Sudah tiga hari lisa cuti untuk berbulan madu di Swiss bersama dengan Sean, chaeyoung menatap sendu meja di depannya yang kosong. Biasanya dia akan melihat lisa duduk di sana, mereka bicara banyak hal, membahas sesuatu lucu yang tiba-tiba mereka ingat pada saat zaman sekolah dulu.
Chaeyoung benar-benar merindukan lisa, dia bertanya-tanya apakah yang sedang lisa lakukan di sana.
Apa dia bahagia?
Bodoh!
Lisa menikah dengan orang yang dia cintai, sudah pasti dia bahagia sekarang. Chaeyoung memukul kepalanya, kenapa sangat sulit mengenyahkan lisa dari pikirannya barang sehari saja. Kenapa setiap dia melamun hanya wajah lisa yang terus muncul.
"Chae" Tegur nayeon yang melihat chaeyoung mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Apa nay?" Tanya chaeyoung dengan malas. Dia ingin segera pulang, tapi dia memiliki tanggung jawab untuk melatih anak vokal yang akan mewakilkan provinsi Seoul di kancah nasional dua minggu lagi.
"Sudah waktumu untuk mengajar" Ucap nayeon membuat tubuh chaeyoung menegak. Dia melihat jam di ponsel dan mendesah dengan kasar. Semua ini karena lisa, dia jadi melupakan waktu seperti ini.
"Aku pergi dulu nay, Terima kasih sudah mengingatkan" Chaeyoung buru-buru keluar, dia pasti sudah membuat anak-anak menunggu di ruang latihan.
Sementara nayeon menatap penuh kasihan pada chaeyoung, wanita itu jadi berantakan, setelah lisa menikah dan mengambil cuti, dia selalu saja melamun. Menangis tiba-tiba, terkadang chaeyoung sampai melewatkan jam makan. Itu membuat nayeon jadi khawatir, walau belum lama mengenal, tapi nayeon juga sudah menyayangi chaeyoung seperti dia menyayangi lisa sebagai seorang sahabat dekatnya.
"Aku harap chaeyoung menemukan jalan yang tepat" Ungkapnya berharap.
Kembali pada chaeyoung, dia mencoba untuk fokus mengajari anak didiknya. Lomba ini tingkat nasional yang mewakili setiap provinsi jadi pasti lawannya akan lebih sulit dan kemampuan mereka pasti akan semakin baik lagi.
Namun apapun itu tantangannya, chaeyoung akan berusaha untuk memberikan hasil yang baik. Dalam pemilihan lagu pun tidak sembarang chaeyoung pilih, dia memilih lagu yang benar-benar terbaik dengan mempresentasikan tema yang di tentukan.
Ketika sedang memperhatikan lantunan anak didiknya, tiba-tiba ponsel chaeyoung bergetar panjang, dia melihat ada nama lisa di sana. Chaeyoung hanya menatap layar ponselnya yang menyala tanpa ada niatan untuk menerimanya.
Chaeyoung justru menyimpan ponsel nya di atas kursi lalu kembali memperhatikan anak didiknya berlatih.
Sejak obrolan malam itu keduanya belum pernah bicara lagi, ini adalah panggilan telfon pertama yang lisa lakukan, namun belum bisa membuat mereka kembali bicara.
.
.
.
.Chaeyoung kembali mampir ke apartemen milik jennie dan jisoo, wanita berbibir hati itu sedang mengurus perusahaan dan hanya ada jennie di sana sekarang.
Keduanya duduk di ruang tengah sambil memakan spageti yang jennie buat lengkap dengan tontonan drama terbaru yang kebetulan mereka sama-sama suka.
"Jen, berapa usia kandunganmu?" Tanya chaeyoung karena melihat perut jennie sudah semakin membuncit.
"Bulan ini masuk ke usia 8 bulan, sebentar lagi chae. Aku akan resmi jadi ibu" Ucap jennie senang, dia usap perutnya dan tak lama mendapat balasan dari si bayi.
"Kamu beruntung bisa memiliki jisoo yang memiliki perasaan sama, sementara aku huftttt" Chaeyoung menghela nafas kasar. Dia masukan gulungan mie itu ke mulutnya dengan malas.
"Aku tidak tahu bagaimana hasilnya jika dulu kamu berani ambil langkah seperti jisoo, bukannya menghilang bertahun-tahun"
"Aku terlalu takut jen"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECT YOU
FanfictionCeritanya sensitif, jadi yang kurang nyaman bisa skip aja yah..thank you Ingat ini cuma sebatas karangan yang aku selipin sesuatu yang terjadi di sekitar aku.. G×G G×B