Beberapa hari setelah percakapan itu, hubungan Rifqi dan Gracie terasa berbeda. Gracie tetap ceria di hadapan teman-temannya, tapi setiap kali Rifqi mencoba mendekat, ada semacam batas yang Gracie pasang. Rifqi merasakan hal itu, tapi berusaha mengabaikannya. Sampai suatu hari, saat mereka tanpa sengaja bertemu di perpustakaan.
Rifqi (dengan nada santai):
“Cie, kok rajin banget ke perpustakaan?”Gracie (terkekeh, berusaha biasa):
“Kan gue member JKT48. Gue nggak boleh ngabaikan pendidikan, jadi ya... rajin belajar dong.”Rifqi (mengangguk sambil duduk di sebelah Gracie):
“Berarti cuma rajin karena aturan, ya?”Gracie (tertawa pelan):
“Ya nggak gitu juga, Rif. Gue juga suka kok belajar. Cuma emang... gimana ya, kadang gue ngerasa hidup gue udah diatur banget.”Rifqi mengamati Gracie yang tampak sedikit lelah. Ada sisi manusiawi di balik senyumnya yang ceria.
Rifqi:
“Tapi, bukannya punya banyak fans itu juga bikin lo nggak merasa sendirian, kan? Lo punya temen-temen di JKT48 yang dukung lo, terus fans lo juga pasti selalu nyemangatin.”Gracie (mengangguk, tersenyum tipis):
“Iya, mereka memang dukung gue. Gue bersyukur banget punya fans yang loyal sama gue. Mereka ngebantu gue buat terus kuat. Tapi tetep, ada kalanya gue pengen ngobrol bebas kayak gini, tanpa harus mikirin aturan atau image gue.”Rifqi menatap Gracie dengan penuh perhatian. Ada perasaan yang semakin kuat dalam dirinya. Dia tahu semakin dekat dengan Gracie berarti semakin banyak rintangan, tapi perasaannya sulit dia hindari.
Rifqi:
“Kalo lo ngerasa bebas ngobrol sama gue, kenapa harus ragu, Cie?”Gracie terdiam sejenak. Ada kebingungan di matanya.
Gracie:
“Karena semakin deket kita, semakin besar juga risikonya, Rif. Lo tahu aturan itu kan?”Rifqi (menghela napas, sedikit kecewa):
“Gue tau, Cie. Gue ngerti kok. Tapi gue nggak mau perasaan gue diatur sama aturan-aturan itu.”Gracie (sedikit tersenyum, tapi tetap khawatir):
“Mungkin gue yang harus lebih bijak, Rif. Gue cuma nggak mau bikin lo atau gue jadi korban dari impian yang gue kejar.”Rifqi merenung. Perasaan Gracie jelas, tapi dia merasa ada yang masih belum disampaikan.
Rifqi:
“Tapi kalo suatu saat perasaan kita jadi lebih rumit... apa lo bakal tetep milih impian lo daripada perasaan lo?”Gracie hanya terdiam, tak punya jawaban pasti untuk pertanyaan itu. Bagi Gracie, impiannya adalah bagian besar dari dirinya. Namun, kehadiran Rifqi yang semakin dekat perlahan membuatnya merasa bimbang.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Gue Member JKT48
Romance[WARNING: karakter Rifqi disini sekehendak kalian, disini ga menjerumus ke orang tertentu] Gracie, member JKT48 yang pindah ke SMA Tunas Harapan, nggak terlalu diperhatikan Rifqi yang lebih suka main game. Namun, kedekatan mereka membuat Rifqi jatuh...