Happy Reading 🌷—Menyukaimu adalah seni melukis luka paling indah.
"Lo megangin yang bener dong!" Sentak Alana karna merasa Kaily tidak serius membantu nya.
"Kok Lo nyalahin gue sih? Lo kali yang getok nya ga bener!" Kaily menatap sengit Alana.
"Dih, Lo aja yang ga becus megangin nya!" Dengan berani Alana membalas tatapan Kaily tak kalah sengit, Jika di dalam kartun mungkin masing masing mata mereka sudah mengeluarkan laser.
Nabila dan Alexa menatap malas ke arah dua gadis itu, apakah tidak ada yang punya panci? Ingin sekali ia memukul kepala mereka satu persatu.
Sudah lebih dari 30 menit mereka habiskan hanya untuk berdebat, padahal kelompok lain sudah selesai mendirikan tenda. Sedangkan mereka dari tadi tidak selesai selesai.
"Berantem lagi gue getok ya kepala Lo pada!" Ancam Nabila, tatapan matanya sangat tajam hingga bisa menebus jantung dengan tangan berkacak pinggang.
"Kalo di liat-liat si Bila udah kaya emak tiri ngomelin anak nya yang lagi berantem, ya?" Bisik Azalea pada Natasha sangat pelan, takut sang singa mendengarnya dan mengamuk.
"Lebih mirip macan ngamuk sih kata gue teh." Dengan muka watados Natasha menjawab pertanyaan Azalea.
"Wahh parah Lo.. tapi mirip juga sih."
Alexa yang tak sengaja mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, kenapa juga ia harus sekelompok dengan orang orang engga ada akhlak ini.
Sedangkan tak jauh dari tenda gadis gadis itu, terdapat kelompok Alvino yang telah selesai mendirikan tendanya, dan beralih menatap suara berisik yang berasal dari tenda gadisnya.
"Udah engga heran lagi gue ngeliat kelakuan mereka." Celetuk Danu.
"Pengen banget gue sumpel pake botol itu mulut. udah kaya tiang listrik, Nyamber Mulu!" Reza pun ikut menatap ke arah tenda kelompok Nabila.
"Kalo mereka engga berisik seharii aja, langsung sujud syukur gue." Gilang pun sudah jengah mendengar gadis gadis itu yang selalu berisik di mana pun.
"Pengang lama lama telinga gue denger nya, padahal kita lumayan jauh dari tenda mereka tapi suaranya udah kaya teriak di depan telinga!" Sahut Danu lagi.
Alvino serta Xavier tak berkomentar apapun, tapi tatapan elang mereka tak lepas dari masing masing gadisnya. Mengawasi setiap gerak gerik yang mereka lakukan, dan menatap tajam pada laki-laki yang sudah lancang menatap penuh minat ke arah gadisnya.
Alvino berinisiatif untuk mendekat, dan tentu saja dengan para buntut nya yang selalu mengiringi kemana pun ia pergi.
"Butuh bantuan, gadis gadis?" Tanyanya.Bagai pangeran berkuda putih yang siap siaga membantu sang putri, begitulah kira-kira kata yang cocok untuk mendeskripsikannya. Langkah Alvino kian mendekat pada Nabila yang sedang terdiam dengan wajah dinginnya, dan itu sedikit mengganggu perasaannya.
"Yang kau tanya itu bukan hanya aku, tapi kenapa hanya aku yang di hampiri?" Pertanyaan lembut itu mengalun begitu saja dari bibir pink ceri seorang gadis.
"Tapi dari sekian banyaknya gadis, hanya kau yang berhasil memikat hatiku."
"Sejak kapan seorang Alvino jadi raja gombal gini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Indahmu Menyatu Dengan Langit
Romancehanya ada kesunyian di antara keduanya sebelum sebuah pertanyaan terlontar dari bibir sang gadis untuk memecah keheningan. "Avinn, Aku kalo jadi princess cocok gak?" Tanya Nabila sambil menatap berbinar ke arah Alvino. "Cocok.. " "jadi nenek sihir n...