Bab 24 : Pernyataan

50 3 0
                                    

السلام عليكم

بسم الله الرحمن الرحيم

استغفرالله
الحمد لله
الله أكبر
لا إله إلا الله

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى سيدنا محمد

سبحان الله والحمد لله ولايلاهيل الله والله أكبر

Artinya : "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar".

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Hari pun berganti, Kini tiba hari dimana Gus Hanif akan membuat klarifikasi di depan Umum pada saat Apel pagi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Di pagi hari yang sejuk dan cerah ini,

Saya Hanif Yasser Syathibi Hasyim, Akan membuat klarifikasi dan pernyataan yang benar dan sesuai faktanya, dan Tidak Di buat buat.
Jadi Rumor yang beredar tentang Saya yang berkhalwat dengan seorang "Akhwat" memang itu Benar. Namun Akhwat tersebut sudah menjadi mahram bagi Saya. Akhwat yang bersama Saya saat di Taman kemarin adalah Istri Saya. Ya, Memang sekarang Saya sudah beristri. Hanya Saya baru mempublikasikannya Sekarang.
Saya Mohon Maaf jika hal Ini membuat kegaduhan di pesantren. Sekali lagi Saya Mohon Maaf sebanyak-banyaknya. Terimakasih." Jelas Gus Hanif di depan para santri dan santriwati, serta ustadz dan ustadzah.

"Tapi Gus, itu tidak masuk akal, bisa saja Gus Menikahi Akhwat tersebut pada saat rumor tersebar" Sela Seorang Santriwati. Siapakah santriwati yang berani menyela pernyataan Gus Hanif itu? Yap! Dia adalah Fatimah dengan berani ia menyela pernyataan Gus Hanif di depan Umum .

"Saya Punya barang bukti nyata bahwa Saya, memang sudah menikah jauh sebelum Rumor terjadi dan tersebar" Jelas Gus Hanif dengan lantang sembari Menunjukkan Buku Nikah yang ia bawa di Saku Jubahnya.

Fatimah yang melihat hal tersebut pun seketika terdiam seribu kata. Seakan tak ada yang bisa ia tuduhkan lagi kepada Gus Hanif, ia cuma bisa terdiam menerima Kenyataan.

Di sisi lain, Gienna yang mendengar sekaligus melihat pernyataan Gus Hanif, bahwa Gus Hanif telah menikah, Ia merasa patah hati, bahwasannya Sosok lelaki yang begitu ia kagumi, Kini sudah Beristri. Sekarang ia harus ikhlas menerima Kenyataan yang sakit baginya.
Di saat Gienna tengah merenungi nasibnya, tiba tiba sebutir air mata jatuh menyapa Telapak Tangannya, seolah memberi Tanda bahwa ia dengan Gus Hanif tidak berjodoh. dan Kini Ia harus segera Meng Ikhlaskan Hal tersebut.
Hatinya terasa sesak, apalagi melihat Gus Hanif yang memegang Buku Nikah sembari memberi pernyataan bahwa ia sudah Menikah.

"Baik Saya Akhiri Klarifikasi dan Pernyataan Saya, Saya mohon maaf sekali lagi jika Hal ini membuat kegaduhan di Pesantren, Saya Mohon Maaf sebanyak-banyaknya. Terimakasih Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Gus Hanif sembari meninggalkan Lapangan Apel dengan Sopan.

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

"Gilaa Hatiku sakit Cuy, denger Gus Hanif udah nikah ternyata" Keluh Gienna kepada Teman-temannya sembari menangis

"Sabar yahh Gienna, mungkin Gus Hanif bukan jodoh Kamu, Semoga Allah mengganti Gus Hanif dengan seseorang yang Lebih baik, buat Kamu ya Gienna" Ujar Aliyah kepada Gienna sembari menenangkannya

"Tapi Aku masih penasaran, siapa ya Istrinya Gus Hanif" Celetuk Fatimah

"Udah itukan bukan Urusan kamu Fatimah, lagian kamu tadi kok berani banget nyela Gus Hanif tadi" Balas Aliyah

"Ya kan Aku cuman menyampaikan Firasat Aku" Timpal Fatimah dengan nada ngeyelnya.

"Tapikan gaboleh gitu Fatimah, Kita kan harus menghargai apa yang Gus Hanif sampaikan" Balas Aliyah dengan Sabar.

"Ck, Yaudah iya Aku salah" Timpal Fatimah dengan nada kesal.

"Brisik banget sih Kalian" Sahut Gienna sembari mengusap air matanya yang masih terus Berjatuhan.

"Udahh, cup cup, sabar yah Gienna" Ujar Aliyah sembari memeluk menenangkan Gienna.

"Gus Hanif Liii, Gus Hanif, Gus Hanif udah punya Istri" Ucap Gienna sembari menangis dalam pelukan Aliyah.

"Udahh, ikhlasin Yaa, Dia bukan Jodoh Kamu, Allah pasti Ganti yang lebih baik Kokk!" Ujar Aliyah dengan lembut sembari memeluk dan meng elus-elus punggung Gienna untuk menenangkannya.

"Aku harus ikhlasin Ya, Aliyah?" Tanya Gienna dengan suara gemetar.

"Iyaaa, Ikhlasin ya walau sakit, walau berat, memang itu yang terbaik Buat Kamu.. Gienna." Tutur Aliyah dengan halus.

Gienna yang mendengar balasan dari Aliyah pun hanya bisa menangis dan meratapi Nasib.

"Aku bisa Ga ya Ikhlasin Gus Hanif, Lii?" Tanya Gienna dengan Ragu.

"Bisa kokk, Pasti Bisaa!" Balas Aliyah dengan meyakinkan Gienna.

"Bantu Aku Ya, Aliyah" Timpal Gienna.

"Iyaaa, Pastinya!" Balas Aliyah dengan Yakin.

"Makasiih banyak Yah, Aliyahh" Sahut Gienna.

"Iyaaaa sama samaaa Giennnaaa" Balas Aliyah dengan Tulus, Lalu mempererat pelukannya.

"Baiklah, Sekarang Aku benar-benar Mengikhlaskanmu, Pergilah kejar Bahagiamu" Ucap Gienna sembari Menangis.

---------

Huaaa Siapa sih yang naruh bawang di sini??? Yang Sabarr Yahh, Giennaa.
Memang yah, Kali ini Gienna harus

Memaksakan Untuk Ikhlas. Karena Sekarang lawannya bukan Manusia, Tapi Takdir.

Gimana nih, kalian suka gaa sama Bab inii? Author berharap kalian sukaa, kalian boleh meninggalkan saran&kritik di kolom komen atas cerita buatan Saya .

Selalu Support Cerita Ini dengan Tinggalkan Vote & Komen "Next" atau Komen pendapat Kalian tentang Cerita ini setiap setelah selesai/sebelum membaca cerita ini yaa. Terimakasih🤍🤍

Takdir Tuhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang