Eighth

1.6K 182 1
                                    

    Mata Yessa terus perhatikan Habel yang saat ini sedang terlelap dalam pangkuannya.

Wajah Habel ini serasa tak asing pada pandang Yessa, ia seperti pernah melihat pahatan wajah yang hampir mirip dengan wajah Habel tapi ia lupa dimana ia melihatnya.

Tangan kanan yessa Yessa yang terbebas ia gunakan tuk rapikan rambut kecoklatan Habel, rambutnya sangat halus dan wangi.

Kemudian jari telunjuknya ia gunakan tuk mainkan bibir tipis Habel yang sedikit terbuka saat sedang tidur.

Lucu.

Sangat lucu, Habel yang sedang tertidur seperti ini terlihat begitu mengemaskan dimata Yessa.

" lo lucu banget sumpah!, mirip bayi "

Yessa terkekeh gemas kemudian ia ciumi pucuk kepala Habel berulang kali karena gemas, dan itu membuat Habel mengeram karena tidurnya mulai terusik.

Reflek, Yessa langsung tepuk tepuk pelan bokong Habel supaya bocah yang usianya hampir menginjak 16 tahun itu kembali tenang dalam tidurnya.

Tak selang lama kemudian terdengar bunyi derap langkah kaki yang berjalan tergesa-gesa menuju tempatnya duduk.

Saat Yessa mendongak, ia temukan ketiga teman Habel yang mana langsung buat Yessa arahkan telunjuknya kedepan bibir, peringatan supaya mereka dapat kondisikan langkah kaki mereka supaya Habel tak terusik lagi dalam tidurnya.

Ketiga teman Habel yang faham pun segera pelankan langkah kaki mereka saat temukan Habel yang terlelap dalam pangkuan Yessa.

" pantesan kita cariin kemana mana kok nggak ada, taunya disini " ucap Sadewa dengan intonasi suara sepelan mungkin, supaya Habel tak terusik dalam tidurnya.

" daritadi? " tanya Aaron sambil ambil tempat duduk disamping Yessa, sementara Fahmi dan Sadewa berdiri dihadapkan mereka.

" lumayan lah "

Aaron ulurkan tangannya hendak bangunkan Habel tapi tangannya langsung ditepis kasar oleh Yessa, dan hal itu sukses buat Aaron berdecih tak terima.

" kita mau pulang, ya kali nggak dibangunin, nggak ada yang bawa mobil diantara kita soalnya " kesal Aaron.

" nggak usah dibangunin, gue tadi kesini bawa mobil, lo bisa nyetir kan? "

" bisa lah "

" lo bawa mobil gue "

Aaron angsurkan tangannya yang mana buat Yessa yang masih memangku Habel itu bersusah payah tuk ambil kunci mobilnya disaku jaket.

" motor lo ntar siapa yang bawa? " tanya Sadewa.

" gampang itu, besok kan bisa "

" kalau hilang? "

"Beli lagi "

" orang kaya mah bebas " celetuk Fahmi.

" lo juga kaya ege! "

Tak mengindahkan Aaron, Fahmi dan Sadewa yang kini mulai berdebat kecil, Yessa langsung bangkit, berjalan dengan langkah pelan menuju tempat dimana mobil mewah miliknya terparkir.
Sesekali tangannya ia gunakan tuk tepuk pelan pantat Habel supaya bocah itu kembali nyaman dalam posisinya.

Tiga sekawan itu yang menyadari Yessa sudah tak berada di sana pun segera menyusul, sambil sesekali lemparkan candaan yang mana dapat buat mereka tertawa lepas.





_Bocah Kesayangan_




Setelah tempuh perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam karena terjebak macet, akhirnya mobil mewah milik Yessa yang dikendarai Aaron berhenti pada halaman luas bangunan megah milik keluarga Laksamana.

Bocah KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang