23.bilang ini mimpi!

419 41 3
                                    

"malang sekal- h-hah? kok, bangsat coba aja gua ga lempar sumpah jangan gini cok!"ucap irrad lalu terduduk di lantai sambil mengacak-acak rambutnya menyesal.

rinz yang merasa sesuatu yang tidak kena ia perlahan-lahan membuka matanya dan ia melihat skylar yang berada di hadapannya terbaring sambil memegang perutnya yang ditusuk dari jauh, darah yang berceceran banyak sekali.

sutsujin sebagai saksi di belakang rinz ia seketika membeku dan nafas yang tidak karuan, sutsujin bisa di bilang mempunyai anxiety dan sekarang penyakitnya kambuh.

rinz perlahan-lahan berdiri dari kerusi nya lalu mengepalkan tangannya dan melihat kondisi skylar terlebih dahulu, air matanya menitis hingga ke pipi yang tidak berhenti layaknya air terjun yang mengalir ke bawah, ia tidak sangka bahwa skylar akan datang namun di waktu yang salah.

"s-sky? jangan gini sky hiks, sky m-masih bisa nahan rasa s-sakitnya?"ucap rinz lalu melihat sekeliling dan ia melihat bahwa ada dyren dan sutsujin yang sedang di belakangnya, rinz melihat wajah dyren yang tidak puas hati itu namun ia lupa bahwa ia harus menenangkan sutsujin terlebih dahulu.

"a-aku ga boleh kalah, kata mamah aku harus kuat! tapi kalo yang ini emang aku boleh kuat?  kata mamah ga pernah gagal."ucap rinz pada dirinya sendiri lalu menatap irrad yang terduduk menyesal ia perlahan-lahan menghampirinya lalu menatapnya dengan tatapan kosong yang penuh dengan rasa dendam.

"s-salah sasaran bangsatt!"ucap irrad dengan kesal dan menyesal.

"salah gua apa emang rad! sadar lu yang sakitin skylar, lu yang ninggalin dia duluan abis itu lu seenaknya manfaatin diaa! kurang apalagi sih rad, ga puas sama hubungan kita hah? lu kalo mau lempar pisaunya liat dulu siapaa! kenapa ga lempar in becus sih rad.. seharusnya itu gua yang harus mati tau ga? gua rela hidup gua hancur demi skylar di hidup gua"ucap rinz, banyak sekali dendam hingga merubah dirinya.

dyren yang mendengar ucapan dari rinz itu sontak kaget, rinz yang dikenali sebagai anak yang polos dan tidak tahu apa-apa itu kelihatan sangat dewasa kini, dimana rinz yang dulu? dimana.

irrad melihat skylar sekali lagi dan benar, ini bukan lah mimpi ia benar-benar salah sasaran! tapi bukan cara ini, ia bahkan rela membunuh seseorang yang ia benci namun kali ini, tamatlah riwayatmu.

"LU KALO DI SURUH NGUCAPIN KATA MAAF SEKALIPUN LU GA BAKAL MAU, TERUS LU PAKE CARA BODOH INI HAH? BERDIRI LU BANGSAT, MAU DUDUK SAMPE KAPAN HAH? INGAT, DIRI GUA MUNGKIN TERLIHAT LEMAH DI MATA LO, NAMUN TIDAK DENGAN PIKIRANKU."ucap rinz lalu menarik kerah baju irrad hingga ia berdiri kesusahan, rinz mengepalkan tangannya sekali lagi dan menonjok wajah irrad sebanyak dua kali sahaja.

"s-sejak kapan lu kayak gini? bukannya lu seorang yang p-polos hah?"tanya irrad terbata-bata, rinz menggelengkan kepalanya lalu tertawa kecil.

"sejak lu hancurin setengah jiwa gua, skylar itu setengah jiwa gua tau ga bangsat! skylar satu-satunya yang bisa nge warnain hidup gua kembali yang suram itu! tanggapan lu gimana? puas? kurang?"jawab rinz lalu melepaskan kerahnya, rinz pusing ke belakang sambil mengusap wajahnya agar air mata tidak turun ke pipi.

"setengah jiwa lu? gua gatau tentang hidup lu bangsat, gua cuman salah sasaran ngentod"balas irrad, rinz perlahan-lahan pusing ke hadapannya lalu satu demi langkah ia menunduk ke bawah untuk berhadapan dengan irrad yang terduduk kembali itu.

"mau mati di tangan gua atau di tangan tuhan? pilih, pasti hidup lu suram ya? makanya banyak dendam wkwk, kasiann."ucap rinz lalu tertawa kecil, irrad sekarang ingin menyerah dirinya sangat lemah sekarang apalagi tangannya yang menggigil itu.

"g-gua menyerah! gua masih mau hidup.."jawab irrad.

"segitu doang udah menyerah? lagi dongg, rinz masih mau main sama irrad!"ucap rinz dengan niat bermain, bermain dengan cara lempar pisau satu sama lain, siapa mati duluan dia kalah.

"m-main apa? cepetan."tanya irrad dengan polos.

"gimana kalo lempar pisau satu sama lain abis itu siapa mati duluan dia kalah! ga kalah seru kok, sekali kena udah tamat deh permainannya."jawab rinz dengan wajah yang riang namun tidak dengan irrad yang semakin ketakutan itu.

"kayaknya aku lupa sesuatu deh, gimana ama skyy? dia udah ga bisa nahan sakit di perutnya, apa rinz pulang duluan ya?"batin rinz.

"kelihatannya lu takut banget wkwk, kalo gitu gua pulang dulu yah lu sana, udah kayak kucing ketakutan aja mana lemah ga punya stamina wlee! kayak ga pernah battle muay thai aja lu kayak lidi"ucap rinz lalu ia menghampiri mereka bertiga, skylar, dyren dan sutsujin.

"b-battle muay thai? pantesan! putang ina mo dia kan bisa segala tandingan, mau taekwondo, boxing, muay thai udah jelas dia bisa! gua better menyerah aja sebelum gua mati di tangannya"gumam irrad lalu ia berlari keluar.

rinz menatap wajah skylar dengan penuh rasa khawatir, ia rasanya pengen mengganti posisi sekarang juga, tubuh rinz sekarang sudah tidak larat untuk lakukan apa-apa setelah ia melihat skylar seperti kekurangan darah ini.

"s-sky bangunn.. ririnz kangen, reren apa sky masih bisa hidup sama ririnz di dunia ini? ririnz gamau di tinggal sky selamanya.."tanya rinz lalu meneteskan air matanya itu dan dyren mengendong tubuh skylar membawa ke mobil kembali untuk di cek ke rumah sakit.

dyren mengendarai mobilnya dengan kecepatan laju untung saja jalan ini kosong dan tiada siapapun, tibanya mereka di rumah sakit dyren dengan wajahnya paniknya menyuruh doktor untuk hantar ke ruang operasi sekarang juga.

"dok tolong temen saya dok! cepetan darahnya udah kurang dok, cepetan dok"ucap dyren lalu para doktor yang lain membawa skylar ke ruang operasi, dyren dan yang lain di suruh menunggu di luar dan tidak di izinkan masuk hingga doktor menyuruhnya.

dyren menatap wajah rinz yang dari tadi melamun entah apa yang di pikirannya namun tebakannya selalu benar, rinz lagi-lagi meneteskan air matanya yang mengalir di pipinya dengan deras, dyren langsung mengelus punggung rinz lalu memeluknya.

"ririnz yang sabar ya? reren disini yang selalu temenin ririnz dimanapun, tunggu aja sampe doktornya suruh kita masuk ya? iya reren tau kalo ini berat, tapi mungkin ini ujian yang menimpa hubungan kalian"jelas dyren panjang lebar dan tangisan rinz semakin deras apalagi pelukannya semakin erat, rinz benar-benar butuh pelukan sekarang apalagi pelukan dari kekasihnya.

sutsujin tidak tega melihat rinz menangis segitunya, apalagi sutsujin sempat memiliki trauma baru di dirinya. ia lebih berhati-hati sekarang kepada orang asing karena ia saksi sebagai melihat skylar yang melindung rinz dari lemparan pisau itu.

sakit kalau di pikir-pikir apalagi bisa bikin trauma semakin besar, dyren pula sebagai abang daripada rinz ia harus tetap kuat dan tidak menunjukkan bahwa air matanya akan mengalir ke pipi.

sutsujin mengusap tangannya agar tidak menggigil lagi namun itu hanya sia-sia, tangannya semakin menggigil dan pikirannya yang terus memikirkan hal itu yang menyebabkan nyawa.

"aku.. butuh sandaran, aku gamau ada trauma lagi aku muak!"batin sutsujin, rasanya pengen sekali mengakhiri hidup ini sekarang juga.

"rerenn, sky gimanaa? h-hiks irrad kok gituu, kenapa ga bisa ganti posisi waktu ituu! ririnz gamau kayak ginii, ini mimpi kann? bilang kalo ini mimpii!"ucap rinz lalu dyren menghapus air matanya dan hanya bisa tersenyum tipis.

"terima kenyataannya ya? kadang hidup ga bisa di paksa, lagian perkara ini sudah berlaku mau di ulang juga ga bakal bisa rinz"ucap dyren, rinz sedikit tertusuk karena kata dyren juga ada benarnya apalagi fakta.

terima kenyataannya ya? hidup ga bisa di paksa-dyren
1213 words.

skyrinz SKYLARXRINZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang