02 Agustus 20xx.
Pemuda dengan pakaian hitam nan tertutup itu masih setia berdiri di depan gerbang sebuah rumah. Lebih tepatnya mengamati sambil bersembunyi.
Awalnya dia ingin pergi, namun urung ketika melihat pintu rumah tiba tiba terbuka dan keluar lah seorang cowo dengan kulit putih pucatnya.
Jalannya gontai. Buru buru sosok itu bersembunyi agar tidak ketahuan.
"Dia..." Gumam sosok itu sembari mengekori nya.
Di trotoar menuju sekolah. Chenle berjalan dengan lesu. Sesekali menatap ke arah langit yang mana menampilkan bulan beserta bintang bintang.
Udara malam terasa sejuk. Yuta belum pulang dan seperti biasanya, dia tidak tau kemana Daddy nya itu pergi.
Tentu saja hal itu dimanfaatkan oleh Chenle untuk keluar rumah menuju tempat yang akan ia datangi.
Gerbang sekolah tidak dikunci dengan alasan si kunci rusak. Makin mudah lah dia untuk masuk.
Namun hendak masuk, suara seseorang tiba tiba mengejutkan nya.
"Kau, sedang apa?"
(Di sini, bahasa nya baku dan aku-kau. Oke)
Chenle menoleh. Disana ada seorang cowo dengan baju serba hitam.
Melihat kebingungan dari raut wajah Chenle, si cowo pun melepas topi dan masker nya.
"Chenle, benar?" Tanya nya lagi.
"I-iya, dan kau, siapa?"
Si pemuda tak dikenal nampak tersenyum manis. "Kau tak perlu tau, kebetulan aku jalan jalan disini dan melihat mu yang nampak mencurigakan"
Chenle terkekeh pelan. Namun seketika dia gelagapan saat ditanya mau melakukan apa di sekolah malam malam seperti ini.
"Aku... Aku..."
"Wahh, udara dingin sekali, mau minum?" Tawarnya membuat Chenle dibuat bingung.
Sok asik ni orang. Hehe. Sapa tuch.
Karena tak mendapatkan respon. Si pemuda menarik lengan Chenle untuk menuju salah satu cafe yang dekat dengan sekolah.
Dua gelas minuman hangat pun di atas meja.
"Serius, apa hubungan mu dengan ku? Dan... Kenapa kau mengajak ku kesini" tanya Chenle yang mulai sedikit risih. Cupu bukan berarti bisu, benar?
"Tidak ada" balasnya santai lalu meminum minuman nya. "Pembunuh, kira kira seperti apa pembunuh yang kau tau?"
"Aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba membahas nya"
"Random. Tiba tiba saja terlintas di otak ku. Coba jawab pertanyaan ku tadi"
"Aku tidak mengerti" balas Chenle seadanya. Toh emang dia gak ngerti. Lagian sape sih ni cowok. Sok asik bener dah.
"Apa kau pikir pembunuh itu hanya individu lain yang membunuh satu atau lebih individu?"
Dengan ragu Chenle mengangguk. Kan emang, pembunuh itu adalah orang yang membunuh orang lain.
"Salah" kata si pemuda dengan percaya dirinya. "Seseorang yang bunuh diri, itu bisa dikatakan pembunuh"
"Jika kau bunuh diri, maka berarti kau pembunuh"
Jujur. Chenle tidak mengerti dengan maksud si pemuda ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
'✓Pleace, Stop [Chenle]
Hayran Kurgu[Prequel dari cerita '✓Who's He [Nct Dream] Tapi kalo masi mo main tebak tebakan, langsung aja ke cerita '✓Who's He [Nct Dream] baru setelah nya ke cerita ini. . . . . . . "kenapa? padahal aku gak punya salah apa apa" [END] "kenapa aku diperlakukan...