Demi Gracie

11 1 0
                                    

Sekolah – Pagi Hari

Rifqi duduk di bangku taman sekolah, matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan pengumuman resmi dari JKT48 mengenai Sousenkyou Senbatsu ke-71. Satu suara dihargai 12.000 IDR, dan meskipun harga per suara tidak terlalu mahal, Rifqi tahu tantangan sebenarnya terletak pada mengumpulkan banyak vote dan dana. Masa voting dimulai bulan depan, Februari, dan akan berlangsung hingga September mendatang. Artinya, Rifqi masih punya waktu, tapi juga semakin terbatas untuk mendapatkan dana sebanyak-banyaknya.

Pesan Pengumuman JKT48: "Voting Sousenkyou Senbatsu ke-71 akan dimulai pada bulan Februari 2024 dan berlangsung hingga September 2024. Setiap suara dihargai 12.000 IDR. Setiap orang dapat memberikan lebih dari satu suara."

Rifqi menghapus pesan itu dan menggaruk kepalanya, berpikir keras.

Rifqi (dalam hati): "12.000 IDR per suara emang nggak mahal, tapi aku butuh banyak banget suara buat Gracie. Kalau voting dimulai Februari dan berakhir September, aku harus mulai nyiapin duit dari sekarang."

Tiba-tiba, Refianto dan Pratama muncul di samping Rifqi. Mereka melihat wajahnya yang terlihat cemas.

Pratama: "Bro, lo lihat pengumuman Sousenkyou? Gracie harusnya bisa jadi peringkat pertama, kan? Tapi lo mikir nggak, buat dapetin ribuan suara butuh duit banyak."

Refianto: "Yang susah bukan soal harga per suara, bro. Tapi lo harus dapetin banyak duit biar bisa beli ribuan suara. Itu masalah utamanya."

Rifqi: "Iya, gue tahu. 12.000 IDR per suara emang nggak mahal, tapi kalau aku mau Gracie menang, aku harus bisa beli banyak banget suara. Dan itu nggak murah. Aku nggak punya cukup uang."

Pratama: "Lo udah mikirin cara buat dapetin duit, bro?"

Rifqi (dengan wajah frustrasi): "Udah coba beberapa cara, tapi hasilnya nggak cukup. Harusnya bisa dapetin banyak kode vote supaya Gracie bisa dapet banyak suara, tapi ini susah banget."

---

Taman Sekolah – Sore Hari

Setelah sekolah selesai, Rifqi menemui Gracie di taman sekolah. Mereka duduk bersama di bangku taman yang sama, dan Rifqi menceritakan kekhawatirannya.

Gracie (dengan tatapan penuh harap): "Kamu masih mikirin soal Sousenkyou ya? Aku cuma bisa berusaha, tapi nggak tahu apakah bisa jadi peringkat 1."

Rifqi (menatap Gracie dengan penuh tekad): "Sayang, aku bakal bantu kamu sebisa mungkin. Yang susah tuh bukan masalah nyari orang buat voting, tapi cari duit buat beli kode vote-nya."

Gracie (dengan wajah khawatir): "Ya, aku tahu… 12.000 IDR per suara itu nggak mahal, tapi kalau kita butuh ribuan suara, itu bisa jadi masalah besar."

Rifqi: "Aku nggak bakal biarin kamu kalah cuma karena masalah duit, sayang. Aku bakal cari cara untuk dapetin uang sebanyak-banyaknya."

---

Rumah Rifqi – Malam Hari

Malam itu, Rifqi duduk di depan komputernya, berpikir keras. Dia membuka berbagai situs untuk mencari cara mengumpulkan uang dalam waktu singkat. Meski harga per suara hanya 12.000 IDR, dia tahu jika Gracie ingin berada di peringkat pertama, dia butuh banyak suara—dan itu berarti dana yang tidak sedikit.

Rifqi (dalam hati): "12.000 per suara bukan masalah, yang jadi masalah itu jumlah suara yang harus aku kumpulin. Kalau mau Gracie menang, aku butuh ribuan suara. Dapat duit segitu dalam waktu singkat, gimana ya?"

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Itu pesan dari Pratama.

Pesan Pratama: "Bro, gue ada ide. Gimana kalau lo jual barang-barang lo yang nggak kepake? Mungkin bisa dapetin sedikit duit. Atau lo coba minta bantuan temen-temen buat beli kode vote."

Rifqi (membaca pesan dan mengetik balasan): "Itu ide yang bagus, Tama. Gue coba jual barang-barang yang nggak kepake dan bantu temen-temen beli kode vote."

Pesan Pratama: "Yoi, bro! Kalau ada yang bantu, bisa nambah banyak suara."

Rifqi mulai merasa ada secercah harapan. Dengan bantuan teman-temannya dan usaha kerasnya, mungkin dia bisa mengumpulkan cukup uang untuk membeli lebih banyak kode vote, apalagi dengan waktu voting yang cukup lama, mulai Februari hingga September.

---

Sekolah – Beberapa Hari Kemudian

Setelah beberapa hari, Rifqi mulai menjual beberapa barang yang tidak terpakai di rumahnya dan meminta bantuan teman-temannya. Meski sedikit, hasil yang terkumpul mulai membuatnya merasa sedikit lega, meski dia tahu ini baru permulaan.

Rifqi (kepada Gracie, dengan ekspresi lelah tapi penuh semangat): "Aku udah coba yang terbaik, sayang. Gue udah jual barang-barang yang nggak kepake dan minta bantuan teman-teman untuk beli kode vote. Tapi kita masih butuh lebih banyak lagi."

Gracie (tersenyum, merasa tersentuh): "Terima kasih, Rif. Aku nggak bisa bayangin apa yang kamu lakukan buat aku. Aku percaya kita bisa ngelaluin ini bersama."


To be continued...

Temen Gue Member JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang