🎉🎉🎉
"Kau pasti sudah melihat semuanya ya, Jung?"
Pemuda bersurai hitam dengan iris jelaga itu menganggukkan kepalanya pelan. Vokal getir yang sudah berapa hari ini tidak ia temui kini terdengar pedar merambat menuju liang telinga. Sejenak, ia menyusuri raut gadis dihadapannya dengan lamat, Jungkook mengerjap-ngerjapkan kedua maniknya beberapa kali seraya mengembuskan napas lega setelah memastikan satu hal.
See, ini bukan halusinasimu, Jeon Jungkook batinnya memecah keheningan yang bercokol dalam saraf-saraf empu. Jungkook pikir saking rindunya ia pada Hyemi ia kira dirinya akan menjadi sinting karena terlalu memaksakan kehendak.
Tapi, ini memang benar-benar Hyemi. Gadisnya, gadis yang memiliki hatinya sudah sejak lama. Maka demi membunuh pikiran-pikiran buruk, pemuda itu melangkah lagi lebih dekat memindai rupa Hyemi beberapa detik lantas berujar lirih disertai senyum lega. "Hyemi, sudah, tidak apa-apa."
Noktah bening yang terkumpul dipelupuk mata pada akhirnya turun bebas dengan sendirinya, mengalir disela kedua pipi gembil Hyemi. Gadis itu terisak pelan menutup mulutnya sesaat dan mundur beberapa langkah.
"Padahal aku menyembunyikannya mati-matian. Aku pikir kalau semuanya tersimpan dengan baik dalam kepala maka akhirnya akan baik-baik saja." laungnya pedar. "Pasti dia membuat banyak masalah ya? Aku merasa seperti monster jahat yang tidak berguna."
"Hyemi..."
"Kenapa juga aku harus dilahirkan kalau tidak pernah diharapkan." cecar gadis itu lagi seraya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.
"Hyemi-ya..."
"Kang Hyemi bodoh, tolol, sampah tidak bergu—"
Memangkas racauan pedih sang gadis, Jungkook tanpa ragu merengkuh Hyemi kembali dalam sebuah pelukan hangat penuh afeksi. Jungkook menggeleng kecil berucap dengan vokal yang amat menyejukkan hati. Manis sekali, sampai ia sendiri juga tidak percaya. "Seburuk apapun kisah hidupmu, berbagilah denganku, Hyemi. Kekurangan yang kau miliki biarkan aku yang memperbaiki dan menyempurnakannya. Mari mengubahnya dengan kenangan-kenangan baru yang indah." tutur Jungkook menepuk-nepuk punggungnya pelan tak lupa mengusap surai cokelat Hyemi lembut.
"Aku malu pada diriku sendiri, padamu, juga pada dunia. Hyeri pasti sudah banyak menyusahkanmu kan, Jung?"
Hem, iya sih tapi aku pikir tidak apa-apa.
"Tidak kok, dia tidak menyusahkan, hanya sedikit yah kau tahu... Dia agak berbeda." tukas Jungkook berhati-hati pada setiap kalimat yang ia lontarkan.
Hyemi menarik dirinya dari pelukan Jungkook. Mematut penampilannya sendiri menelisik satu persatu karya yang ditinggalkan Hyeri pada tubuhnya. Wajahnya kini lebih halus dan lembut, bibirnya terasa manis karena dipoles lipstik ataupun lip tint rasa buah. Surainya berubah total dari keriting menjadi lurus. Mati-matian Hyemi coba sembunyikan semua rahasia agar tidak kembali mengecap penderitaan tapi Hyeri malah mengacaukannya kembali.
"Hyemi, dengarkan aku!" Jungkook merendahkan batang tubuhnya mendaratkan kedua jemari pada masing-masing bahu gadis itu. "Aku tidak ingin kau berlarut-larut dalam kesedihan tapi aku harus katakan ini. Hyeri, tidak seburuk yang kau kira—Ehm, maksudku, aku tidak membelanya. Tapi, kau harus tahu fakta-fakta yang dia simpan untuk menjagamu selama ini, Hyemi-ya."
Hyemi lantas mendongak menatap tatapan teduh milik Jungkook. Mencari noktah kebohongan yang barangkali tersembunyi di sana namun alih-alih kelancungan, Hyemi tidak menemukannya sedikit pun melainkan sebuah ketulusan terpancar dari caranya bicara, bersikap, dan bertindak. Jungkook menceritakan semuanya pada Hyemi bagaimana Hyeri selalu berusaha melindunginya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDOR (COMPLETED)
Fanfic[COMPLETED] Kau tidak tahu kebenaran seperti apa yang tersimpan dalam hidupku karena yang kau lihat hanya sisi buruknya. - Jeon Jungkook Bagaimana kalau ternyata kisah hidup kita berdua ini sama atau mungkin milikku lebih kelam dari hidupmu? Hanya s...