tigadua

220 33 11
                                    

mobil Rasya kini sudah memasuki pekarangan rumah sakit, dengan buru-buru Rasya keluar dari mobil dan membuka pintu belakang, lalu memapah Dika dengan dibantu oleh Gibran dan angga

"Irsyad kemana?" tanya Rasya setelah menyadari Irsyad tak bersama mereka

"dia gapapa kok, motor Dika mogok tadi" ucap Gibran. mereka segera membawa Dika ke dalam agar cepat mendapatkan pertolongan

Adara sedari tadi hanya diam, ia memegangi dadanya yang mulai sesak "argh plis jangan sekarang" batinnya. ia menepuk nepuk dadanya pelan

"Adara? lo gapapa, ayoo" ajak angga

"i iya ka, gapapa. duluan aja, sekarang yang terpenting ka Dika dulu" ucapnya sambil menahan rasa sesak di dadanya

"dek, ayoo cepet"

"iyaa"

Rasya Gibran dan angga, mereka menggotong Dika. sedangkan Adara di belakang mereka

"kamu harus bertahan, kaa" batin Adara cemas

"DOKTER! SUSTER! TOLONG" teriak Rasya menggema seluruh rumah sakit, ada beberapa suster yang datang membawa brankar. Dika sudah di baringkan di atas brankar dan di bawa ke ICU, kenapa? melihat keadaan Dika yang cukup parah jadi langsung di bawa ke ICU

"ahh gue ga kuat, sakit banget. kepala gue juga pusing" batin Adara

rasya terlalu fokus pada keadaan Dika, begitu juga angga dan Gibran sampai tak sadar dengan keadaan Adara

langkah Adara semakin pelan, pandanganya kini mulai kabur, ia benar-benar tak kuat lagi dan akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri

"Adara? hei bangun" ucap arka panik. yap, arka menangkap tubuh Adara

Rasya menoleh ke belakang "Adara" gumamnya. ia berlari ke arah Adara dan juga arka. dan yang lain tetap jalan menuju ICU

"dek, kamu kenapa?"

"lo ga liat dia pingsan, gila lo! dia juga terluka, bukan cuma Dika!  lo malah biarin dia jalan sendirian di belakang" ucap arka kesal

"lo siapa si?! kenapa adek gue bisa kek gini?" ucap Rasya

"katanya Abang, tapi ga becus jagain adek" sarkas arka, ia menggendong Adara ke ruang IGD. sebenarnya Rasya tak suka, tapi ia membiarkan arka, bagaimana pun Adara yang terpenting, ia tak boleh egois. Rasya mengikuti arka yang membawa Adara

"dokter, tolong periksa dia" ucapnya sambil membaringkan Adara di bankar dengan hati-hati

"pasien kenapa?" tanya dokter

"dia habis jatuh ke jurang dok, terus dia sempet tenggelam di danau. tolong semua di periksa, pastiin semuanya baik" ucap arka

"iyaa saya akan lakukan yang terbaik, mas nya bisa menunggu di luar" ucap dokter

"tenggelam?" ucap Rasya kaget "dok, adek saya ada riwayat asma" lanjutnya

"baik saya akan segera memeriksa pasien, harap tunggu di luar"

Rasya dan arka keluar dan menunggu di luar "siapa lo?" tanya Rasya

"gue yang nolongin Adara tadi" ucap arka dengan nada datar

"dia kenapa? kenapa sampe jatuh ke jurang terus tenggelam? siapa yang udah jahatin dia?" tanya Rasya bertubi tubi

"ga tau"

Rasya geram dengan respon arka, ia sudah tersulut emosi lalu menarik kerah baju arka "bisa serius ga, anjing!?"

"apaan sih?" tanya arka nyolot "gue ga tau siapa, mereka pake topeng semua" ucapnya melepaskan cekalan Rasya di kerahnya dengan kasar

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang