Bel istirahat berbunyi saat ini vano sedang membereskan mejanya dan segera berjalan menuju kantin, namun sebelum vano keluar dari kelas nya ada seseorang yang menghampiri nya.
"Hay lo vano ya" Tanya seorang pemuda dengan ramah.
"Bukan gue Anabelle pake nanya lagi" Kesal vano menunjukan wajah marahnya yang malahan terlihat imut, ia sudah lapar sekarang tapi pemuda ini malah menghalangi nya.
"Ya maaf, kita boleh gak temenan sama lo" Tanya pemuda satu nya lagi.
Vano yang mendengarnya terdiam sejenak namun tak lama ia mengangguk kan kepalanya pelan, namun mampu membuat kedua orang itu senang.
Tak apalah dia berteman dengan kedua orang ini, daripada tidak ada teman, pikir vano.
"Nama kalian siapa?" tanya vano
"Kenalin nama gue Alvaro Bautista" Jawab al
"Gue Alex Ferguson" Jawab Alex
Vano hanya membalas mereka dengan anggukan kepala saja, yang ada di pikiran nya saat ini hanyalah kapan dia bisa ke kantin dan makan.
"Udah kan? Kalau seperti itu ayo kita ke kantin ano udah laper" Rengek vano dengan tampang memelas.
"Iiii lo lucu banget sih vano jadi adik gue gimana?" Tanya al gemas.
"Ya mana bisa gitu vano jadi adik gue lah" Balas alex tidak terima.
Vano yang melihat mereka bertengkar langsung berkaca-kaca, bukan karena dia takut atau apa tapi, dia sudah lapaaaaaarrr
Alex dan al yang melihat mata vano yang berkaca-kaca langsung panik, hey ada apa dengan calon adik mereka ini.
"Vano baby kenapa hm? Ada yang sakit?" Tanya al lembut.
"Iya baby ada apa, apakah dia menyakiti vano" Ucap Alex menunjuk ke arah al yang saat ini menatap tidak terima kearah Alex, apa-apaan dia di tuduh seperti itu fikir al.
"Enak aja lo nyalahin gue yang ada baby vano nangis itu karena muka lo itu yang nyeremin"ucap tidak terima al.
" Muka ganteng gini lo katain serem, gila luu, anjing luu, gila,, lo kali yang serem mirip tuh sama temen lo yang poci poci itu"jawab Alex
"Poci poci apaan" Bingung al
"Tuh temen lo yang kadang nimbrung di pohon pisang terus kalau jalan suka loncat-loncat" Jelas Alex
"Pocong tolol poci poci emang lo kira gue makanan–"
"Huweee hiks vano laper hiks bentar lagi bel masuk hiks tapi vano belum ke kantin karena kalian hiks huweee" Pecah sudah tangis vano saat mereka masih saja ribut tanpa memikirkan perutnya yang malang.
Al dan alex yang melihat vano menangis langsung gelagapan. Aduh bagaimana cara menenangkan vano, pikir mereka cemas.
Bagaimana tidak cemas karena saat ini seluruh isi kelas menatap mereka sengit karena sudah membuat bayi mereka menangis uwu seperti itu.
"Aduh aduh adek jangan nangis gitu lahh lo mau kepala kita berdua ilang dari tempatnya" Panik al saat melihat semua siswi di kelas sudah siap dengan sapu di tangan masing-masing siap memukuli mereka berdua.
"Sttt bayi jangan nangis ya nanti bang Alex kasih permen deh ke vano" Bujuk Alex
Vano yang mendengar kata permen langsung menghentikan tangisnya dan di gantikan tatapan binar kearah alex.
Seluruh kelas menahan gemas dengan mengigit pipi dalam nya saat melihat vano dengan muka kucing nya aaa lucu sekali.
"Alex gak boong kan vano bakalan di kasih permen" Tanya vano antusias dengan mata berbinar-binar.

KAMU SEDANG MEMBACA
antagonis licik [End]
RomansaCerita gak jelas, gak suka gak usah baca jangan ninggalin komentar jelek kalian. Cerita pertama!!! BL/GAY/HOMO AREA!!!! ⚠️⚠️ HOMOFOBIA JANGAN DEKET-DEKET?!!!! 🚫❌❌ seorang pemuda bernama devardi rezza bimantara berusia 18 tahun. seseorang pemuda y...