Hari itu, Yoongi tidak bisa duduk tenang di kursinya. Semua rekan kerja sudah memperhatikan betapa gugupnya dia sejak pagi, tapi tak satu pun berani bertanya. Tatapan matanya terus mengarah ke meja Hoseok yang berjarak beberapa meter darinya. Hoseok tampak sibuk dengan tumpukan dokumen, tidak menyadari pandangan Yoongi yang sejak tadi terfokus padanya.
Jam makan siang akhirnya tiba. Dengan napas yang berat, Yoongi berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati meja Hoseok. “Seok, makan siang bareng yuk?” tanyanya dengan suara sedikit serak.
Hoseok mendongak, terlihat sedikit terkejut. “Hmm? Oh, boleh. Aku cuma perlu lima menit buat beresin ini.”
Yoongi mengangguk dan menunggu dengan sabar di dekat meja. Setelah beberapa menit, Hoseok bangkit dan mengambil jaketnya. Mereka keluar bersama, berjalan ke kafe kecil di dekat kantor yang menjadi tempat favorit mereka dulu.
Di kafe itu, suasana terasa sedikit canggung. Yoongi berusaha memulai percakapan, tetapi Hoseok hanya menjawab dengan singkat. Hingga akhirnya, ketika makanan mereka tiba, Yoongi meletakkan sendoknya dan menatap Hoseok dengan serius.
“Hoseok,” katanya, suaranya pelan namun penuh emosi. “Aku tahu aku udah bilang ini berkali-kali, tapi aku benar-benar ingin kamu tahu… aku serius sama kamu.”
Hoseok berhenti makan, menatap Yoongi dengan alis terangkat. “Yoongi, aku pikir kita udah bicara soal ini. Aku butuh waktu.”
“Aku tahu,” jawab Yoongi cepat. “Aku nggak mau terburu-buru. Aku cuma… aku cuma pengen kamu tahu kalau aku nggak akan nyerah.”
Hoseok menghela napas, matanya kembali tertuju pada makanannya. Tapi Yoongi bisa melihat sedikit rona merah di pipinya.
---
Malamnya, Yoongi tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan Hoseok dan bagaimana caranya membuat pria itu percaya padanya lagi. Akhirnya, dia mengambil ponselnya dan mengetik pesan.
“Seok, besok malam aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Ada yang pengen aku tunjukin.”
Tidak butuh waktu lama bagi Hoseok untuk membalas. “Ke mana?”
“Rahasia,” balas Yoongi dengan emotikon senyum. “Pokoknya, aku jemput kamu jam tujuh malam.”
“Baiklah,” balas Hoseok singkat.
---
Keesokan harinya, Yoongi menghabiskan waktu sepanjang siang untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Dia bahkan meminta izin pulang lebih awal untuk menyiapkan tempat yang ingin dia tunjukkan pada Hoseok.
Jam tujuh malam, Yoongi tiba di depan rumah Hoseok. Dia keluar dari mobil dan menunggu dengan sabar hingga Hoseok muncul. Pria itu mengenakan jaket cokelatnya yang biasa, tampak sedikit canggung namun tetap menawan di mata Yoongi.
“Mau ke mana?” tanya Hoseok begitu mereka berada di dalam mobil.
“Kamu lihat aja nanti,” jawab Yoongi sambil tersenyum misterius.
---
Mereka akhirnya tiba di sebuah taman kecil yang tersembunyi di sudut kota. Lampu-lampu kecil menghiasi pohon-pohon, menciptakan suasana yang hangat dan romantis. Di tengah taman, ada sebuah meja kecil dengan lilin dan bunga yang sudah disiapkan Yoongi sebelumnya.
Hoseok terdiam, matanya melebar. “Yoongi… apa ini?”
Yoongi menggaruk belakang lehernya, terlihat gugup. “Aku tahu aku nggak sempurna. Aku tahu aku bikin kamu kecewa berkali-kali. Tapi aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya, Seok. Aku ingin kamu tahu kalau aku serius.”
![](https://img.wattpad.com/cover/356168141-288-k914565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
kau rumah ku (sope)
RandomMenceritakan tentang kisah anak pertama, yang keluarga nya terlihat cemara dan penuh dengan kebahagiaan diluar, nyatanya di dalamnya seorang anak tidak mendapatkan rumah pertamanya, dan mentalnya di hajar hingga hancur berkeping-keping. Jung hoseok...