Waktu bersantai ria sudah selesai, saatnya mereka kembali serius pada kegiatan kemah. Semua murid di kumpulkan di tengah tengah membentuk sebuah lingkaran besar, disekitar nya terdapat lampu yang terbuat dari minyak tanah. Di tempatkan di beberapa sisi sebagai penerang dari gelapnya malam, entah mau diapakan mereka oleh para guru guru.
Nabila dan yang lainnya duduk berderetan bagai ikan bergerombol yang selalu bersama, menanti hal apa yang akan mereka hadapi beberapa menit kedepan. Sambil menunggu instruksi dari guru mereka saling berbisik satu sama lain membicarakan kira kira mereka akan diapakan.
Hawa dingin langsung menerpa kala angin berhembus pelan, membuat beberapa dari mereka menggosok gosokan tangan berharap mendapat kehangatan dan mulai memeluk diri sendiri yang di peluk hangat oleh jaket cukup tebal.
"Dingin, hm?" Suara lembut Xavier lewat begitu saja oleh pendengaran Alexa, sungguh peka sekali kekasihnya itu.
"Iya, udaranya cukup dingin."
Dengan tingkat kepekaan yang tinggi, Xavier melepaskan jaket yang ia pakai untuk di lampirkan pada pundak Alexa berharap bisa sedikit menghalau rasa dingin. "Pake, biar ga dingin." Ucapnya sambil mengelus pelan puncak kepala gadisnya.
Gadis itu menatap khawatir kekasihnya. "Kamu gimana? Nanti dingin dong, udah pake lagi aja."
"Gausah pikirin aku, kamu pake aja gapapa." Senyum lembut terbit di bibir Xavier yang gemas melihat tingkah gadisnya itu.
"Beneran gapapa? Nanti kalo ka- "
Saking gemasnya ia dengan refleks mencubit pelan pipi Alexa yang menurut nya mirip bakpao itu. "Gapapa sayang, cowo kamu ini kuat." Selalu saja ia tidak bisa menahan gemas dengan segala tingkah laku Alexa.
"Dikira Ultraman kali."
"Ultraman mah kalah kuat sama aku." Wajah tengil Xavier hanya ditunjukkan pada gadisnya saja, jika di depannya ini bukan gadis yang ia cintai mana mungkin dia bersikap semanis ini.
Alexa tersenyum simpul, ia berharap pacarnya ini hanya bersikap manis padanya. Hanya padanya!
"Udah napa udah, gumoh gue liat ke-Uwu an kalian berdua." Alana menutup mulut nya seolah akan muntah.
"Maap ya bapak ibu, ini dunia punya kita semua bukan punya kalian doang." Sindiran di sertai decakan kecil dari Nabila pun terdengar.
Azalea pun menatap cemberut pada dua sejoli itu yang tak pernah perduli kan tempat jika ingin bermesraan. "Gini banget nasib jadi topping dunia."
Beberapa dari mereka juga menunjukkan kekesalan nya, walaupun tak urung mereka berterima kasih pada Alexa yang berhasil menaklukkan singa sekolah itu. Mereka jadi tak setakut dulu jika berpapasan dengan Xavier yang selalu menampilkan wajah datar dan seram.
Banyak yang penasaran dengan kisah pertemuan dua pasangan itu hingga bisa sebucin sekarang, jurus apa yang di gunakan Alexa untuk menjinakkan sang singa. Tapi mereka tau batasan untuk tidak tau sejauh itu, dengan jinak nya Xavier saat ini saja sudah lebih dari cukup. Jadi barang barang di sekolah aman dari amukan Xavier yang kerap kali datang, karna sudah ada penawar nya saat ini.
"Tau gitu tadi saya ajak aja suami saya." Bu Rika ber celetuk sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah muridnya itu.
"Sabar Bu, kalo mau honeymoon nanti saja." Bu Lita tersenyum tipis, setidaknya murid murid nakal itu tidak berbuat ulah di tempat seperti ini.
"Sebaiknya kita mulai saja bu, nanti keburu semakin larut." Usul Pak Reno yang juga jengah melihat murid muridnya itu menebar kebucinan.
Mau di sekolah atau di manapun sama saja
![](https://img.wattpad.com/cover/367945578-288-k855531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indahmu Menyatu Dengan Langit
Roman d'amourhanya ada kesunyian di antara keduanya sebelum sebuah pertanyaan terlontar dari bibir sang gadis untuk memecah keheningan. "Avinn, Aku kalo jadi princess cocok gak?" Tanya Nabila sambil menatap berbinar ke arah Alvino. "Cocok.. " "jadi nenek sihir n...