Chungha meminta lisa untuk mengundang Sean makan malam di rumah. Ini hari ulang tahun tunangan sang anak, sebagai calon mertua, chungha hanya ingin memberikan yang terbaik untuk calon menantunya itu.
Ketika mendengar bel, lisa langsung bergegas menuju pintu. Dia tersenyum saat mendapati Sean berdiri di depan pintu dengan dua bucket bunga indah di tangannya.
"Hei apa ini, siapa yang ulang tahun sebenarnya sih?" Lisa tertawa lucu di balas senyuman manis oleh Sean. Dia memberikan salah satu bucket pada lisa.
"Sangat canggung kalau datang tidak bawa sesuatu tahu, lagipula kenapa kalian melarang ku sih?" Tanyanya sedikit kesal. Lisa pun kembali tertawa.
"Karena kamu yang ulang tahun sayang, kamu melarang karena seharusnya kami yang memberikanmu sesuatu. Sekarang ayo masuk, mommy sudah memasak makanan terbaik nya khusus untukmu" Ajak lisa menarik tangan kiri Sean untuk masuk.
Keduanya berjalan dengan tangan saling bergandengan, hingga tiba di ruang makan. Sean langsung memeluk chungha dan memberikan bucket di tangan untuk calon ibu mertuanya itu.
"Repot-repot sekali bawa bunga hm, sebelum itu selamat ulang tahun putra mommy, semoga apa yang kamu inginkan segera terwujud, terutama pernikahan kalian" Ucap chungha penuh harap.
"Amin" Balas lisa dan Sean bersamaan.
Chungha mempersilakan keduanya untuk duduk, dia mulai menyajikan makanan buatan nya ke atas piring milik Sean dan lisa. Makanan itu langsung di cicipi oleh Sean yang langsung memberikan pujian karena rasanya yang sangat enak.
"Masakan mommy memang yang terbaik" Puji Sean tanpa henti. Hal itu membuat chungha merasa sangat di hargai. Dia senang makanan buatannya di puji enak oleh calon menantunya.
"Terima kasih sayang, kalau begitu habiskan okey" Titah chungha sembari menambahkan isi piring milik Sean. Lisa terkekeh ketika melihat mata Sean melotot, isi piringnya jadi lebih banyak dari sebelumnya.
Setelah makanan habis, chungha memberikan waktu untuk lisa dan Sean berduaan. Dia membiarkan lisa yang membawa Sean untuk duduk di teras rumah sementara dirinya berada di kamar.
Di teras itulah lisa bercerita sambil menyandarkan kepalanya di bahu lebar milik Sean.
"Maaf yah aku masih tunda pernikahan kita dengan alasan yang sama" Ucap lisa merasa tak enak hati. Apalagi Sean adalah lelaki yang sudah siap secara mental maupun material.
"Bukan masalah buat aku sayang,apalagi ada keinginan kamu yang belum bisa terpenuhi karena takdir, aku siap untuk menunggu kamu selama apapun itu" Sean kecup kepala lisa penuh sayang. Lisa sendiri memejamkan mata ketika bibir Sean menempel lama di atas kepalanya.
"Sayang, aku sudah hampir putus asa untuk mencari chae. Jikapun ketika aku ulang tahun yang ke 30 nanti tapi chae belum juga aku temukan, aku ingin kita tetap menikah saat itu juga. Aku sudah sangat egois selama ini, maaf" Lisa memeluk lengan Sean semakin erat. Jika saja orang lain yang ada di posisi Sean, belum tentu akan sesabar lelaki di sampingnya ini.
"Kamu yakin?" Tanya Sean memastikan, dia ingat betul keinginan lisa yang ingin di saksikan oleh chae di saat menikah nanti.
"Aku yakin, maaf sudah menunda terlalu lama." Lisa mendongak hingga mata keduanya saling bertemu.
"Baiklah, jika itu sudah jadi keputusan kamu. Tapi perlu kamu ingat, aku akan selalu berusaha untuk melacak sahabat kamu itu" Ungkap Sean penuh tekad. Lisa kembali tersenyum, dia hampir menyerah tapi tunangannya justru terlihat masih sangat bersemangat untuk mencari, apapun pasti akan Sean usahakan asal itu adalah kebahagiaan lisa.
"Terima kasih.." Ucap lisa tersenyum.
"Sama-sama sayang" Balas Sean ikut tersenyum.
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECT YOU
FanficCeritanya sensitif, jadi yang kurang nyaman bisa skip aja yah..thank you Ingat ini cuma sebatas karangan yang aku selipin sesuatu yang terjadi di sekitar aku.. G×G G×B