14. mencari titik awal

106 19 12
                                    

Lima hari setelah keluar dari rumah sakit, lisa sudah kembali ke sekolah. Pertama-tama dia menemui anak didiknya yang telah berhasil menjadi juara, sebagai hadiah, lisa memberikan uang pada mereka dan di bebaskan untuk digunakan apa saja asal bisa di nikmati untuk satu tim.

"Yes, makasih miss" Ucap hyunsuk mewakili.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit yah. Untuk kelas dance akan saya liburkan sementara waktu" Ucap lisa memberitahu.

"Iya miss, kami doakan supaya keadaan miss segera pulih dan bisa mengajari kami untuk perlombaan berikutnya" Ucap hyun suk.

"Iya, Terima kasih untuk doanya. Miss tinggal yah, selamat siang"

"Siang miss"

Kondisinya masih tidak memungkinkan untuk mengajari dance,jadi keputusan ini adalah yang terbaik, setelah memberi pengumuman itu, lisa kembali ke ruang guru dengan langkah pelan. Itu karena kakinya masih terasa sedikit sakit untuk menapak dengan sempurna.

"Li, mau aku bantu?" Tawar nayeon menawarkan diri. Chaeyoung yang mendengar segera mendongak menatap lisa dan nayeon secara bergantian.

"Tidak perlu nay, aku masih bisa sendiri kok" Tolak lisa lembut.

"Baiklah, jika butuh bantuan katakan saja oke. Kalau begitu aku pulang duluan, chae duluan yah" Pamit nayeon.

"Hati-hati nay" Balas chaeyoung singkat.

Lisa meletakan tangan di pinggang, dia menatap chaeyoung yang masih sibuk dengan laptop di hadapannya.

"Mau pulang tidak? Atau mau menginap di sini?" Tanya lisa to the point.

"Pulang lah, aku nungguin kamu juga"

Chaeyoung segera mematikan laptop padahal game yang dia mainkan hampir saja menang. Dia juga membereskan barang-barang lisa dan membantu untuk membawakan nya.

Lisa merangkul kan lengan di bahu chaeyoung, mereka berjalan dengan pelan menuju halte dimana Sean akan datang dan menjemput keduanya.

Selama masa pemulihan, Sean lah yang bertugas mengantar dan menjemput lisa. Ini juga perintah chungha, akibat kecelakaan kemarin membuatnya jadi trauma, sampai-sampai melarang lisa untuk menyetir ketika sembuh nantinya.

"Sebenarnya kamu mau nyiksa aku yah li? Kenapa kamu tetap menahan aku? Seharusnya kamu benci sama aku? Kamu juga harusnya putuskan hubungan persahabatan kita? Tapi kenapa sekarang kamu tetap bersikap baik padaku? Seakan-akan tidak ada hal sensitif yang baru saja kita bahas. " Tanya chaeyoung jadi frustasi sendiri karena lisa benar-benar menjaga dia agar tidak pergi kemanapun lagi.

Saat pertama kembali ke sekolah kemarin pun, chaeyoung mencoba untuk menjauhi lisa lagi, tapi wanita berponi itu segera menarik dan memintanya untuk tidak bertindak seperti yang telah lalu. Walau dia sendiri sudah tahu rahasia yang selama ini chaeyoung pendam.

"Aku tidak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya, aku harap kamu tidak melupakan itu" Tekan lisa dengan wajah serius.

"Tapi ini akan menyiksaku  li, perasaan ini masih ada. Kalau kita dekat terus, aku akan semakin sulit untuk mengontrolnya, tolonglah li" Mohon chaeyoung, dia sampai menggoyangkan lengan lisa seperti anak kecil yang tengah memohon-mohon.

"Chae, kalau sampai kamu nekat pergi seperti dulu, aku jamin yang akan kamu temui hanya batu nisan dengan ukiran nama aku di sana. Ingat itu baik-baik chae" Ancam lisa yang terlihat sangat serius dan tentu tidak main-main.

Chaeyoung sampai menelan ludah, dia tidak siap jika itu benar-benar terjadi, tapi dia juga akan tersiksa jika terus berada di dekat lisa.

Tanpa di tahu oleh chaeyoung, lisa sendiri pun bingung harus mengambil langkah seperti apa lagi. Dia tidak mau kehilangan chaeyoung tapi di satu sisi dia juga tahu perasaan yang chaeyoung miliki untuknya. Menahan chaeyoung memang akan menyakitkan untuk wanita blonde itu tapi jika chaeyoung tidak ada maka lisa lah yang akan terluka.
.
.
.
.
.

PROTECT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang