How dare you, Bastard??
.
.
.
.
.
♪∧,,∧
♪∧,,∧・ ω・)
∧,,∧・ ω・) )っ
(・ ω・) )っ__フ
(っ )っ__フ(_/彡
( __フ(_/彡
(_/彡♪Bella mengamati ruang kelas dengan penuh perhatian, kagum pada efisiensi sistem pendidikan sekolah ini. Di hari pertama, pembelajaran dimulai tanpa perkenalan panjang lebar seperti sekolah pada umumnya. Semua terasa serius dan terstruktur, seolah-olah waktu adalah hal paling berharga di tempat ini.
Di depan kelas, seorang pria berpenampilan rapi dengan kemeja merah dan kacamata berlensa berdiri tegap. Tatapannya tajam, menyapu seluruh ruangan untuk memastikan setiap murid terfokus padanya.
“Selamat pagi, semuanya. Saya Mr. Walter,” ucapnya tanpa basa-basi. Suaranya tegas, mengisyaratkan bahwa ia tidak menyukai hal-hal bertele-tele. “Sesuai jadwal yang sudah kalian terima secara online, kita akan memulai dengan mata pelajaran Biologi. Saya harap perhatian penuh dari kalian semua.”
Seluruh ruangan sunyi, perhatian tertuju pada Mr. Walter. Bella merapikan posisinya, bersiap menyimak setiap penjelasan yang akan disampaikan.
Mr. Walter memandang para muridnya, matanya menyipit seolah menilai potensi di balik wajah-wajah cerdas di hadapannya. Ia tersenyum tipis sebelum melontarkan pertanyaan yang terlihat sederhana, tetapi hanya yang benar-benar memiliki pemahaman mendalam yang bisa menembus esensinya.
“Baik, sebuah pertanyaan sederhana,” ia berkata sambil menuliskan di papan tulis: Bagaimana interaksi antara genetik dan lingkungan dalam membentuk karakteristik fenotip yang adaptif pada manusia?
Kelas mendadak hening. Beberapa murid terdiam sejenak, mengatur napas sebelum bersaing memperebutkan kesempatan untuk menjawab. Seorang siswa lelaki di pojok, terkenal dengan prestasi akademiknya yang gemilang, mengangkat tangan terlebih dahulu.
“Mr. Walter, interaksi genetik dan lingkungan itu bersifat ko-eksistensial. Genetik menentukan potensi dasar, sedangkan lingkungan menjadi pemicu adaptasi sehingga individu dapat mengembangkan kemampuan bertahan hidupnya,” ucapnya dengan nada penuh percaya diri.
Seorang gadis di barisan depan menyusul, “Namun, interaksi itu tidak linier, Mr. Walter. Perlu diingat bahwa faktor epigenetik memodulasi ekspresi genetik, sehingga lingkungan dapat mengubah mekanisme molekuler tanpa mengubah urutan DNA secara langsung.”
Mr. Walter mengangguk, tapi matanya berpindah ke arah siswa-siswa yang duduk di tengah, diam mengamati dan mendengarkan. Seolah merasakan tantangan yang menggelitik, Bella menegakkan punggungnya dan mengangkat tangannya dengan elegan. Seluruh ruangan menoleh, tatapan penuh harap dan sinis tercampur aduk.
“Interaksi tersebut,” Bella memulai, suaranya tenang namun penuh keyakinan, “bukan hanya soal bagaimana lingkungan mengaktifkan atau menekan ekspresi genetik, tetapi lebih kompleks dari itu. Ada loop umpan balik di mana fenotip yang terbentuk memengaruhi lingkungan itu sendiri dan sebaliknya, membentuk lingkaran adaptasi berkelanjutan. Perubahan epigenetik yang signifikan dapat diwariskan, memungkinkan generasi berikutnya memiliki respons adaptif yang lebih baik meskipun mereka belum mengalami tekanan lingkungan serupa. Ini membuktikan bahwa evolusi tidak hanya tergantung pada mutasi acak, tetapi pada fleksibilitas genetik yang dipandu oleh lingkungan.”
Keheningan kembali menyelimuti ruangan. Mata Mr. Walter menyiratkan kekaguman yang samar, sedangkan para siswa lain berdesis pelan, beberapa memasang raut tidak suka, merasakan dorongan iri di dada mereka. Di saat itulah, mereka menyadari bahwa Bella bukan sekadar murid baru—dia ancaman nyata bagi posisi teratas yang telah mereka jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
A GENIUS & PSYCHOPATH GUARDIAN
FantasíaSERIES TRANSMIGRASI JIWA UPDATE 3/7 NO PLAGIATOR BITCH. Obsesi-posesif-murder-darkromance. ➷➷➷➷➷➷ Astrid Belva, wanita karir dan ambisius yang sudah menjanda hingga dua kali. Kecelakaan beruntun menyebabkan jiwanya berpindah ke dalam sebuah novel...