*DIHAPUS SEBAGIAN* (Untuk Chapter ini saja)
(BISA DIBACA DI EBOOK)*****
Pria itu mendongakan kepalanya melirik ke sampingnya. Kaca mobilnya diketuk oleh seseorang yang melewati jalan dengan random. Tidak ada Hyemi, tidak ada pergulatan panas di atas ranjang melainkan sebuah mimpi aneh Jungkook yang berbau erotis. Pikiran Jungkook benar-benar kotor. Ia harus mendinginkan kepalanya dalam air es nanti.
"Jadi semua itu hanya mimpi?" monolog Jungkook pada diri sendiri menatap tak percaya pada keadaan di sekelilingnya. Ia tertidur di dalam mobil sampai pagi karena tidak menemukan eksistensi Hyemi sejak kemarin. Jungkook mendesah kasar, ia betul-betul merindukan gadis manis tersebut.
Di tengah-tengah keadaan yang sedikit kacau balau Jungkook mencoba menetralkan napasnya, mengembuskannya secara teratur. Kenapa sebuah mimpi bisa mendominasi? Pria itu lantas bersandar pada jok mobil melipat kedua tangannya dibelakang kepala sesekali bersiul pelan memperhatikan keadaan disekelilingnya hingga ekor matanya menatap sebuah subjek beberapa belas meter di depan sana.
Subjek yang kecil nan ringkih yang mengait beberapa helai daun dari pohon yang cukup tinggi di pinggiran trotoar. Anak jaman sekarang kelakuannya memang aneh-aneh batin Jungkook heran. Namun, ia tersentak saat tak lagi melihat subjek itu. "Eh, sudah pergi ya?" monolog Jungkook. Maniknya mencari presensi bocah tersebut karena jujur saja ditengah kefrustrasiannya mencari Hyemi setidaknya ia mendapatkan hiburan yang sederhana. Matanya mengerjap sesaat sampai ia benar-benar memicingkan mata kalau subjek tadi sejujurnya tidak pergi melainkan terbujur kaku di atas trotoar.
Jungkook membuka pintu mobilnya gesit menghampiri anak kecil tersebut. Jungkook menepuk pelan pipinya, "Hei, bangunlah. Hei, kau kenapa?" namun tak ada jawaban yang ia dapatkan. Air muka sang bocah teramat pucat membuat Jungkook semakin risau maniknya menari-nari melihat lingkungan sekitar.
Benaknya didera berbagai kalimat tentang apa yang akan terjadi kalau anak ini ditinggalkan sendirian. Lantas Jungkook menemukan asa ketika ia melihat tulisan kecil yang dibordir di atas saku baju anak tersebut. Jungkook kemudian menggendongnya membawanya masuk ke mobil.
Panti asuhan Boyookwoon
Panti asuhan Boyookwoon. Sebuah tempat childcare service center tak jauh dari sekolahnya dulu. Jungkook membawa anak kecil tersebut tergesa-gesa dan melihat pintu panti yang terbuka lebar. "Permisi," panggil Jungkook setengah berteriak tak lama kemudian para anak panti yang lain berlarian berkumpul di ruang depan panti dan Jungkook dapat melihat sosok wanita paruh baya mungkin pengurus panti memekik tatkala melihat salah anak asuhnya tak sadarkan diri.
"Jinwoo-ya, apa yang terjadi..." laung wanita itu memangku anak kecil yang ia panggil dengan nama Jinwoo tersebut. "Apa yang terjadi dengannya?" wanita itu kini menatap Jungkook.
"Saya menemukannya pingsan di pinggir trotoar dekat Seoul high school, Nyonya." Jawab Jungkook.
Wanita itu lantas mengangguk dan meninta salah satu anak panti menelepon dokter. Tak lama setelah itu suara familiar yang Jungkook kenal datang menyapa rungunya.
"Ada apa Bi, kenapa kalian ribut-ribut-Ya Tuhan, Jinwoo!" Serunya dengan wajah yang panik bukan main, Ia menarik anak kecil itu ke pangkuannya. Air mukanya begitu khawatir saat bibirnya berucap, "Dia punya kardiomiopati. Kenapa kalian biarkan dia pergi sendiri—" Hyemi dapat melihat genggaman kecil Jinwoo yang begitu erat dan ketika gadis itu membukanya ada beberapa helai daun maple di sana.
Gadis itu menggeleng pelan setetes air mata samar kini jatuh di pelupuk matanya, "Anak nakal, sudah kubilang tidak perlu mencari daun maple sialan ini. Bi, ayo kita bawa Jinwoo ke dokter." Hyemi menarik lengan wanita di sebelahnya. Gadis itu jelas tidak menyadari siapa postur dengan tubuh tinggi tegap yang berdiri di ujung ruangan karena dominasi anak-anak panti menutupi ruang geraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDOR (COMPLETED)
Fanfiction[COMPLETED] Kau tidak tahu kebenaran seperti apa yang tersimpan dalam hidupku karena yang kau lihat hanya sisi buruknya. - Jeon Jungkook Bagaimana kalau ternyata kisah hidup kita berdua ini sama atau mungkin milikku lebih kelam dari hidupmu? Hanya s...