🎀 23 ~ Game of Control 🎀

2.5K 387 116
                                    

Range Rover hitam itu terparkir manis di carport rumah tepat pukul enam sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Range Rover hitam itu terparkir manis di carport rumah tepat pukul enam sore. Athala menyandar pada jok sembari mematikan mesin mobil. Ia tidak segera turun. Hanya menatap langit senja yang sedang beranjak menuju malam dari balik jendela mobil sambil berkali-kali mendesah.

Rasanya lelah sekali hari ini. Bertemu dengan beberapa klien dan sempat menerima protes lantaran dua hari kemarin ia sulit untuk dihubungi. Belum lagi data-data penting yang belum sempat Athala back up ke perangkat lain, membuat lelaki itu cukup kewalahan.

Ya, semua ini berkat kelakuan ajaib Briana. Bisa-bisanya istrinya itu menceburkan ponselnya begitu saja tanpa ada klarifikasi atau permintaan maaf sama sekali. Bahkan, Athala masih ingat bagaimana ekspresi Briana ketika perempuan itu selesai melakukan perbuatan gilanya tersebut.

"Bri, what the hell!"

"Sori, aku nggak sengaja. Tanganku licin." Tanpa ada rasa bersalah, Briana mengatakannya sambil terus terkikik geli, sementara Athala dengan panik mencoba mengeluarkan lagi ponselnya dari alat pemasak tersebut.

Namun, gerakan lelaki itu tertahan sewaktu Briana tiba-tiba mendekat dan menahan pundaknya lembut, "Percuma, Mas. Udah rusak juga, beli aja yang baru." Perempuan itu kemudian berbisik di telinga Athala. "Tapi pesen aku, lain kali kalau mau janjian sama cewek lain, sebaiknya jangan sampe ketahuan aku. Karena aku bisa jamin bukan cuma hape kamu yang nanti aku rusakin, tapi nyawa kamu juga."

Begitulah Briana dengan segala kegilaannya. Dan seolah belum cukup sinting, perempuan itu juga sempat-sempatnya mengecup pipi Athala sebelum ia berlalu meninggalkan suaminya begitu saja. Athala tentu cuma bisa melongo. Mau mengamuk dan marah-marah pun ia jadi tidak bisa. Sebab, situasi setelahnya seperti tidak terjadi apa-apa. Briana secara santai membaur lagi bersama teman-teman beserta para kru, membicarakan sneak peak photoshoot yang telah mereka lakukan dan juga rencana shot selanjutnya. Sama sekali tak ada pembahasan ponsel Athala yang jatuh ke dalam warmer stove. Sinting 'kan?

Athala lantas mengalihkan fokus pada ponsel yang ia letakkan di phone holder. Bermaksud mengecek beberapa pesan yang baru saja masuk. Well, sekadar informasi, Athala sudah membeli ponsel baru sebagai ganti ponselnya yang rusak kemarin. Namun, yang ia beli kali ini bukan tipe flagship, melainkan tipe mid range yang harganya tidak terlalu mahal. Berjaga-jaga saja kalau-kalau kegilaan Briana kembali kumat dan hapenya harus menjadi korban. Setidaknya, Athala tidak akan rugi bandar.

Jaka:
Bos, file klien kemarin siang udah gw kirim ke email, termasuk draft surat kuasa sama legal opinionnya.

Jaka:
Btw, mengenai back up an, CS service centre-nya ngasih tau kalo besok udah bisa diambil. Tapi, nggak 100%, cuma dapet sebagian aja karena kondisi kerusakan hape lo terlalu parah.

Jaka:
Besok juga kita ada jadwal meeting sama tim ngebahas due diligence Pak Hilmansyah. Semua informasi yang kita perlukan dari sumber eksternal jg udah ready. Tim bakal kumpul jam 9 di tempat meeting. Jangan sampe lupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet RomanShitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang