D E L A P A N B E L A S

88 25 2
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : SasuSaku, SaIno, NaruHina, NejiTen.
Genre : T or M
Warning : Banyak Typo, gaje, Halu, Lemon, Dll
Author : A.C
.
.
.
.
.
.
Happy Reading

Suasana sekolah menjelang siang cukup tenang, Sasuke serta Naruto pergi kesana sekitaran hampir menjelang jam 10 dimana masih ada sesi kegiatan belajar-mengajar, pandangan Sasuke menatap pada dua gadis yang cukup serius dalam memperhatikan pelajaran. Akari dan Sarada belum menyadari akan kehadiran Sasuke tentunya, jika mereka tau sudah di pastikan pikiran mereka akan teralihkan.

"Semoga saja sifat mereka lebih cenderung ke Sakura-chan –dattebayo, jika sifat mereka seperti kau, mereka mungkin akan menjadi gadis mesum." Celetuk Naruto tiba-tiba membuat sebuah bogeman mendarat dengan indah pada kepala kuningnya.

Naruto melotot pada sahabat kulkasnya ini "Apa salah ku? Aku hanya mengatakan kebenaran." Balas Naruto tak terima

"Otak mu harus di cuci dulu dobe." Ketus Sasuke melangkah menjauh dari kelas twins, ia ingin melihat fasilitas yang di sediakan oleh Naruto untuk semua murid-murid yang menempuh ilmu di sana.

Lagi-lagi Naruto mengerut namun tak urung ia memilih untuk mengikuti langkah Sasuke, entah kemana pria itu akan pergi.

Berbeda dengan Sasuke dan Naruto, Akari serta Sarada memang terlihat fokus namun beberapa kali fokus mereka pecah akibat dua orang teman yang berada di bangku belakang mereka.

"Anak haram," ucapan itu terlontar dari sosok gadis berkucir kuda tengah menendang kursi yang di duduki oleh Sarada.

"Kasihan tak punya ayah." Celetuk teman di samping gadis berkucir itu.

Sarada serta Akari hanya diam, mereka sudah terbiasa seperti itu dari pada di ladenin akan lebih baik di abaikan saja, lagian mereka pun memiliki ayah, meskipun sang ayah tak mengetahui bahwa mereka telah lahir.

Merasa tak ada respon dari Akari dan Sarada, gadis bernama Yukito sedikit kesal, ia berniat sekali membuat kedua anak kembar itu menderita.

"Ibu kalian pasti jalang ya, kasihan." Ucap gadis itu lagi membuat Sarada membalikkan badannya dan melayangkan sebuah pukulan telak pada wajah gadis itu membuat Yukito jatuh dengan tak elit dari tempat duduknya dengan darah yang keluar dari hidungnya.

Sarada mungkin bisa mengabaikan hal lain, tapi jika sampai merendahkan ibunya ia tak akan membiarkan hal itu. Tatapan dingin Sarada menatap seperti ingin menguliti tubuh teman satu kelasnya ini, akan lebih baik jika gadis itu menghilang dalam sekejap.

Sarada tak tinggal diam, gadis itu mendekati sosok Yukito yang kini meringis kesakitan, Akira sangat terkejut juga dengan saudarinya yang kini nampak tak terkontrol amarahnya, meskipun marah ia tak sebrigas Sarada. Akira cukup ngilu juga dengan pukulan yang di berikan oleh Sarada pada gadis itu lagi.

Genma yang mengajar pada kelas itu seketika berlari melerai kedua anak gadis yang kini sudah berkelahi, ia hanya keluar sejenak untuk panggilan alamnya namun ketika setibanya di dalam kelas, lihat lah Sarada yang memukul Yukito tanpa ampun dan gadis itu cukup prihatin juga dengan kondisinya.

"Sarada ikut bapak sekarang, kau antar teman mu ke UKS," titah Genma menatap teman sebangku Yukito, kemudian ia menarik Sarada keluar dan pergi menuju ruangan konseling.

Akari tak mempedulikan lainnya dan memilih untuk menyusul saudarinya Sarada, sejujurnya ia khawatir dengan guru-guru yang suka saja menyudutkan ia dan Sarada. Beberapa guru bahkan secara terang-terangan mengatai sang ibu.

Akari bingung sekarang, apa yang harus ia lakukan? Meskipun Sarada menjelaskan sebenarnya pun mereka tak akan peduli, semua yang terjadi akan di salahkan padanya.

Permainan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang