ZEN AT MIDNIGHT

3 1 0
                                    

malam dengan langit penuh dengan bintang yang menyinari malam yang sunyi, lelaki berketurunan aceh itu membuka jendela kamarnya, "clik" lelaki itu menoleh ke belakang dan melihat ke arah pintu, saat dia merasa cukup aman untuk dirinya melancarkan aksinya, ia langsung mengangkat kakinya menuju keluar..yang jendela kamarnya seperti kamar alikaa yang langsung menuju genteng rumahnyaa.

kakinya mulai menginjak meja belajarnya dengan hati yang tenang, saat sudah badannya bersiap untuk keluar, suara pintu terbuka, "Zen, suara yang tidak asing wanita dengan kacamata bulat dan berdiri sambil memegang gagang pintu dengan wajah yang mengkerut.

Zen akhirnya menoleh ke arah sumber suara sambil tersenyum panik, "hehehe maaf mahh..", ia langsung menurunkan kakinya ke meja belajarnya dengan perlahan, ibunya yang heran dengan kelakuan anaknya dan menghela nafas, ibunya langsung memulai topik, "mamah tau kamu masih sedih karena engga ada Alika kan di sekolah".

Zen saat itu hanya bisa terdiam dengan mata yang berkaca - kaca dan tak kuasa menahan air mata, "emang kamu engga tau kalau Alika udah pulang dari rumah sakit ", kata wanita yang sedang fokus dengan mata nya Zen yang tidak berdikep, lalu ia mengucapkan, "... aku engga tau mah", kata Zen dengan ekspresi kaget, " iya ini mamah dapat info dari grup yang khusus buat ortu wanita itu menunjukkan informasi itu.

Zen dengan hati yang senang mengatakan, "yey... ketemu lagi sama dia " mengatakan itu sambil menggenggam hp ibunya. " udah makannya engga usah sedih lagi", kata ibunya melihat anaknya kegirangan. sekarang mamah tanya tadi kamu kenapa loncat ke luar jendela?", dengan tatapan sinis wanita itu mengatakannya, "hmmm..." tubuh dan tangannya zen pun tremor, "m - maaf " mengatakan itu dengan terbata bata, "aku itu cuma Meu menghirup udara k - kok" kata Zen untuk menyelesaikan perbincangan itu.

"mamah tau kamu suka sama Alika tapi jangan terlalu berlarut - larut dalam kesedihanmu, Alika juga bakal balik lagi ke kamu dan jadi penyemangatmu nak" sambil mengelus lengan anaknya, "
sayangin Alika kayak kamu sayangin mamah".

"sudah kamu tidur aja dulu sana udah jam berapa ini ", sambil melihat jam yang berada di handphonenya. Zen pun memposisikan tidur yang membuat ia nyaman dan bersiap untuk memejamkan matanya. " yaudah selamat tidur" sambil mengelus rambut lurusnya", lalu ibunya mematikan lampu tidur dan menutup jendela.

ALZEN !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang