Pagi menjelang dengan langit cerah tanpa awan. Angin laut berhembus pelan, membawa aroma asin dan menyegarkan.
Zayyan dan Gusti sudah bersiap memulai penelitian mereka. Dengan ransel berisi buku catatan, kamera, dan alat dokumentasi lainnya, mereka menyusuri garis pantai sepanjang tiga kilometer.
Zayyan berjalan lebih dulu, mencatat setiap detail yang menarik perhatian, sementara Gusti mengikuti di belakang, sesekali mengambil foto dan merekam video sesuai perintah Zayyan.
Ada banyak hal yang Zayyan perhatikan seperti Batuan Karang dan Pemecah Omba – Zayyan menuliskan kondisi karang alami dan pemecah ombak buatan. Dia memperhatikan bagaimana struktur-struktur ini mempengaruhi arus dan erosi pantai.
Lalu Vegetasi Pantai– Ada tumbuhan khas seperti pandan laut dan pohon cemara udang. Zayyan mencatat jenis tanaman yang tumbuh di garis pasang tertinggi, karena itu bisa menjadi indikator perubahan ekosistem.
Kemudian Kualitas Pasir– Zayyan memeriksa tekstur dan warna pasir, menuliskan apakah pasirnya kasar atau halus dan kemungkinan besar berasal dari batuan karang atau sedimen sungai.
Lalu Jejak Satwa– Mereka menemukan jejak kepiting dan burung laut. Zayyan mencatat kemungkinan adanya spesies yang penting untuk ekosistem lokal, sementara Gusti sibuk memotret jejak-jejak itu dari berbagai sudut.
Tidak ketinggalan Sampah Laut dan Polusi– Mereka mencatat adanya sampah plastik yang terbawa ombak, mengindikasikan masalah lingkungan di kawasan itu. Gusti mengambil beberapa foto close-up sebagai bahan dokumentasi.
“Ini buruk,” ujar Zayyan sambil menuliskan catatan. “Sampah seperti ini bisa berdampak buruk pada ekosistem laut.”
“Kita harus cantumkan laporan soal ini,” tambah Gusti, memotret botol plastik yang tersangkut di antara batu.
Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih fokus. Gusti merekam video saat Zayyan menjelaskan beberapa temuan mereka untuk dokumentasi.
"Batu karang di sini masih terjaga, tapi aku perhatikan ada kerusakan kecil di beberapa bagian," ujar Zayyan dalam video.
“Apa menurutmu kerusakan ini alami atau karena aktivitas manusia?” tanya Gusti sambil mengarahkan kameranya ke wajah Zayyan.
“Campuran keduanya. Bisa jadi karena ombak, tapi bisa juga akibat nelayan atau wisatawan yang tidak berhati-hati,” jawab Zayyan sambil menggaruk lehernya, terlihat berpikir keras.
Di sepanjang perjalanan, mereka juga menemukan beberapa spot yang bisa menjadi habitat penting bagi biota laut.
Zayyan mencatat lokasi-lokasi ini dengan detail, termasuk koordinatnya. Gusti memastikan semuanya terdokumentasi dengan baik.
“Apa menurutmu kita harus kembali ke sini malam hari untuk melihat aktivitas hewan yang lebih banyak?” tanya Gusti.
“Mungkin,” jawab Zayyan. "Tapi kita harus hati-hati kalau malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Under The Sea
FantasyZayyan, seorang ilmuwan dari Surabaya yang datang ke Purworejo untuk meneliti laut selatan yang terkenal ganas. Di sana, dia bertemu dengan merman puber yang penasaran dengan dunia manusia, dan terlibat dalam petualangan yang penuh tantangan dan ro...