Well, If you don't mind, perhaps you could play the song "still with you-Jk" for the better results :)HAPPY READING!
¤¤¤
Ketika napasku terlanjur berat dan jika suatu saat aku memang harus pergi. Maka jangan berduka terlalu lama. Sedihmu, isak tangismu pula deritamu simpanlah semuanya rapat-rapat dalam kotak pandora.
———
•Anonymcactus•Membuka sepasang kelopak mata dalam keadaan gelap memang bukanlah hal yang bagus. Apalagi, Hyemi terbangun seorang diri tanpa ditemani. Sebuah ruangan luas aneh tanpa sekat dan tanpa panorama apapun selain warna hitam yang mendominasi hadir menyapa pandang. Melihat ke kiri dan kanan hanyalah ketaksaan. Melihat ke atas pun tak lebih baik, tidak ada gugusan gemintang yang menampakkan diri hanya menyisakan untai selerang ironi.
Ini memang tempat yang aneh. Iya aneh sekali sampai-sampai membuat lisan kejur dan labium terkatup lekat.
Hyemi hanya berlari kecil mengitari sekitarnya semampu yang ia bisa. Tepat pada satu titik temu di ujung sana tatkala sebuah pendar cahaya muncul tiba-tiba, presensi dua sosok familier muncul dihadapannya. Jikalau yang satu tersenyum menyebalkan sarat akan ejekan seolah mengajak perang maka lain halnya dengan yang satu lagi yaitu menatapnya dengan senyum tipis namun mematikan.
"Eonnie?" panggil Hyemi ragu.
Salah satu sosok itu mendengkus gemas. Mengibaskan rambut indahnya sontak berujar. "Aish, akhirnya kau memanggilku dengan lembut juga ya gadis bodoh." keluh Hyeri berdecak seraya menggelengkan kepalanya.
Teramat jelas kalau Hyemi dapat membedakan keduanya. Apabila Hyeri pintar bersolek dan begitu fashionable maka subjek yang satu lagi begitu elegan juga kalem dengan aura yang begitu mencekam. Hyemi tidak terlalu akrab dengan kakaknya yang satu itu. Maka dari itu ia mudah melupakannya jika tidak dibangkitkan oleh Min Yoongi brengsek.
"Halo, Hyemi." kini sang kakak tertua menyapanya ramah.
"Kita ada di mana?" tanya Hyemi menatap sekeliling.
"Alam bawah sadarmu." jawab Hyera memberi tahu.
"Kami sadar kalau kami sudah banyak menyusahkan hidupmu, Kang Hyemi. Tapi, percayalah kami hanya ingin melindungimu dari orang-orang jahat." tutur Hyeri dengan senyum merekah.
"Pria itu, dia pemuda yang baik. Dia mencintaimu dengan setulus hati. Aku bisa merasakannya bahkan saat matanya memejam pun pikirannya hanya terisi olehmu." ungkap Hyera menatapnya dalam.
Hyemi mematung dalam bungkam. A-apa... Apakah keadaan Jungkook separah itu? Apa yang sudah terjadi. Hal terakhir yang mampu ia ingat adalah eksistensi Min Yoongi yang memukulnya dengan sadis lalu astaga, Ya Tuhan. Jungkook memang terluka parah karena menyelamatkannya ketika mereka berdua terjatuh dari bukit dengan ketinggian yang tidak cukup rendah.
"Hyemi-ya... Waktu kami untuk menjagamu sudah selesai. Sekarang kau bisa memiliki hidupmu sendiri. Kami tidak akan mengganggumu lagi. Pria psikopat gila itu juga sudah mati. Jadi berbahagialah." ungkap Hyera kini mendekat beberapa langkah membelai rahang Hyemi lembut tak lupa mengusap surainya.
Hyeri yang berada beberapa meter di hadapan sana mengedip jenaka tak urung menghamburkan pelukan. "Bersolek lah dengan cantik agar Jungkook tidak direbut wanita lain. Bukankah, aku sudah bilang untuk memakai semua baju yang kubeli. " cetus Hyeri merengut dengan bibir yang maju beberapa senti. "Kekasihmu itu sangat menggoda jangan sampai dilepaskan, oke."
"Selamat tinggal, Kang Hyemi." ujar Hyera memberinya seutas senyum manis pada pertemuan terakhir mereka.
"Jangan lupa buatkan keponakan yang lucu untuk kami ya, Hyemi." Itu adalah Hyeri yang mengatakannya. Gadis itu menggerakkan sebelah tangannya dengan pose mencakar lalu raut wajahnya menunjukan tanda plus plus ranah dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDOR (COMPLETED)
Fanfiction[COMPLETED] Kau tidak tahu kebenaran seperti apa yang tersimpan dalam hidupku karena yang kau lihat hanya sisi buruknya. - Jeon Jungkook Bagaimana kalau ternyata kisah hidup kita berdua ini sama atau mungkin milikku lebih kelam dari hidupmu? Hanya s...