Mulai dekat di Sekolah

8 1 0
                                    

Setelah beberapa minggu saling kenal, Rifqi dan Gracie makin sering mengobrol di sekolah. Meskipun Gracie dikenal sebagai member JKT48, Rifqi tetap menganggapnya biasa saja. Namun, lama-lama, mereka merasa nyaman satu sama lain dan sering menghabiskan waktu bersama.

Hari itu, Rifqi sedang duduk santai di bangku taman sekolah, memainkan game di ponselnya. Gracie yang baru selesai jam pelajaran, melihat Rifqi dan menghampirinya.


Gracie (tersenyum, berdiri di samping Rifqi):
“Lagi main game apaan sih, serius banget?”

Rifqi (sambil tetap fokus ke layar):
“Game biasa. Gue lagi naik level, jangan ganggu dulu, ya.”

Gracie duduk di samping Rifqi, menunggu sampai dia selesai. Begitu Rifqi menutup game-nya, Gracie langsung menatapnya dengan penasaran.

Gracie:
“Nah, sekarang gue boleh ngomong, kan? Jadi gini, kemarin gue baru tahu kalau di sekolah ini ada klub dance. Menurut lo, gue harus join nggak?”

Rifqi (sedikit terkejut):
“Serius? Ngapain lo ikut klub dance? Kan lo udah sering latihan di Theater.”

Gracie:
“Iya sih, cuma gue pengen punya kegiatan di sekolah juga. Biar nggak keliatan aneh, gitu. Lagian, gue kan memang suka dance.”

Rifqi (mengangguk pelan):
“Iya, gue ngerti. Tapi lo nggak takut ketahuan sama guru kalau sering izin buat latihan di luar?”

Gracie:
“Selama ini sih, nggak pernah ada masalah. Gue tetap ngatur waktu biar sekolah nggak keteteran. Lagian, gue masuk JKT48 karena emang hobi, bukan cuma buat terkenal.”

Rifqi mulai melihat sisi Gracie yang serius dan berdedikasi, dan dalam hatinya, dia semakin tertarik. Namun, dia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya.

Rifqi (cengengesan):
“Oke, deh, gue dukung kalau lo mau join klub dance. Asal jangan sampe lupa temenan sama gue aja.”

Gracie (tertawa kecil):
“Nggak mungkin lupa, lah. Lo kan salah satu temen terbaik gue di sini.”

Suasana jadi canggung, dan mereka terdiam sesaat. Rifqi tersenyum kecil, lalu mencoba mengubah topik.

Rifqi:
“Eh, ngomong-ngomong, lo beneran nggak capek ngatur jadwal latihan dan sekolah?”

Gracie (menggeleng):
“Kebiasaan, kali ya. Walaupun capek, gue seneng ngejalaninnya. Makanya gue selalu punya energi lebih buat dance.”

Rifqi tersenyum, mulai memahami betapa seriusnya Gracie terhadap impiannya. Dia merasa bangga bisa menjadi salah satu orang yang bisa melihat sisi lain dari Gracie.

Rifqi:
“Hebat, sih. Gue jadi salut sama lo. Mungkin gue perlu belajar lebih disiplin, nih.”

Gracie tertawa, dan hari itu mereka mengobrol lebih banyak tentang kesibukan dan kehidupan mereka. Rifqi dan Gracie merasa semakin dekat, walaupun keduanya masih mencoba menahan perasaan yang mulai tumbuh di hati masing-masing.


To be continued...

Temen Gue Member JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang