"Aku sudah bilang kan kalau aku tidak mau kembali ke apartemenmu!"
Hyemi menggeleng kuat, pendiriannya tidak goyah meski berapa kali Jungkook memaksanya dengan alasan gadis itu tidak akan aman kalau bersikukuh hendak hidup sendiri. Lagipula Hyemi merasa apa untungnya lelaki ini menahannya di sana, dia bukanlah kerabat atau sanak keluarganya.
"Yura itu salah satu anak pemilik yayasan dari kampus ini, Kang Hyemi. Jelas dia sangat besar pengaruhnya, kau bahkan tak tahu seberapa nekat dan liciknya dia jika menginginkan sesuatu." peringat Jungkook lelah membujuk Hyemi dengan segala sifat keras kepalanya. Ketika pemuda itu tahu otak dibalik penculikan Hyemi, ia langsung mendatangi Yura, memberi gadis itu ancaman dan tidak akan segan-segan membuatnya di penjara kalau-kalau berani menyakiti Hyemi lagi.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri." sanggah Hyemi.
"Dengan cara diculik dan hampir diperkosa, itu yang kau sebut self awareness dan self defense?"
"Kalau kau hanya ingin menceramahiku sebaiknya kau pergi saja, Jung. Aku lelah berdebat denganmu kita selalu saja berakhir bertengkar kalau begini caranya." Hyemi mendesah lelah dan mengalihkan tatapannya.
"Tak pernah aku melihat gadis keras kepala sepertimu sebelumnya." kesal Jungkook diambang batas sabar.
"Kan aku sudah bilang kalau aku berbeda. Anggap saja aku bukan seorang gadis." ujar Hyemi asal dengan nada serius.
"Kau membuatku gila," Jungkook berdecak matanya memandang Hyemi tajam. "Tak bisakah kau melihat niat baik yang kuberikan padamu?"
"Aku hargai kebaikanmu, Jung. Tapi, sungguh aku tidak memerlukannya. Kau tidak perlu peduli karena toh aku bukanlah siapa-siapa untukmu." Hyemi berujar dalam.
"Apa? Bukan siapa-siapa? Siapa dirimu berhak berkata begitu?" Jungkook terperangah memejamkan mata sesaat. Ia melampiaskan kekesalan pada udara dan pergi meninggalkan Hyemi tanpa sepatah kata lagi.
Hyemi memandang punggung Jungkook dengan tatapan datar. Salah satu sifat yang ia tidak sukai dari laki-laki itu adalah memaksakan kehendak yang mana ia sangat-sangat tidak menyukainya.
Dibalik gedung fakultas, ada dua orang tengah menyaksikan konversasi mereka berdua heran.
"Lho, mereka sudah berbaikan ya?" tanya Bambam bingung menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Mereka sudah kembali bicara satu sama lain itu berarti memang sudah. Tapi, apa kau lihat kalau Jungkook tadi sempat memukul udara?" Yugyeom berpikir pasti ada yang salah lagi diantara mereka.
"Jungkook kan memang begitu, emosian dan tidak ter-prediksi." cetus Bambam.
"Kita tidak boleh diam saja begini, kita harus bergerak cepat." kata Yugyeom.
Bangunan megah dengan pilar-pilar mewah tersaji menusuk penglihatan saat Hyemi berdiri di depan gerbang besar
Bangunan megah dengan pilar-pilar mewah tersaji menusuk penglihatan saat Hyemi berdiri di depan gerbang besar. Bangunan khas yang begitu klasik perpaduan antara korea dan eropa menjadi satu. Sesaat Hyemi memandang takjub tapi beberapa detik itu pulalah ia tersadar kalau dirinya ke sini tidak lain tidak bukan untuk mempertanggung jawabkan sikap dan ketidakhadirannya di penyambutan penjamin baru cafe coffee break kemarin.
"Hyemi, tuan Jung sebenarnya marah padamu kemarin dia bahkan akan memecatmu langsung. Tapi kau beruntung penjamin kita memberitahu untuk memberimu satu kesempatan sebab kau juga punya alasan kenapa tidak datang bukan?"
Perkataan dari rekan kerjanya yang bernama Lee sunghyun bercokol dikepala tanpa berniat pergi. Ia meyakinkan dirinya sekali lagi kalau ia bisa menghadapi dan memperbaiki kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDOR (COMPLETED)
Fanfiction[COMPLETED] Kau tidak tahu kebenaran seperti apa yang tersimpan dalam hidupku karena yang kau lihat hanya sisi buruknya. - Jeon Jungkook Bagaimana kalau ternyata kisah hidup kita berdua ini sama atau mungkin milikku lebih kelam dari hidupmu? Hanya s...