🎀 19 ~ Cross The Line 🎀

10.8K 625 215
                                    

Warning 🔞

Warning 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Batas.

Adalah hal yang selama ini selalu menjadi syarat utama bagi Athala maupun Briana dalam menjalani pernikahan mereka. Athala bahkan masih ingat sekali momen ketika dirinya menandatangani dokumen prenup yang Briana ajukan sebelum akad nikah terselenggara dan Athala dengan cepat menyetujui.

Batas itu mereka bangun di atas hitam putih, bermaterai dan bertandatangan dengan keluarga Briana sebagai saksi.

Namun kini, batas itu seolah hanyalah seumpama kiasan atau sederet narasi yang tak lagi memiliki arti. Sebab, sepasang suami istri itu justru sedang asyik memadu kasih, saling mendamba diiringi desahan serta erangan yang menyapa timpani.

Katakanlah Athala sudah gila atau sudah kehilangan akal sehatnya. Selama tiga puluh tiga tahun hidup dengan penuh kehati-hatian. Untuk saat ini, sekali lagi Athala terjebak oleh emosi dan ego dalam diri.

Harusnya ia tak begini. Harusnya ia bisa lebih berhati-hati.

But, sex is a part of men ternyata memang bukan kebohongan. Athala rasa ia sudah kecanduan. Aktivitas intim bersama Briana terakhir kali diam-diam telah membuat Athala resah. Ia tak bisa berhenti memikirkan Briana. Satu sentuhan dari skinship yang tercipta, selalu berhasil mengaktifkan naluri lelakinya yang siap mendamba.

"My Aulia," bisik Athala di sela napas yang tersengal sementara bibirnya sibuk memberi jejak pada setiap jengkal kulit Briana yang terasa hangat. "Can we stay like this all night?"

Ia tahu ia sudah keterlaluan. Niat semula hanya ingin membersihkan tubuh sang istri, tetapi malah berakhir dengan keduanya saling menyatukan diri.

Dan seperti yang bisa ditebak, Briana pun pada awalnya menolak bahkan marah-marah hingga beberapa kali memukul bahu Athala, memberikan perlawanan atas tindakan Athala yang tak terduga. Ditelanjangi secara tiba-tiba, terutama dress mahalnya dirobek begitu saja, jelas menjadikan Briana murka.

Namun bukan Athala namanya, jika tidak bisa membuat Briana yang sedang mengamuk, menjadi bertekuk lutut. Athala secara seduktif mampu menenangkan perempuan itu dan akhirnya mereka malah asyik bercumbu.

"Yes, Mas Kavi. I'm all yours tonight."

Dan seperti dejavu, sahutan penuh nada sensual itu kian memantik hasrat yang telah menggelora dalam raga.

Athala tak tahan lagi. Ia kian memacu cepat pusat senggama Briana yang berada di bawah kuasanya. Keduanya saling bergerak, seirama dengan ritme berantakan, menuju puncak nirwana yang sebentar lagi mereka capai.

Dan seolah masih belum puas, ketika puncak itu akhirnya tiba, Athala tahu kalau ia masih amat berdahaga. Ia menginginkan lagi dan mungkin lebih daripada ini. Maka tanpa perlu menunggu lama, Athala kembali mencecapi tubuh Briana. Kemudian menyatukan kembali diri mereka, mereguk puncak kenikmatan untuk kali sekian sampai raga keduanya tak lagi berdaya.

Sweet RomanShitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang