SEBELUM KEJADIAN PERSELINGKUHAN
Murai dan Semino melapor ke Raja bahwa mereka pulang dari perang membawa kemenangan. Kembali Murai menjadi kesatria kebanggaan Ananta dan Semino sangat menghargai kemampuan Murai. Semino mengajak Murai melihat hasil rampasan perang dan mereka membongkar beberapa pusaka rampasan.
"Lihat Murai, Panah Tiram " ucap Semino mengeluarkan anak panah ungu "Bila terluka, kau harus disedot oleh pria yang mengerti pusaka"
"Disedot bagaimana?" tanya Murai.
"Racun pusakanya harus disedot dari tubuhmu, keluar dari lubang terdekat. Aku dengar kalau kau terpanah di paha, mereka harus memberimu sedikit...." Semino membentuk tonjolan di pipi dengan lidahnya dan mengocok tangannya di depan bibir.
"Maksudmu ahli pusaka?" Murai melihat panah itu dengan serius.
"Jangan bilang..." Semino tersenyum "Murai, kau naksir Bangau?"
"Selalu" jawab Murai.
"Tapi dulu..."
"Perasaanku kacau pangeran. Masalahku terlalu banyak, emosiku tidak stabil, tidak pernah stabil. Sekarang bagaimana caranya panah ini membuatku dekat dengan Bangau?"
"Hmmm kalau panah ini menancap di pahamu, dia harus menyedotnya keluar dari bawah sana" ucap Semino tersenyum mesum.
"Lakukan" ucap Murai.
"Bukannya bangau itu sedang dekat dengan si anak gorong-gorong?" Tanya Semino.
"Lalu apa itu bisa menahannya memberikan ku hisapan?" Tanya Murai.
"Kau tahan sakit?" Semino mengambil anak panah itu dari Murai "Tahan.."
Jleb... Semino menancapkan anak panah itu ke paha Murai.
"AGHHH" Murai terduduk saat racun pusaka itu menyebar ke area pahanya.
"Raja akan memerintahkan Bangau menyembuhkanmu, dan dia tidak boleh menolak" ucap Semino sambil tersenyum lebar.
//
Bangau masuk dalam jebakan, masuk terlalu dalam. Dia dan Murai melakukannya. Melakukan hal terlarang yang menyakiti Bangau. Mereka tergoda oleh nafsu birahi, saling memantrai dan menghabiskan malam dalam ranjang yang basah dengan keringat dan darah.
"Ahhh Murai... perlahan lah.." Desah Bangau yang menahan sakit.
"Sabar sayang... Aku keluar lagi Bangau... ahhh ahhh terima anak-anakku bangau..."
"Muraii ihhhhh ahhh uhhhh hangat... perih rasanya..." Desah Bangau.
"Aku masih ingin melakukannya Bangau...duduklah diatasku"
"Ahhh ahh Murai... lubangku robek... Milikmu terlalu besar..."
"Tapi kau suka kan? Ohhh kau benar-benar perawan Bangau..."
"Aku hanya memberinya kepadamu Murai ohhh" Mereka berciuman.
"Tidak kau beri kan Maleo?"
Murai menggeleng dan lanjut berciuman dalam hentakan Murai yang tidak kendor.
Maleo melihat semuanya. Kedua pria itu lupa bahwa dinding setebal apapun bisa Maleo tembus. Maleo menatap langsung bagaimana Bangau yang dia jaga, Bangau yang dia cinta, sekarang memberikan tubuhnya ke Murai.
Kebencian, Cemburu, iri hati dan amarah memenuhi Maleo.
Maleo menghampiri Semino yang sedang berlatih bertarung di arena pelatihan.
"Aku ingin menjadi prajurit" ucap Maleo yang sakit hati.
"Tadi kau menolak waktu kutawari"
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lebih tinggi jabatannya dari Murai?" tanya Maleo.

KAMU SEDANG MEMBACA
TINTA DAN DARAH . Danau Pelangi (Special Request)
FantasyRequest pembaca. Sebuah cerita tentang Bangau, prajurit dari kerajaan Ananta yang mendapatkan kutukan luka. Drama, cinta dan sihir bersatu dalam buku ini. Cerita ini masuk ke dalam semesta buku Danau Pelangi. Author sangat menyarankan untuk membaca...