Rasa Rindu

11 2 0
                                    

Setelah momen di perpustakaan, Rifqi mulai menyadari perasaannya terhadap Gracie. Tanpa disadari, setiap kali mereka berpisah, ada sedikit rasa rindu yang muncul. Meskipun mereka tetap bertemu di sekolah, Rifqi merasa berbeda. Di sisi lain, Gracie sibuk dengan jadwal latihannya di teater JKT48, dan itu membuat mereka jarang punya waktu untuk ngobrol panjang.

Suatu hari di kantin, Rifqi duduk sendirian sambil mengotak-atik ponselnya, menunggu Gracie yang biasanya makan bareng dengannya.


Rifqi (berbicara sendiri, sambil melirik pintu kantin):
“Dia kemana, sih? Biasanya jam segini udah nongol…”

Tak lama kemudian, salah satu teman sekelasnya, Andi, duduk di depan Rifqi.

Andi:
“Eh, Qi, nyariin siapa tuh? Gracie ya?”

Rifqi (kaget, mencoba menyangkal):
“Apaan sih, enggak. Gue cuma heran aja kenapa dia nggak kelihatan. Biasanya kan bareng di sini.”

Andi (mengangkat bahu):
“Dia tuh member JKT48, pasti sibuk latihan atau manggung. Mungkin lo harus terbiasa kalau dia nggak selalu ada, Qi.”

Rifqi terdiam, menyadari kebenaran ucapan Andi. Sebagai idol, Gracie punya banyak tanggung jawab dan jadwal yang padat. Sementara Andi lanjut makan, Rifqi terus terbayang wajah Gracie dan senyum cerianya yang khas.

Saat sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara di belakangnya.

Gracie:
“Ngapain bengong gitu, Qi?”

Rifqi menoleh dan melihat Gracie berdiri dengan senyum lebar sambil membawa minuman. Rifqi tak bisa menyembunyikan senangnya, tapi berusaha tetap santai.

Rifqi:
“Ah, Gracie! Gue kira lo sibuk banget sama latihan di teater. Biasanya kan jam segini udah nggak kelihatan.”

Gracie (tertawa, lalu duduk di sampingnya):
“Iya, tadinya emang mau latihan. Tapi, hari ini libur khusus, jadi gue bisa balik sekolah seperti biasa.”

Rifqi (menghela napas lega):
“Pantes gue ngerasa ada yang kurang aja di sini.”

Gracie tertawa kecil, tidak menyadari kalau Rifqi benar-benar merasa rindu. Mereka berdua mulai mengobrol seperti biasa, bercanda, dan saling mengejek dengan santai. Namun, bagi Rifqi, kebersamaan ini semakin berarti.


Andi (mendekat, menggoda):
“Wih, kok mesra banget, sih? Cieeee…”

Gracie langsung tersipu, sementara Rifqi mencoba menghindari tatapan teman-temannya yang mulai menggoda mereka. Sambil bercanda, Rifqi mengalihkan topik.

Rifqi:
“Alaah, udah, deh, Andi. Bikin malu aja lo.”

Namun, dalam hati, Rifqi tidak bisa membohongi dirinya sendiri lagi. Dia sadar kalau perasaannya terhadap Gracie semakin kuat, dan semakin sulit untuk disembunyikan. Tapi dia tahu, dengan aturan JKT48 yang ketat, perasaannya harus disimpan dalam diam.


To be continued...

Temen Gue Member JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang