Bencana di Warung Kopi

2 0 0
                                    

Setelah beberapa hari berhasil menjaga rahasia hubungan mereka, Rifqi, Gracie, Pratama, dan Refianto memutuskan untuk nongkrong bersama di sebuah warung kopi dekat sekolah. Rencana awalnya adalah kumpul biasa, tapi situasi malah berubah menjadi kekacauan yang penuh tawa dan nyaris terbongkar.

Warung Kopi Dekat Sekolah

Pratama (meneguk kopi sambil menatap Rifqi curiga):
“Gue tetep nggak percaya lo tiba-tiba jadi anak baik, bro. Biasanya lo males-malesan, sekarang rajin nungguin orang di taman sekolah.”

Refianto (nyengir sambil ngemil pisang goreng):
“Iya, nih. Lo ngapain? Jangan-jangan ada sesuatu yang nggak kita tahu?”

Rifqi (mencoba santai):
“Ah, lo pada curiga mulu. Gue cuma lagi menikmati hidup aja.”

Gracie (ikut tertawa kecil, mencoba membantu Rifqi):
“Iya dong, Rifqi sekarang lebih dewasa. Kalian harusnya dukung, bukan malah nanyain yang aneh-aneh.”

Pratama (menyipitkan mata, bercanda):
“Eh, Cie, kenapa lo kayaknya bela Rifqi banget? Jangan-jangan lo...”

Refianto (menyela dengan nada bercanda):
“Pacaran sama Rifqi?!”


Rifqi dan Gracie langsung terdiam sesaat. Wajah mereka memerah, tapi Rifqi berusaha mengendalikan situasi.

Rifqi (tertawa gugup):
“Halah, lo pada sotoy banget. Gue sama Gracie kan temenan biasa aja.”

Gracie (tersenyum lebar, tapi terlihat gugup):
“Iya, mana ada kayak gitu. Lo kebanyakan nonton drama, Tam.”


Tiba-tiba, pelayan warung kopi datang membawa minuman tambahan. Sayangnya, salah satu gelas kopi hampir tumpah ke tas Gracie. Refqi buru-buru menyelamatkan tas itu, tapi malah terjadi hal yang bikin suasana makin aneh.

Tas Rifqi terbuka, dan beberapa foto Gracie sebagai idol JKT48 di event meet and greet kemarin dan foto foto waktu konser bertebaran. Pratama dan Refianto langsung melihat dengan penuh rasa penasaran.

Pratama (mengambil salah satu foto):
“Eh, ini foto Gracie di event JKT48, kan? Rifqi, lo ngapain megang foto kayak gini?!”

Refianto (memandang Rifqi dengan mata melebar):
“Bro, lo bukan cuma fans, kan? Jangan-jangan lo...”


Gracie dan Rifqi saling pandang, merasa sudah tidak ada jalan keluar. Akhirnya, Rifqi menghela napas panjang dan memutuskan untuk jujur.

Rifqi (menggaruk kepala, mengaku dengan pelan):
“Oke, gue ngaku. Gue sama Gracie emang pacaran.”

Pratama dan Refianto (kompak teriak):
“APA?!”

Gracie (langsung melambaikan tangan):
“Tapi kita diem-diem! Jangan bilang siapa-siapa, ya. Tolong banget, ini bener-bener rahasia.”


Suasana di meja mereka berubah tegang, tapi tiba-tiba Pratama tertawa keras.

Pratama:
“Woy, Rifqi, gue nggak nyangka lo punya nyali juga pacarin member JKT48. Gue pikir lo anaknya cuma bisa jadi fans yang teriak-teriak kayak musang di event.”

Refianto (ikut tertawa, sambil menunjuk Rifqi):
“Fix, bro. Lo ini paket kombo: fans, pacar, dan tukang ngumpet. Lo hebat banget, sih!”


Rifqi langsung mendesah lega karena tanggapan teman-temannya ternyata santai. Gracie, yang awalnya khawatir, mulai tertawa pelan melihat situasi jadi lebih ringan.

Gracie (tersenyum kecil):
“Jadi kalian nggak bakal bocorin ini ke siapa-siapa?”

Pratama (mengangkat tangan dengan gaya bersumpah):
“Demi kelancaran hubungan backstreet lo berdua, gue janji nggak bakal ngomong.”

Refianto (mengangguk cepat):
“Gue juga. Tapi sebagai gantinya, traktir gue kopi lagi, Rif!”


Mereka semua tertawa bersama, dan suasana kembali santai. Namun, Rifqi dan Gracie sadar bahwa menjaga hubungan mereka tetap rahasia akan semakin sulit, apalagi jika teman-temannya terus menggoda mereka.

To be continued...

Temen Gue Member JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang