BAB 7, PRINCESSA MIKAYLA

1 1 0
                                    

                Hari ini kita akan berkenalan dengan seorang princess di dunia nyata. Nggak bener-bener princess kayak Luna, sih, tapi Namanya adalah Princessa Mikayla, lengkapnya adalah Princessa Mikayla Putri Berlian. Umurnya 17 tahun, satu sekkolah dengan empat cowok ganteng Gavin, Eliezer, Gabriel dan Juan. Dan secara Teknis, cewek berzodiak gemini ini adalah kekasih hati dari Juan. Kalau kata banyak orang, Mika sama Juan itu cocok, soalnya kelakuannya sama-sama absurd hehe. Ngomong-ngomong, gadis penyuka kucing dan artis Korea ini juga terlibat dalam penyelidikan Gavin dan teman-temannya itu, soalnya walaupun absurd dan terlalu girly, tapi gengs, Mika adalah seorang ilmuan yang udah berkali-kali menang science competition di sekolah. Beberapa barang temuannya juga udah digunakan untuk beberapa instansi di negeri ini ; seperti allat penjernih air, penggembur tanah dan bajak sawah elektrik di pertanian, CCTV mini untuk menghindari angka pencopetan kepada Wanita, sama ini nih, alat yang baru-baru ini release dan baru dipake di penyelidikan ini juga, soalnya emang agak bahaya sih alat ini, karena dia berguna untuk mematikan system keamanan seperti CCTV dan lain-lain, nama alatnya adalah unblock system and code.

"Pagi Mik," sapa Gabriel saat berpapasan dengan gadis itu di tangga.

"Pagi, Gab, Juan mana? Gue kira dia bareng sama lo..." ucap gadis itu.

"Nggak tau bjir, gue belom ketemu dia hari ini, tadi gue bareng sama Tiwi, pacar gue, la kalian nggak ada kabar-kabaran ta?" tanya Gabriel.

"HP gue masih di-service karena gak sengaja masuk ke mesin cuci nih, jadi ya..."

"Astaga ya Tuhan, kapan itu kejadiannya?" Gabriel kaget.

"Ya semalem itu, salah gue sendiri sih..."

"La kok bisa sih Mikaaaa? Lo dodol, oon apa gimana?" Gabriel garuk-garuk kepala.

"Ya nggak semuanya, Gab, gue Cuma lupa," Mikayla menjawab enteng. Gabriel memucat, ia siap pingsan kapan saja sepertinya. Info aja nih ya, menghadapi sifat pelupanya Mikayla ini emang bikin jantung copot, soalnya selalu di luar nalar dan out of the box banget.

"Mik, terakhir lo jadi pelupa, kucing lo masuk ke dalam kulkas, lho," kata Gabriel.

"Iya, emang, makanya gue juga heran, kenapa gue nggak bisa sembuh ya?" tanya Mikayla. Gabriel tidak bisa menjawab. Duh elah, mang boleh yak sekalinya ada cewek cantik tapi absurd begini?

***
"Gav, lo udah balik ke rumah sakit lagi?" tanya Gabriel saat mereka bertemu di selasar antar kelas.

"Belum, Gab, gue nggak suka bolak-balik ke sana..." keluh cowok itu.

"La kenapa?" Gabriel heran.

"Setiap kali gue ngeliat Luna kayak gitu, gue ngerasa hancur aja karena nggak bisa membantu dia lebih banyak..." lirihnya.

"Yah, mau gimana lagi, kan kita juga lagi menngupayakan keadilan buat dia, bro, sabar ya, semoga lo juga nggak nyerah..." hibur Gabriel. Gavin mengangguk sekilas, sebelum akhirnya tatapannya hampa dan kosong lagi. Juan dan Mikayla datang beberapa saat kemudian, dan Gavin ke-distrek. Begitu dia tau ada Mikayla di depannya, langsung dia maki-maki gadis itu tanpa ampun.

"Dasar lo yaa, kemarin kenapa lo nggak bisa dihubungin? Untung aja anak-anak mainnya rapi, jadi nggak ada yang mendadak meriksain CCTV segala, kebiasaan, kalau dikasih tugas gak pernah bener!"

"Aduh, Gav, sorry banget yaa, tepat saat gue harus mengerjakan misi, kegoblokan gue dimulai, masak gue nyuci jaket sama HP-nya yang masih ada di dalam, jadi aja deh..."

"Astaga Tuhankuuu Mikaylaaa, Juan, lo kok betah sih sama dia?" Gavin menggeleng tak percaya.

"Ya gimana yaa, aku sama dia se-frekuensi sih, jadi daripada kita berdua sama-sama tersudutkan karena jadi minoritas, kkenapa nggak terus kita berusaha saling meng-cover dan melengkapi kekurangan masing-masing..." Juan tertawa, merangkul pundak kekasihnya, membuat Gavin jadi semakin geregetan.

"Haduh, terserah lo pada aja deh ya kalau soal ini. Tapi pertanyaannya, kapan kita mau melanjutkan penyelidikan?" tanya Gavin lagi akhirnya.

"Nggak tau kapan lagi, bro, yang jelas jangan terlihat terlalu rapat jaraknya, atau terlalu rutin agendanya. Kita punya banyak CCTV yang bisa mendengar soalnya..."

"Wih, canggih dong berarti Gab? Dipasang dimana itu kira-kira?" tanya Mikayla.

"Hah? Apanya?" Gabriel nge-blank.

"Itu, kata lo tadi ada CCTV yang bisa ngedenger, mana sini? Gue otak-atik nanti cara kerjanya..."

"Itu cuma istilah, Mikaaaa!" seru Gavin, Gabriel dan Juan bersamaan. Mikayla nyengir. Lagian kebiasaan bergaul sama ilmu eksak nih, jadi nggak paham peribahasa atau kiasan dalam Bahasa Indonesia, repot emang kalau temenan sama Mikayla, segala sesuatunya harus dijelaskan secara detail, kalau nggak bakal salah paham dia.

***
Eliezer muncul sekitar satu jam kemudian, dia keringetan parah habis main basket.

"Duh, bentar ya, gue mau mandi dulu..." katanya kepada Gavin dan kawan-kawan.

"Di tengah kantin ini? Gila lo El, mentang-mentang gurunya lagi rapat semua malah mau bikin onar!" seru Mikayla, lagi-lagi dengan pemikiran out of the box-nya. Sesaat Eliezer melongo, sebelum akhirnya dia sadar.

"Bjir ya enggak lah, ngapain gue mandi di tengah kantin? Sarap kali lo ya, yang ada cewek-cewek satu Dream High school malah kesenengan ngeliatin roti sobek, udah ah, gue mau ke locker room terus ke toilet, tambah puyeng gue ngedengerin analisis ngawurnya si Mika!" sungut Eliezer seraya berlalu dari sana. Hadeeeh, sabar El, sabar.

"Eh guys, sekarang misi lanjutan kita apa nih? Soalnya gue juga lagi sekalian eksperimen bikin beberapa alat baru..." Mikayla memecah kesunyian.

"Ntar dulu, Mik, kita masih harus bbaca situasi, Gavin sendiri juga masih melihat dan mengamati pergerakan..." kata Gabriel. Dia tau mood-nya Gavin masih agak buruk, maka ia berinisiatif menjadi "jubir" alias jjuru bicara Gavin untuk sementara. Duh, udah kayak presiden aja kan ni anak? Tapi siapa juga ya yang nggak mau dipimpin sama cowok secakep itu?

"Ya udah deh kalau gitu, gue mau ke perpus dulu, nyari buku..."

"Ya udah sayang, yuk aku anter," kata Juan. Mikayla mengangguk, lalu mengambil tangan kekasihnya untuk digandeng. Hadeeeh, ya udah dilanjut deh bucinisasinya, aku mau makan seblak dulu sambil menulis kisah selanjutnya, hehehe.

(TBC).

TIBA-TIBA MENJADI PUTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang