" ini aku mom... Javier, putra mommy..." lirih Javier namun Yuvia masih diam ditempatnya, badannya terasa kaku walau hanya sekedar untuk berbalik.
" mommy... Please.... "
Yuvia yang masih terdiam ditempatnya itu kini berbalik badan saat telinganya mendengar suara lutut yang berbenturan dengan aspal.
Lidah Yuvia terasa keluh, bingung hendak berucap apa saat kini ia lihat orang yang mengaku sebagai putranya itu kini menangis sambil menundukkan kepalanya.
Dengan insting keibuannya, Yuvia pun ikut berjongkok dihadapan Javier lalu ia tangkup wajah Javier dengan satu tangannya.
Yuvia baru sadari bahwa garis wajah Javier hampir mirip dengan suaminya, bahkan tatapan mata anak ini sangat mirip dengan suaminya.
Dari jarak sedekat ini Javier tidak bisa untuk tak semakin keraskan suaranya, ia benar benar sangat merindukan ibunya.
" Javier, putra mommy " anggukan kepala Yuvia dapatkan.
Mata Yuvia berkaca melihat anggukan sang anak, perlahan ia bawa sang anak yang ia tinggal hampir enam belas tahun itu kedalam dekapannya.
Sementara Javier sendiri pejamkan mata tuk nikmat pelukan sang mommy yang sudah lama tak dirasa olehnya.
" mommy.. Javier rindu mom.... "
Lidah Yuvia keluh, ia semakin eratkan pelukan pada sang anak sementara Javier sendiri juga lakukan hal yang sama.
Dua insan itu saling lepaskan kerinduan satu sama lain sampai tak menyadari bahwa dua orang pemuda kini menatap dengan ekspresi berbeda kearahnya.
Yang satu dengan wajah bingung sementara satunya dengan wajah menekuk karena kesal.
Dengan terburu yang satu meninggalkan pemuda itu yang mana buat yang ditinggalkan semakin menekuk wajahnya.
" Jav lo ngapain? "
Johan yang merasa sungkan hendak meraih pundak Javier supaya tak sembarangan memeluk orang ditempat umum seperti ini, namun pergerakannya terhenti saat dua insan itu menoleh kearahnya.
Dan Johan semakin terkejut lagi saat tatapan matanya jatuh pada wanita tak asing yang teramat sangat ia rindukan.
" mom - mommy... "
" Johan? "
Mendengar suara bergetar Yuvia memanggil namanya tak bisa untuk tak buat Johan jatuhkan air matanya.
Johan berjongkok tuk samakan tingginya dengan adik serta mommy yang baru saja ia temui.
" mommy... Johan miss you so much mom.." Johan peluk Yuvia seerat mungkin dan begitupun Yuvia yang balas pelukan Johan.
Tak memperdulikan jika nanti tangan Johan yang kotor terkena oli akan kotori dress yang ia kenakkan. Yuvia tak memperdulikan hal itu karena yang terpenting sekarang ia dapat berjumpa dengan dua diantara beberapa orang yang amat sangat ia rindukan.
Mereka yang terlena tuk lepaskan rindu satu sama lain dalam dekapan hangat sampai tak menyadari bahwa kini Habel sedang memperhatikan mereka dengan bibir yang sudah melengkung kebawah.
Matanya sudah dipenuhi oleh genangan air mata, saat ia berkedip, bisa dipastikan genangan itu pasti akan jatuh basahi pipinya yang kini sudah memerah.
Habel hampiri tiga orang yang sedang berpelukan itu, kemudian tanpa aba aba ia tarik rambut salah satu dari pemuda itu sampai buat yang ditarik terjengkang kebelakang.
" AKH"
" INI MAMA AKUUU!! KENAPA KALIAN PELUK MAMA AKUUU!!! " kesal Habel sambil hentak hentak kan kakinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/379294865-288-k30416.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah Kesayangan [ End ]
Teen FictionNggak bisa bikin sinopsis, jadi langsung baca aja ya....!!!