15. wedding

252 25 14
                                    

Setelah sempat di tunda karena lisa kecelakaan dan harus pemulihan cukup lama. Akhirnya hari ini pernikahan yang Sean siapkan bisa terlaksana juga. Pagi tadi mereka sudah mengucap janji suci bersama, membuat keduanya telah resmi menjadi pasangan suami istri baik di mata Tuhan maupun di mata hukum. Dengan tanggal spesial lisa dimana hari ini juga bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 30.

Setelah pengucapan janji suci itu, seluruh keluarga dan rombongan tamu di bawa ke bukit yang kemarin sempat lisa dan chaeyoung kunjungi. Seperti rencananya, lisa akan tetap melaksanakan resepsi pernikahan di sana. Di sisi lain chaeyoung mati-matian menahan sesak di dada, sejak tadi dia menangis tapi berusaha untuk menghapus dan mencoba untuk menjadi lebih tegar.

Jisoo dan jennie selalu berada di sisi chaeyoung. Mereka ikut merasakan rasa sakit yang chaeyoung rasakan. Sebagai sahabat, mereka mencoba untuk menjadi penopang untuk chaeyoung yang benar-benar hancur oleh perasaannya sendiri.

"Bisakah aku membencinya, dia tahu perasaanku tapi tetap memaksaku untuk hadir di sini" Gerutu chaeyoung kesal.

"Padahal kamu bisa kabur tapi kenapa juga tetap nekad datang?" Tanya jisoo, dia melihat kesempatan itu pada saat perjalanan kemari. Lisa tampak sibuk dengan urusan lain, seharusnya jika chaeyoung mau, dia bisa saja pergi ke tempat lain.

"Kalian siap melihat batu nisan dengan ukuran nama lisa? Kalian pikir ancaman dia itu main-main" Desah chaeyoung frustasi.

"Ya sudah nikmati saja pesta ini, jadikan ajang seleksi juga siapa tahu ada laki-laki atau perempuan yang kamu taksir, bukankah lisa minta kamu untuk coba buka hati lagi agar cepat move on darinya" Goda jennie sambil mencubit gemas pipi chaeyoung.

"Only lisa, ingat itu" Tegas chaeyoung sebelum meninggalkan keduanya menuju meja minuman.

Chaeyoung mengambil satu gelas wine, dia butuh pengalihan yang bisa membuatnya lupa akan rasa sakit di hatinya. Dia pun memilih untuk menepi sejenak ke tempat yang lebih sepi dari tamu-tamu.

"Chae"

Nayeon berjalan menghampiri dengan segelas wine di tangan kanannya.

"Hai nay" Balas chaeyoung tersenyum hangat.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya nayeon membuat kening chaeyoung mengerut. Tentu bertanya-tanya apa maksud dari pertanyaan nayeon ini.

"Maksudnya? Memangnya aku terlihat sedang sakit?" Tanya chaeyoung memastikan.

"Sorry, bukannya mau nguping tapi waktu itu tidak sengaja aku mendengar pembicaraan kamu dengan lisa, di rumah sakit, tentang kamu yang menyukai lisa lebih dari sahabat"

Chaeyoung langsung menoleh kanan dan kiri, dia memastikan tidak ada orang lain yang mendengarnya. Dia sendiri cukup terkejut karena nayeon ternyata tahu dan selama ini juga diam saja tidak pernah menyinggung walaupun mereka kerap menghabiskan waktu bersama di ruang guru.

"Nay, kamu pasti risih kan sama aku sekarang. Sorry, aku juga tidak akan memaksa kamu untuk tetap dekat denganku. Dan bisakah kamu simpan rahasia ini untukku?" Tanya chaeyoung harap-harap cemas. Nayeon tersenyum lepas, dia memberi anggukan yang membuat chaeyoung menjadi lebih tenang.

"Tenang chae, aku orang yang open minded. Aku tidak akan menjudge kamu atas perasaan yang kamu punya untuk lisa"

Chaeyoung menghela nafas lega, dia segera menggenggam tangan nayeon dengan erat.

"Terima kasih nay, Terima kasih karena sudah mau mengerti aku" Ucapnya dengan senyuman.

"Sama-sama chae" Balas nayeon.
.
.
.
.

Setelah kembali dari bukit, lisa mengajak chaeyoung untuk bicara berdua. Kini mereka ada di teras rumah dengan secangkir coklat hangat sebagai teman obrolan mereka.

PROTECT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang