Part 3

1 1 0
                                    

Hyemi menyadari kesalahan yang ia perbuat tadi malam dengan sikap layaknya perempuan manja yang mudah sekali merajuk sungguh diluar ekspektasinya. Terakhir kali bahkan gadis itu sudah tak ingat lagi kapan ia harus terbawa perasaan dan harus merasa kesal dengan ucapan seseorang.

Hyemi bingung pada dirinya sendiri karena tidak biasanya ia bersikap seperti itu. Hyemi yang ia kenal adalah dirinya yang pandai menjaga perasaan dan tidak mudah tersinggung. Tapi, beberapa hari sejak di mulai dari Choi Yura yang mengamuk semuanya menjadi sedikit tak teratur.

Harusnya bukan begitu caranya. Mengabaikan rasa campur aduk yang melingkupi hatinya ia memilih untuk melepas perban yang melilit ditangannya. Hyemi merasa kondisi tangannya hampir membaik sepenuhnya. Haruskan ia berterima kasih pada orang yang sudah mengobatinya tersebut? Ia rasa tidak perlu karena ia telah melakukannya kemarin dan Hyemi juga tidak ingin Jungkook jadi besar kepala. Pria itu sangat arogan dan luar biasa narsistik.

Melihat ruang tengah yang telah kosong membuatnya paham kalau Namjoon dan kawan-kawan telah pergi dari apartemen Jungkook. Menyisakan kondisi yang berantakan dimana botol-botol soju dan bungkus cemilan berserakan akibat ulah mereka. Hyemi menghela napas kuat memupuk semangat dan mengumpulkan tenaga. Baiklah saatnya kegiatan untuk membersihkan benih-benih kuman dan bakteri.

"Oh, Jungkook kau sudah bangun?" tanya Hyemi dengan tangan yang memegang plastik sampah kala tak sengaja melihat presensi Jungkook tengah melewatinya menuju dapur dan tebak apa yang terjadi selanjutnya, malah pria itu melengos tanpa menjawab. Sungguh sopan santun sekali.

"Memangnya aku punya salah ya? harusnya dia yang merasa bersalah padaku." ujar Hyemi berbicara sendiri sembari mengendikkan kedua pundaknya. "Sudahlah dia kan memang aneh." lanjutnya kemudian kembali fokus pada kegiatan bersih-bersihnya.

"Aneh, egois, kepala batu, arogan, sok pintar padahal bodoh. Semuanya lengkap ada padanya. Oh ya satu lagi brengsek juga." kata Hyemi seraya tertawa dan mendecakkan lidah puas tak menyadari saat ia hendak memutar arah tubuh seketika ia menjerit kaget hingga kemoceng di tangannya terlepas.

"Astaga, Ya Tuhan... jantungku." keluhnya mengusap dada tertangkap basah menyebut satu persatu keburukan Jungkook yang membuat pria itu sedang menatapnya tajam dalam diam.

"E-eh.. hai, Jung. Sejak kapan kau ada dibelakangku bukannya tadi kau ada di dapur ya? Hahaha... Aduh kenapa ruangan jadi tiba-tiba panas ya?" racau Hyemi tidak karuan.

"Sudah puas mengataiku?"

"T-tidak ada. Siapa yang mengataimu?!" sanggah Hyemi pura-pura tenang.

"Mengataiku aneh, egois, kepala batu, arogan, sok pintar padahal bodoh serta brengsek apa itu adalah hobimu selama ini?" Jungkook meninggikan nada bicaranya perlahan melangkah ke arah Hyemi sehingga gadis itu terpaksa berjalan mundur.

"Tapi itu memang kenyataannya. Kau memang seperti itu sejak sekolah menengah. Si brengsek Jungkook yang gemar mematahkan hati para gad—YA! a-apa yang kau lakukan..." jerit Hyemi saat Jungkook memutar tubuhnya dan membenturnya ke tembok mengurung tubuh mungilnya dengan kedua tangannya erat membuat Hyemi meringis menahan ngilu pada punggungnya juga.

"Katakan sekali lagi..." pinta Jungkook dengan nada rendah namun terdengar menyeramkan sementara kedua manik hitam miliknya menatap Hyemi dalam.

"Jeon Jungkook breng—hmpfttt..." Belum selesai Hyemi melanjutkan perkataannya, Jungkook membungkam bibirnya dengan ciuman kasar. Sontak Hyemi terkejut bukan main, gadis itu berusaha mengumpulkan kesadarannya dengan memukul dada Jungkook berulang kali dengan tenaga seadanya.

Hyemi merasa lututnya lemas seperti jelly saat ia mendorong dada Jungkook yang terakhir kali, pria itu mundur dengan satu seringaian keji disudut bibirnya.

CANDOR (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang