Typo🙏
Happy Reading...!!!Perjalanan sekitar 20 menit mereka pun sampai di rumah sakit. Tanpa memperdulikan apapun yang ada dihadapannya mereka berlari masuk ke dalam. Lebih dulu Keenan bertanya pada petugas disana.
"Maaf, apa disini ada pasien yang bernama Shani Intan Baskara?"tanya Keenan dengan napas yang terengah-engah. Petugas tersebut sekilas menatap layar laptopnya.
"Korban kecelakaan ya pak?"tanyanya.
"Jadi itu benar?"tanya Imel dengan suara yang bergetar.
"Beberapa waktu lalu pasien di bawa dalam keadaan parah."jelas petugas tersebut.
Tubuh Imel lemas seketika. "MAM!"Jinan menahan tubuh Imel agar tidak terjatuh. Begitupun dengan Keenan, ia berpegangan ke meja resepsionis. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat itu juga.
"Sekarang kakak saya dimana?"
"Pasien sedang ditangani dokter ada diruang IGD, lurus saja nanti belok kanan. Ruangannya ada di pojok kiri."jelasnya menunjukkan arah.
"Pah, mam ayo!"Jinan pun berusaha untuk menuntun Imel meskipun sedikit kesulitan. Hancur sudah pasti. Jinan harus menerima kenyataan kalau kakaknya mengalami kecelakaan namun ia harus menguatkan kedua orangtuanya. Keenan dengan langkah kaki yang seperti mengambang menuju ruang tindakan Shani.
"Anak kita pah, hiks..."ucap Imel sembari memeluk Keenan. Pria itu hanya mengusap punggung Imel tanpa berkata apapun. Jinan, dia mendudukkan dirinya di kursi besi sambil menutup wajahnya, membayangkan kalau apa yang sekarang terjadi itu hanya sebuah mimpi.
"Kakak pasti baik-baik aja mam, kita do'ain aja ya."ucap Keenan berusaha untuk menenangkan Imel. Drrrttt... drrrttt... Keenan merasakan getaran ponselnya. Dia pun merogoh kantung celananya.
"Cio?"ucapnya saat menatap layar ponsel. Lalu menatap kembali Imel. Jinan pun terperanjat, dia tidak bisa membayangkan bagaimana terkejutnya Cio saat mengetahui Shani kecelakaan.
"Cio pah? Apa yang harus kita bilang?"tanya Imel panik.
"Bagaimanapun Cio harus tau kondisi Shani, mam."dengan tangan yang gemetar, Keenan pun menerima panggilan Cio.
"Halo Cio?"
"Selamat malam om, maaf Cio ganggu. Cio mau nanya Shani udah sampe atau belum ya? Cio telpon gak aktif. Atau mungkin habis baterai."ucap Cio di ujung panggilan. Keenan saling bertatapan dengan Imel, mencoba menyusun kata-kata.
"Cio, kamu bisa datang ke rumah sakit Sentosa? Kamu langsung aja ke ruang IGD"
"Rumah sakit? Siapa yang sakit om?"tanya Cio panik.
"Om tunggu sekarang."
"Tapi om?"
Keenan langsung memutus panggilan tersebut. Mereka kembali menunggu dokter melakukan tindakan. Jinan mengajak Imel untuk duduk di sampingnya. Sementara Keenan ia masih berdiri di depan pintu ruangan tersebut. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing, namun dengan satu harapan yang sama. Yaitu keselamatan Shani. 30 menit pun berlalu namun, dokter sama sekali belum ada yang keluar. Dari kejauhan nampak seorang pria berlari ke arah mereka. "Om, Tante?"panggilnya. Seketika mereka menoleh.
"Cio?"kompak Keenan dan Imel.
"Siapa yang sakit? Shani mana?"tanya Cio sambil mengedarkan pandangannya. Mereka semua hanya terdiam dan tertunduk lesu.
"Om? Jangan bilang yang ada didalam itu Shani."tebak Cio seraya mengatur napasnya. Keenan mengangguk samar, mengiyakan ucapan Cio. Cio menggelengkan kepalanya dan tersenyum getir pada Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama [Greshan]
RomanceKehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.