Rindu

9 1 0
                                        

Kerja di Luar Negeri – Malam yang Sepi

Rifqi duduk di meja kerjanya, matanya menatap layar komputer yang penuh dengan angka-angka dan dokumen. Pekerjaan magangnya di luar negeri ternyata jauh lebih sibuk daripada yang ia bayangkan. Kegiatan seharian penuh, tanpa banyak waktu untuk bersantai. Meski begitu, pikirannya selalu kembali ke satu orang—Gracie.

Rifqi (dalam hati, sambil mengerutkan kening): "Ah, Gracie... gimana kamu ya? Semoga nggak kangen berat. Aku juga kangen kok... cuma, kerjaan ini harus selesai dulu."

Rifqi menatap layar, berusaha untuk fokus, tapi tiba-tiba ada sebuah notifikasi dari aplikasi pesan masuk. Sebuah pesan dari Gracie. Hatinya langsung berbunga-bunga, tapi saat membaca isi pesan itu...

Pesan Gracie: "Sayang, aku lagi latihan di theater, capek banget... tapi selalu mikirin kamu kok. Semoga kamu sehat di sana."

Rifqi tersenyum, tapi tiba-tiba melihat foto di bawah pesan itu. Gracie mengirimkan foto dirinya dengan wajah lelah, tangan terangkat tinggi, tampak seperti dia baru saja berpose untuk sesi pemotretan atau malah ingin mengangkat beban seberat dunia.

Rifqi (tertawa kecil, sambil berpikir): "Ini sih, lebih mirip pose orang habis angkat barbel, bukan latihan di theater..."

Rifqi (membalas pesan): "Haha, kamu yakin ini foto habis latihan? Kok kayak habis ngangkat beban 100 kilo, sayang?"

Beberapa detik kemudian, Gracie membalas dengan emoji yang menggambarkan wajah tertawa.

Pesan Gracie: "Ya, kan, latihan fisik juga! Kamu jangan malah mikirin aku yang lelah, nanti kangen deh!"

Rifqi memutar matanya sambil tersenyum. Dia sadar betul kalau Gracie selalu punya cara untuk menghiburnya meski mereka terpisah jauh.

---

Setelah beberapa jam bekerja keras, Rifqi merasa penat. Dia memutuskan untuk keluar sebentar untuk mencari udara segar. Di jalan, dia melihat pasangan-pasangan yang sedang berjalan bersama, berpegangan tangan. Rifqi merasa sedikit cemburu dan kangen dengan Gracie. Tidak ada yang lebih dia inginkan selain bisa duduk berdua dengan Gracie, berkeliling kota sambil ngobrol ringan.

Tiba-tiba, Rifqi tertabrak oleh seorang turis yang sedang sibuk memotret pemandangan. Rifqi pun langsung terjatuh ke trotoar, tasnya jatuh berantakan.

Rifqi (terkejut, sambil tertawa canggung): "Wow, ini nih, hidupku lagi down banget. Cuma mau jalan sebentar aja malah ditabrak turis... Untung nggak ada yang ngeliat."

Turis itu tampak bingung, tetapi Rifqi cepat-cepat bangkit dan melambaikan tangan, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja.

Rifqi (berbicara pada diri sendiri, sambil tertawa kering): "Jauh dari rumah, jauh dari kamu... terus ditabrak turis. Ya, elah, dunia ini emang nggak berpihak pada orang yang rindu."

Setelah beberapa menit berjalan-jalan, Rifqi memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Tapi sesampainya di sana, lagi-lagi ponselnya berdering. Gracie mengirim pesan video call.

Rifqi (tersenyum lebar, menjawab video call): "Sayang! Lama nggak video call, jadi aku udah kangen berat nih!"

Gracie (dengan senyum lebar dan sedikit bersandar ke kamera): "Sayang, aku kangen banget, tapi kok kamu kelihatan kayak baru kena tabrak sama mobil sih?"

Rifqi (tertawa canggung, sambil memperlihatkan sedikit luka di lututnya): "Enggak kok, cuma tabrakan kecil sama turis. Aku lagi cari ‘cinta’ dari turis, tapi sayang nggak dapat."

Gracie (tertawa dengan manis): "Jadi, kamu nggak cuma ‘LDR’ sama aku, sekarang malah LDR sama mobil dan turis juga ya?"

Rifqi (tersenyum, berpura-pura cemberut): "Hah, mereka nggak ngerti sih, kenapa aku nggak bisa fokus sama mereka. Aku cuma bisa fokus sama kamu, sayang."

Gracie tertawa keras, dan meskipun Rifqi merasa sedikit konyol dengan kejadian tadi, dia tahu itu bisa menghibur mereka berdua.


Setelah beberapa menit bercanda dan berbagi cerita, Rifqi merasa sedikit lebih baik. Walaupun dia jauh, Gracie selalu bisa membuat hari-harinya lebih cerah dengan cara yang menyenangkan. Mungkin LDR itu berat, tapi setidaknya mereka bisa saling mengerti dan tertawa bersama, meskipun hanya lewat layar ponsel.

Rifqi (dalam hati, sambil menatap wajah Gracie di layar): "Jauh dari rumah, jauh dari kamu... tapi kalau bisa ketawa bareng kayak gini, kayaknya semua bakal baik-baik aja."

To be continued...

Temen Gue Member JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang