"Kak aku mau nanya." ucapku di mobil Ray yang membuat Ray sedikit memelankan kecepatan mengemudinya.
"Nggak usah pake kakak lah. Kayak ada jarak tau." protesnya tanpa menghiraukan ucapanku.
"Oke-oke. Ray, aku mau nanya." ulangku.
"Nanya aja." sahutnya sambil asyik mengemudi.
"Kamu bener udah punya pacar?" tanyaku blak-blakan. Ia menoleh kearahku dengan muka heran. Aku menjadi bingung dibuatnya.
"Kenapa? Aku salah bilang?" tanyaku bingung.
"Siapa yang bilang gitu?" nadanya terdengar serius.
"Ya aku denger dari banyak orang." jawabku dusta karena tidak mungkin aku langsung bilang bahwa Amy dan Grin yang memberitahuku.
"Emang lo pernah lihat gue bareng cewek?"
Aku menggeleng.
"Terus di social media gue ada tanda-tanda gue punya pacar?"
Aku menggeleng.
"Dan lo percaya sama berita hoax kayak gitu?"
Kok aku yang malah diinterogasi sih?! Aku kan belum selesai bicara!
Sekali lagi aku menggeleng.
"Ya udah nggak usah bilang gitu." dia memukul stirnya. Lalu dia menghentikan kemudinya.
"Kok berhenti?" tanyaku bingung. Dia mendekatiku.
"Lagian, gue sukanya sama lo." ungkapnya sambil tersenyum manis.
Tiba-tiba saja aliran darah ini seperti berhenti mengalir. Jantung ini seakan tak mampu memompa darahku. Sepertinya aku butuh alat bantu pernapasan.
STOP! Itukan bahan materi yang ada di buku kuliahku.
"Maksudnya?" tanyaku basi.
"Elah. Ini jaman modern Dil. Masa cowok harus ngulang sih kalo dia mau nembak?" gerutunya.
"Nembak?!" kali ini aku benar-benar kaget.
Dia mengerlingkan matanya, "Lo mau nggak jadi pacar gue, fans Liverpool?"Ya Tuhan...
Aku harus jawab apa?
"Tapi kan kita nggak pernah PDKT." aku mencari alasan agar dia menarik ucapannya.
Dia memasang wajah menggoda (((MENGGODA))), "Emang kalo mau jadian mesti pake pdkt ya? Yang gitu udah nggak penting."
Dia terus-terusan membandingkan era sekarang dengan zaman dulu, zaman pacaran kuno. Sok sokan kekinian banget sih.
Emang sih aku ngeceng Ray, tapi di sisi lain aku mikirin Coach Irwan.
[Tetep lebih enak manggil Coach]
But...
I don't have relationship with him.
So?
Aku harus nerima Ray?
.
.
.
.
.
"Oke." jawabku setelah berpikir lama.
"Kok oke? Anti mainstream banget." dia ketawa ngakak.
"Yang penting maksudnya sama." aku nyengir.
Yaudah gitu.
Aku dan Ray jadian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Between Us
Novela JuvenilOrang yang aku cintai selama 2 tahun mungkin tidak akan selamanya bisa bersamaku. Apakah aku harus tetap mencintainya atau aku harus menikahi orang lain? Dia dan orang itu sama-sama memiliki 'jarak' denganku. Namun berbeda maknanya. Siapakah yang ha...