapan, ada sosok perempuan yang berdiri dengan angkuh di udara. Sosok itu tampak elegan namun mematikan, dengan jubah hitam panjang yang bergerak seolah-olah menyatu dengan kegelapan di sekelilingnya.
Perempuan itu adalah Selina, sosok kegelapan yang misterius dan berbahaya. Rambutnya panjang hitam pekat, matanya bersinar merah darah, dan dari tubuhnya terpancar aura gelap yang sangat kuat. Dia tersenyum tipis dengan penuh ejekan, seakan tahu persis bahwa kehadirannya membuat semua orang di arena gemetar.
Nior bisa merasakan energi yang mengalir dari Selina, kekuatan kegelapan yang mengancam. "Althaf, hati-hati!" teriak Nior, seketika menyadari bahaya yang mengintai.
Tanpa peringatan lebih lanjut, Selina menurunkan tangannya, dan dalam sekejap, dia meluncur ke bawah dengan kecepatan luar biasa. Dalam satu gerakan yang mematikan, Selina menghantam tengah arena dengan kekuatan yang tak tertandingi. Ledakan besar terjadi saat kakinya menyentuh tanah, menghancurkan seluruh arena Nexus. Batu-batu besar berterbangan, tanah merekah, dan suara ledakan terdengar begitu keras hingga memekakkan telinga.
Penonton terpental ke segala arah, terlempar oleh gelombang kejut yang mengerikan. Arena yang sebelumnya megah kini berubah menjadi puing-puing, reruntuhan tersebar di mana-mana. Debu dan asap memenuhi udara, membuat pandangan menjadi kabur. Semua orang terkejut, ketakutan, tak ada yang menyangka bahwa sosok kegelapan sebesar ini tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
Althaf yang masih terengah-engah usai pertarungannya dengan Fuadi hampir terpental oleh gelombang kejut itu. Namun, Nior dengan sigap melompat dan menarik Althaf keluar dari zona ledakan. "Kita harus hati-hati!" ucap Nior dengan nada serius sambil menyelamatkan Althaf dari kehancuran arena.
"Siapa dia?" tanya Althaf, sambil memegangi dadanya yang masih terasa nyeri akibat serangan Fuadi.
Nior tak menjawab. Matanya terfokus pada Selina, sosok yang kini berdiri di tengah-tengah puing-puing dengan anggun, seolah-olah kehancuran adalah panggung yang sempurna baginya. "Itu prajurit kegelapan," ucap Nior lirih, dengan nada penuh waspada.
Tanpa membuang waktu, Nior bergerak cepat, melompat ke arah Selina. "Kita tidak bisa membiarkan dia menghancurkan semuanya!" Dengan cepat, dia melepaskan serangan dengan tangan kanannya yang dipenuhi cahaya energi yang kuat, langsung mengarah ke Selina.
Selina tersenyum dingin, tidak bergerak sedikit pun. Dia hanya mengangkat satu jarinya, dan dalam sekejap, serangan Nior terpental dengan mudah, seolah-olah kekuatan Nior hanyalah angin sepoi-sepoi di hadapannya.
"Sebegitu lemahnya kalian?" tanya Selina dengan nada mengejek, sambil mengangkat kedua tangannya. Kegelapan mulai berkumpul di sekitarnya, menciptakan bola-bola energi hitam yang berputar cepat di udara.
Nior terkejut, tapi dia tidak mundur. Dia kembali menyerang, kali ini dengan lebih banyak kekuatan. Di saat yang sama, beberapa Knight yang berada di arena bergegas membantu. Aksa, yang baru saja pulih, menghunus pedangnya dan melompat ke arah Selina bersama beberapa Knight lainnya.
Selina hanya tersenyum, dan dengan satu gerakan tangan, dia melemparkan bola-bola energi hitam ke arah mereka. Knight-knight itu terpental, tubuh mereka dihantam oleh energi gelap yang mematikan, membuat mereka terlempar jauh dan jatuh tak berdaya ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia yang berdarah
Viễn tưởngSeorang anak yang hidup dalam bayang-bayang kehancuran mendapati dirinya tersiksa oleh kenyataan yang tidak pernah bisa ia lupakan. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika desanya dihancurkan oleh monster raksasa, menyapu bersih seluruh...