Part 19

506 72 4
                                    

HAPPY READING


Hiks hiks

Sttt sttt

"Tenang ya baby"

"Cakit tangan adek hueee"

"Mami tiupin ya huff huff"

Pemeran utama kita, yaitu tuan muda Alkana yang kini sedang menangis didalam gendongan sang mami.

"Makanya, adek kalau dikasih tau jangan lari-lari didengerin" Ucap Zerafa menasehati Alkana yang masih menangis.

Sebelumnya, Alkana baik-baik saja cuma demam dikit gak ngaruh. Karena suatu insiden yang membuat tangannya tergores pisau dapur, kini ia menangis tersendu-sendu. Padahal salah dia sendiri.

FLASHBACK ON

huaaa

"Anjir gue laper cokk" Monolog Alkana yang bangun dari tidurnya, ia menatap sekitar kamarnya yang sepi tanpa tanda-tanda seseorang.

"Apa gue buat mie aja ya?" Tanya Alkana entah pada siapa.

Dengan segera, ia turun dari kasur kamarnya yang memang tidak terlalu tinggi. Sengaja Felix membeli yang pendek untuk bungsunya yang pendek.

*gue gak sependek itu loh thor -Kana

Ceklek

"Sepi amat nih mansion, orang-orang pada kemana dah njir" Monolog Alkana sembari menuruni tangga, nakal emang dia. Udah dilarang turun atau naik pake tangga tapi gak mau denger.

Alkana berjalan menuju dapur yang memang sudah tidak ada lagi para maid disana, entah kemana. Dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, Alkana mengambil mie instan punya Aufar yang memang disimpan untuk dirinya sendiri. Tapi kini sudah diambil Alkana dan dicemplungkan kedalam air panas yang sudah mendidih.

"Anjirt telornya lupa" Ucap Alkana menepuk dahinya sendiri, ia berlari menuju tempat penyimpanan telur dan mengambil 2 butir sekaligus.

Plup plup

"Nah telor udah, pake cabe gak sih biar pedes?" Monolog Alkana bingung.

"Elah pake ajalah" Putus Alkana dan segera mengambil cabe yang masih ijo-ijo didalam kulkas, ia juga mengambil pisau yang paling tajam untuk mengiris cabe tersebut.

Saat sedang mengiris cabe, tiba-tiba ada yang mengejutkan dirinya sampai.....

"Dek"

Sret

"Akhh sakit hueee" Tangis Alkana pecah saat tanpa sengaja pisau yang ia gunakan mengiris cabe terkena jarinya yang mengeluarkan darah segar yang sedikit banyak.

"Aduh sayangg, maafin mami" Ucap Zerafa terkejut melihat jari sang ponakan mengeluarkan darah, dengan panik ia mencuci darah yang ada ditangan Alkana lalu dengan segera mengambil kotak p3k.

Huff hufff

"Maafin mami, sayang" Ucap Zerafa dengan rasa bersalah yang sangat besar, sedangkan Alkana masih menangis dikarenakan tangannya nyut-nyutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang