Harso menyeringai dan menggerakkan giginya dengan sedikit tenaga pada putingnya. Harso bisa merasakan tubuh Stella yang gemetar dan menggelinjang karena rangsangan hebatnya pada puting susu majikannya. Dengan sigap lidah Harso melingkari pentil yang masih menonjol keluar. Hal ini membuat Stella makin salah tingkah, tubuhnya melengkung ke belakang, matanya terpejam dan tanpa sadar wanita cantik itu membusungkan buah dadanya ke mulut sang supir yang terus merangsangnya.
Bertentangan dengan apa yang ia rasakan, Stella menggunakan kedua tangannya untuk terus mendorong tubuh Harso agar segera melepaskan pelukannya. Akhirnya Harso bersedia mundur sesaat, ia melepaskan puting buah dada Stella, lalu memperhatikan wajah Stella, menikmati kecantikannya. Mata Stella sangat indah, bercahaya dan penuh pengharapan. Buah dada kirinya yang belum tersentuh terlihat gersang dibanding buah dada kanan yang terus menerus diserang sejak tadi.
"Sudah.. cukup! Aku.. tidak bisa melanjutkan ini semua, aku harus pergi!" pinta Stella dengan suara bergetar.
Tangan si cantik itu masih terus berada di pundak Harso bermaksud menghalangi supirnya mendekat. Tapi Stella tidak melakukan apapun untuk menutup kedua buah dada yang telanjang. Harso kembali menyeringai dan menurunkan kepalanya ke dada kiri Stella.
"Jangan! Pak! Aku.. mohon.. ini sudah terlalu jauh.." tangan Stella mencoba mencegah Harso agar tidak mendekat.
Namun tangan ramping Stella bukanlah penghalang berarti bagi supir tua berwajah buruk itu, dengan sigap ia menangkup puting kiri Stella dengan mulutnya dan kembali menyebarkan sengatan kehangatan ke seluruh tubuh sang Ibu muda.
Demi apa.. Harso sungguh sangat kuat! Perlakuan supirnya yang lembut membuat Stella tak mampu berkutik. Si cantik itu hanya bisa megap-megap menggapai nafas ketika gigi Harso mengunyah puting buah dadanya, setelah puting itu menonjol, lidah Harso ganti menjilati sisi areolanya. Tubuh Stella melenting ke belakang, ia berusaha melepaskan dadanya dari mulut Harso, namun belum sampai buah dadanya bebas, Stella sudah terganggu oleh tangan sang supir yang dengan nakal menjelajah ke bawah roknya dan membelai ke atas menuju selangkangan!
Stella ingin melepaskan diri dari pelukan Harso, sungguh dia telah berusaha, namun supirnya ini telah memakunya di atas sofa. Stella benar-benar tak berdaya di bawah rengkuhan sang lelaki kurus. Tubuh Harso mengunci rapat kaki dan lengan Stella sementara gigi, bibir dan lidahnya merangsang habis-habisan puting buah dada istri Rendra itu. Belum lagi rangsangan yang datang tiba-tiba dari bawah roknya, apa yang bisa dilakukan Stella kecuali pasrah menerima rangsangan yang memberikan kenikmatan.
Tangan Harso yang kasar berputar-putar di paha sang wanita pujaan memberi kehangatan, perlahan melaju ke atas tanpa halangan. Tangan hitam di atas paha putih mulus, sangat kontras. Harso mengagumi seluruh tubuh Stella, paha yang ia sentuh ini dulu adalah milik suaminya seorang, sebelum akhirnya Stella jatuh ke jebakan maut Pak Kuncoro dan bersedia untuk ditiduri oleh Tigor, Usman dan calon adik iparnya.
Ketika melihat Harso lengah, Stella mencoba melawan lagi. Bayangan wajah suami yang ia cintai mendatangi benaknya dan ia melakukan semua yang ia bisa untuk mendorong sang supir. Jemari Harso telah berhasil menyentuh dan meraba memeknya meski masih tertutup celana dalam.
Tapi.. tapi.. ini enak sekali..! Mas Rendra sekarang berubah menjadi laki-laki dingin yang tak berperasaan, padahal Stella masih sangat membutuhkan belaian kasihnya! Apakah kini yang ia lakukan adalah hal yang salah? Membiarkan Harso menguasai tubuhnya? Menyerahkan tubuhnya untuk dicicipi oleh supirnya yang memperlakukan dirinya dengan lembut sejak awal hingga saat ini.
Stella wanita normal dan butuh belaian dan kehangatan seorang laki-laki! Ia tidak mau lagi terus menerus melayani nafsu hewan Pak Kuncoro.. ia ingin melakukannya dengan orang yang dia suka! Hasrat birahinya selalu bergejolak.. Stella bingung saat ini, apakah dia diperkosa Harso.. atau justru membuka diri terhadap supirnya itu? Toh seandainya ia melayani Harso, tidak akan ada orang yang tahu, kan? Batin Stella berkecamuk. Ini enak sekali.. apa yang harus ia lakukan? Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Ini memang nikmat sekali..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Nafsu Para Pria
FantasyIni adalah cerita fiksi. Nama atau orang, karakter apapun, bisnis atau tempat, peristiwa atau kejadian adalah fiktif. Kemiripan apapun dalam cerita dengan peristiwa aktual hanya kebetulan. Cerita dalam novel ini mengandung cerita 21+ dan tidak cocok...