Request pembaca.
Sebuah cerita tentang Bangau, prajurit dari kerajaan Ananta yang mendapatkan kutukan luka. Drama, cinta dan sihir bersatu dalam buku ini.
Cerita ini masuk ke dalam semesta buku Danau Pelangi. Author sangat menyarankan untuk membaca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
18 TAHUN
•• ━━━━━ •• Saat mencintaimu adalah suatu beban Maka ku tanggung beban itu •• ━━━━━ ••
Semino sedang merayakan hari lahirnya yang ke 16. Alih-alih makan bersama keluarganya di kerajaan, pangeran nakal itu memutuskan untuk berkeliling dengan kereta kuda. Ditemani dua pengawal muda, Bangau dan Murai yang hari itu kebagian jadwal mengawal sang pangeran.
Mereka pergi ke sebuah hutan yang dikenal dengan serangga-serangga magisnya. Semino ingin mencari kumbang tanduk langka yang mampu tumbuh sebesar kuda. Obsesi Semino dengan makhluk magis memang tak terbendung dari kecil, dia akan melakukan apapun yang dia mau demi obsesinya itu. Walaupun artinya dia harus meninggalkan makan keluarga di ulang tahunnya. Bahkan membuat susah pengawalnya.
"Ayo cari kumbang itu" ucap Semino kepada dua pengawalnya. Sang Pangeran melompat dan berlari ke hutan dengan semangat.
Tanpa rasa takut Semino berlarian di hutan asing yang penuh makhluk magis. Dia berlari secepat angin, melompat setinggi langit, dan hingga dari satu pohon ke pohon lain dengan lincah.
"Kita harus pulang sebelum tengah hari tuan, kalau tidak Raja bisa marah" ucap Bangau. Pengawal muda yang pendiam, tenang, dan sangat lembut.
Bangau diberkahi sihir besar dengan menyalurkan darahnya ke dalam tulisan atau lukisan. Membuatnya selalu membawa stok tinta bercampur darah, kuas, pena, kertas dan kanvas kemanapun dia pergi. Sifatnya tenang, taat aturan, dan penyendiri. Bangau lebih senang menghabiskan waktu melukis daripada berinteraksi dengan manusia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Bangau - 18)
Sifatnya yang tenang dan taat aturan itu tidak cocok dengan Semino yang menggebu dan berandalan. Karena terpaksa dan mengikuti jadwal mengawal, Bangau mau takmau menjaga Semino. Walaupun semua pengawal tahu, Semino tidak perlu di jaga. Dia diberkahi kekuatan luar biasa.
SRAKK, Semino mendarat di tempat mereka "parkir" kuda, membuat tanah yang diseret kakinya menjadi debu.
"Kalau mau pulang cepat makanya bantu aku mencari kumbang tanduk raksasa itu, berpencar lah, Bangau - Murai!!" bentak Semino dengan penuh semangat, walaupun niat Semino bukan memarahi Bangau,tapi itu membuat Bangau cukup sedih.