17. Yours

8.3K 211 39
                                    

"Ayyahhh! naa.."

Pagi-pagi buta Remon bangun di sambut tangisan Tania yang menggelegar. Gadis itu sangat kesal karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya terlebih daerah kewanitaannya. Belum lagi terdapat banyak bercak biru keunguan di seluruh badannya dari leher, dada hingga perut dan pahanya. Gadis itu kelelahan tadi malam dan terlelap tanpa sadar. Ia dan Remon bahkan tidak memakai baju! Masih mending pria itu sudah memakai boxer, Tania? Ia benar-benar naked.

Tania sedang terduduk sambil menutup tubuhnya menggunakan selimut. Gadis itu merengek manja dan menangis sambil menatap ke arah Remon.

Remon bangun dan memeluk Tania. Ia tau pasti gadis itu akan sangat cerewet. Dan Remon memahaminya.

"Mau apa sayang?" tanya Remon lembut.

Tania menyebikkan bibirnya. Ia menggeleng kuat namun bibirnya tiba-tiba berkata,

"Mau pippis.. Ayyahh.."

Remon tersenyum samar. Ia segera bangkit kemudian menggendong Tania beserta selimutnya menuju kamar mandi. Pasti gadis itu malu karena tidak memakai baju, juga belum bisa berjalan karena masih sakit.

Tania segera turun ketika sampai di toilet. Tubuh gadis itu limbung ketika mencoba maju selangkah. Tangan kekar Remon langsung refleks menahan tubuh Tania. Sepertinya karena selimut yang ikut melilit tubuh sampai kakinya.

Remon melepaskan selimut itu. Tania panik dan menyuruh Remon agar tidak membukanya. Gadis itu memaksa jalan dan tetap limbung lagi. Remon menghela napas berat. Ia pun tetap membuka selimut itu.

"Ayyahh jangaan naa..." Tania menggenggam erat selimut yang sudah mulai terbuka hingga ujungnya terkena lantai kamar mandi.

Remon menghela napas lagi. Padahal ia sudah melihat semuanya tadi malam.

Tania mencoba melangkah lagi menuju toilet. Tapi tiba-tiba berhenti dan tangisnya menjadi lebih keras. Ia tidak bisa berjalan karena selangkangannya ngilu.

Remon langsung menyibak selimut itu dan melemparnya ke sembarang arah. Ia meraih tubuh Tania dan menggendongnya ala bridal style. Membawa gadis itu masuk dan mendudukkannya di atas closet. Lalu segera berbalik dan menunggu di depan toilet.

Tania terdengar merengek di dalam. Tapi suaranya seperti orang kebingungan. Lalu tiba-tiba gadis itu menangis lagi. Membuat Remon dengan segera masuk ke dalam toilet lagi.

Gadis itu sedang menggeleng kuat sambil menangis dan tangannya terulur mengipas-ngipas ke arah Remon. "Ndaa bissa... Huaa..."

Remon meraih tangan Tania dan menggenggamnya. "Kenapa sayang?"

"Ndaa bissaa pippiss..." Gadis itu menyebikkan bibirnya dan menggerakkan tangannya kesal.

Remon sedikit membelalakkan matanya. Ia berjongkok di depan gadis itu dan membuka sedikit pahanya, takutnya ada yang terluka. Tania langsung menutupnya karena merasa malu.

"Bisa Sayang.." ucap Remon setelah sadar milik Tania sekarang memang sedang sakit.

Tania menggeleng kuat, "Nda bissaa naa ayyahhh.."

Gadis itu sungguhan. Ia merasakan sakit dan ngilu yang membuatnya ragu untuk mengeluarkan pipisnya.

Remon bangkit memperbaiki duduk Tania dan berdiri di samping gadis itu kemudian menjulurkan tangan besarnya menyentuh perut bagian bawah Tania yang berdekatan dengan daerah kewanitaannya lalu menggosoknya perlahan agar Tania segera mengeluarkan pipisnya.

Tania mencengkram erat tangan Remon dan merasa tubuhnya bergetar ketika mulai mengeluarkan pipisnya. Gadis itu mendesah kesakitan saat itu juga.

"Ahhh.. Ayyahhh.."

My Precious Girl [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang