Remon membawa Tania ke hotel yang sudah ia pesan. Sekarang sudah malam, sekitar pukul 8 lewat dan gadis itu belum makan. Tenang saja, Remon sudah mempersiapkannya.
Mobil sport Remon mulai memasuki basement bawah tanah yang dipenuhi lampu di sepanjang sisinya. Menarik perhatian gadis itu yang masih berpegangan di kemeja Remon.
"Kemana.. ayyah?" Tania mendongak menatap Remon, bertanya.
Remon tersenyum miring samar. Tidak mungkin kan Remon bilang akan menidurinya lagi.
Remon memarkirkan mobilnya. Gadis itu masih celingukan menunggu jawaban dari pria itu. Mesin mobil mati, sebelum keluar, Remon menyandarkan tubuh Tania di stir mobilnya. Membuat gadis itu mengangkat alisnya bingung sambil menatapnya.
Remon diam beberapa saat sambil terus memandangi wajah istrinya. Yang di pandang salah tingkah dan malah melihat ke lain arah.
"Ayyah.." Tania menyentuh kemeja Remon, tak mengerti dengan ayahnya.
Perlahan Remon memajukan wajahnya, tangan besarnya menarik tubuh Tania mendekat dan menyatukan kedua bibir mereka.
Tania sedikit terkejut dan langsung mengalungkan tangannya di leher pria itu. Remon memeluk pinggang Tania mesra dan mulai melumat bibir gadis itu.
Lagi-lagi Tania merasakan ada gelenyar yang aneh di perutnya. Sesuatu yang membuatnya seperti melayang dan haus akan sentuhan.
"Enghh.."
Remon menikmati desahan manja Tania di telinganya. Ia tau gadis itu menyukainya. Terbukti ketika pria itu sengaja melepaskan ciumannya sejenak agar gadis itu bernafas, namun langsung di kecup lagi oleh Tania yang semakin mencengkram erat kemeja di bahunya.
Kejantanan Remon menegang karenanya. Seharusnya ia tidak terburu-buru melakukannya di dalam mobil.
Remon memeluk Tania sembari tangan besarnya menyentuh payudara gadis itu dan meremasnya penuh nafsu. Membuat gadis itu mendesah dalam ciumannya akan sentuhan Remon di dadanya.
Remon mengerutkan keningnya dalam. Haruskah ia melanjutkannya disini sekarang?
Tiba-tiba ciuman mereka terputus, Tania yang melepasnya. Remon menatap gadis itu seolah bertanya.
"Ayyah.. Mmh.. O-oh.."
Remon mengerutkan keningnya, apa?
"O-oh.. Ayyah.." Tania menatap Remon dan tangan mungilnya bergerak menyentuh pipi Remon membuat pria itu tercekat. Remon melirik tangan mungil gadis itu lalu menggenggamnya menggunakan tangan besarnya.
"Apa sayang.." suara rendah Remon terdengar berat karena nafasnya yang memburu. Pria itu meraih tangan Tania dan mengecup telapaknya.
"O-ohh.." cicit gadis itu terus mengulang perkataannya.
Remon menautkan alisnya sambil berpikir, apa maksud gadis di hadapannya ini.
Diluar dugaan, Tania berpegangan pada kedua bahu Remon dan menaik turunkan tubuhnya sendiri seolah sedang menggenjot.
Remon seperti tak percaya, pria itu tercekat dan menatap Tania tak habis pikir. Remon tersenyum miring tanpa sadar. Apa gadis ini baru saja meminta hal itu?
Remon terus menatap Tania dan tersenyum samar. Apa ini sungguhan? Atau Remon yang salah tangkap?
"O-oh na ayyah.." Tania merasa malu terus di perhatikan oleh Remon tanpa suara. Ia langsung memeluk pria itu dan menenggelamkan wajahnya.
Remon mendekap gadis itu dan mengusap surai halusnya. Pria itu mengecup puncak kepala Tania dengan sayang.
"Mau apa sayang?" Remon berbisik di telinga gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Girl [21+]
RomanceWARNING!! 21++ Bijaklah dalam memilih bacaan! Mengandung Adegan Tak Senonoh dan hal-hal yang berbau sex! [Adegan 21+ berjalan sesuai alur dan plot cerita] Disarankan untuk pembaca yang sudah menikah. Yang masih kecik jangan ya nak🤓 Deskripsi: Remo...