Haloo para pembaca ku tercinta aw awww , lama kali bah tamatnya ya kan 😇😇😇 okee kita lanjutkan cerita ini geyss , selamat membaca
Raja Vandoria meluruskan tubuhnya di singgasana, tatapannya tajam tertuju pada Anesha. "Kau berbicara dengan percaya diri, nona Anesha. Namun, aku masih tidak yakin tentang satu hal—mengapa kau tetap berada di sisi Louis setelah kejadian 'batu kecil' itu? Bukankah logis jika kau segera pergi?"
Anesha mencoba mengatur pikirannya, mencari alasan yang cukup masuk akal. "Oke, tenang. Fokus. Jangan sampai ketahuan bohong," batinnya. Ia tersenyum kecil, mencoba terlihat santai meski peluh dingin mulai mengalir.
"Begini, Yang Mulia," katanya pelan tapi mantap. "Setelah insiden itu, Pangeran Louis tampaknya... membutuhkan bantuan. Sejujurnya, saya sendiri tidak tahu kenapa saya tetap bersamanya, tapi saya merasa itu hal yang benar untuk dilakukan. Lagi pula, bagaimana saya bisa meninggalkan seseorang yang membutuhkan pertolongan?"
Louis meliriknya, seolah heran sekaligus terhibur dengan improvisasi Anesha. Ia hampir membuka mulut untuk menanggapi, tapi Anesha segera melanjutkan sebelum dia sempat bicara.
"Dan setelah itu," Anesha menambahkan, "situasi menjadi lebih rumit. Tiba-tiba saja kami menjadi buronan kerajaan, tanpa saya tahu alasannya. Jadi, bisa dikatakan saya hanya... terseret dalam semua ini."
Seraphina mendengus pelan, tampaknya tidak sepenuhnya percaya. "Terseret, ya?" katanya sambil melipat tangan di depan dada. "Kau terlihat terlalu santai untuk seseorang yang terseret dalam situasi seperti ini."
Anesha mengangkat bahu, berusaha menutupi kegugupannya. "Santai? Oh, tidak juga. Saya hanya mencoba bertahan hidup. Lagipula, apa gunanya panik? Itu tidak akan membantu saya keluar dari sini, bukan?"
Raja Vandoria tertawa kecil, sebuah suara yang lebih menakutkan daripada menenangkan. "Kau memang berbeda, Anesha. Sangat jarang seseorang berani berbicara sejujur itu di hadapanku."
Sistem dalam kepala Anesha tiba-tiba memberi peringatan lain. "Dia sedang mengujimu. Jangan lengah."
"Iya, gue tau! Jangan kasih tahu hal yang udah jelas, sistem!" batinnya, frustasi.
Raja Vandoria kemudian menatap Louis. "Dan kau, Louis. Kau selalu menolak tunangan yang kami pilihkan untukmu. Apakah kali ini, kau membawa kandidatmu sendiri?"
Louis, yang sejak tadi diam, menghela napas panjang sebelum menatap raja langsung. "Aku sudah bilang, aku tidak tertarik dengan urusan tunangan. Dan untuk Anesha..." ia berhenti sejenak, lalu melirik Anesha dengan senyum kecil yang membuatnya semakin bingung. "Dia bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang kebetulan ada di tempat dan waktu yang salah."
"Bangsat, Louis!" batin Anesha, menahan diri untuk tidak menyemprot pria itu di depan semua orang.
Raja tersenyum lebih lebar, tampak puas. "Kalau begitu, biarkan aku yang memutuskan apakah dia benar-benar 'bukan siapa-siapa.' Pengawal, bawa Anesha ke ruang interogasi. Aku ingin tahu lebih banyak tentang tamu kita ini."
Wajah Anesha langsung pucat. "Sialan. Gue lagi-lagi jadi kambing hitam!"
Louis tampak hendak bicara, tapi sebelum ia bisa mengatakan apa-apa, para pengawal sudah melangkah maju, menggiring Anesha keluar dari balai utama.
"Ya Tuhan, gue salah ngomong apaan tadi? Ini kenapa ujung-ujungnya gue yang kena?! Sistem, ini semua salah lo!" batin Anesha semakin histeris, sementara langkah berat pengawal semakin mendekat.
Anesha digiring keluar dari balai utama oleh dua pengawal bertubuh besar. Perasaan gelisah menyelimuti dirinya, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Di dalam kepalanya, sistem berbunyi lagi, "Ini bagian dari alur cerita. Kau harus bertahan."

KAMU SEDANG MEMBACA
who is she??
أدب المراهقينSeorang anesha si gadis bar bar yang Bertransmigrasi ke tubuh wanita yang menurutnya adalah gembel . Ia Bertransmigrasi di zaman kuno " GA mungkin anj muka gua mirip gembel, Ini pasti lu lagi ngerjain guaa kan temmm " tuduh anesh kepada sistem Leb...