15

252 67 8
                                    

Leo melangkah mendekat, menatap Zayyan dengan pandangan serius dan tidak sabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo melangkah mendekat, menatap Zayyan dengan pandangan serius dan tidak sabar. “Lepas pakaianmu!” 

Zayyan mundur setengah langkah, bingung dan canggung, alisnya terangkat. “Ha?” 

Leo merenggut, tangan kirinya bertolak pinggang sementara tangan kanannya sedikit terangkat seperti memberi isyarat agar Zayyan segera melakukannya.

“Cepat lepas!” 

Zayyan menatap Leo seolah memastikan dia tidak bercanda. Kedua tangannya otomatis memegang pinggiran kaos, tapi belum bergerak lebih jauh.

“Kenapa? Kenapa aku harus melepas pakaianku?” 

Leo mendekat, kali ini menunduk sedikit agar matanya sejajar dengan Zayyan.

“Nanti aku jelaskan. Tapi sekarang, cepat lepas,” katanya dengan suara lebih tenang tapi mendesak, seolah tidak ada ruang untuk membantah. 

Zayyan masih berdiri tertegun, menatap Leo dengan bingung dan tidak percaya. “Serius, Leo? Ini tidak masuk akal...” 

“Zayyan, dengarkan aku.” Leo menatapnya tajam, nadanya tegas tapi tidak marah. “Kalau kamu bau seperti itu, Lana pasti akan tahu. Dan itu tidak akan berakhir baik.” 

Zayyan mencium pakaiannya. “Aku tidak bau..” 

“Kamu bau duyung!” 

Zayyan mendesah, masih ragu. Memangnya kenapa kalau dia bau duyung?

“Lepas pakaianmu sekarang,” kata Leo lagi, suaranya mendesak. “Aku ambilkan handuk.” 

Zayyan mengangkat alis, setengah tidak percaya. “Apa dia benar-benar bisa membedakan bau? Memangnya kenapa kalau aku bau duyung?” 

Leo sudah berbalik menuju pintu belakang rumah tanpa menunggu jawaban. “Dia bisa. Dan kamu tidak akan tahu apa yang akan terjadi kalau dia tahu kamu berurusan dengan duyung.”

“Kenapa sih? Jangan bikin aku penasaran!” 

“Nanti aku ceritakan, tapi nggak disini.” ujar Leo sambil mengamati sekitar takut Lana muncul dengan tiba-tiba. "Sekarang cepat kamu mandi!"

Zayyan akhirnya melepas kaosnya dengan gerakan lambat, sedikit canggung, lalu memegangnya dengan ragu-ragu di tangan. "Serius, aku harus begini?" 

Leo mengangguk cepat, lalu menyambar kaos dari tangan Zayyan dan melemparkannya ke ember di dekat sumur. "Ya. Sekarang celanamu juga." 

"Celana juga?" Zayyan menatap Leo dengan ekspresi tak percaya, lengannya melipat di dada, mencoba melindungi rasa malunya. "Kamu bercanda, kan?" 

Leo menggeleng sambil berjalan ke arah pompa air. "Enggak. Ayo cepat sebelum Lana tau." 

Zayyan mendesah, melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang.

"Aku enggak percaya aku nurut..." gumamnya sambil mulai melepas celana.  "Kamu jangan lihat!"

[BL] Under The Sea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang