duadelapan

244 33 12
                                    

"selamat pagi pak Robi" sapa pak Rio, sekertaris Robi

pagi ini, Robi dan Rio sudah janjian untuk bertemu, memang pagi sekali. ada hal penting yang akan mereka bahas

"pagi, saya ga punya waktu banyak langsung ke intinya saja. apakah benar Dika bukan anak kandungku?" tanya Robi

tiga hari yang lalu
suatu malam setelah Robi pulang dari kantor, ia mendapatkan kiriman kotak berwarna hitam

"kotak apa ini? perasaan aku ga pesen paket apapun" gumam Robi sambil memperhatikan kotak hitam tersebut

jujur ia takut Untuk membukanya, apakah ini semacam teror? pikirnya. karna dunia bisnis itu kejam, banyak yang tidak suka dengan robi. namun ia penasaran, Robi membuka kotak tersebut, ada secarik kertas didalamnya

"Dika bukan anak kandung anda dan juga istri anda, anak kandung kalian sebenarnya sudah mati" ucap Robi setelah membaca isi dari kertas itu

"apa apaan ini? siapa yang ngirim ini!! Laras, apa dia sudah tau, apa dia sudah menipuku dan apa benar Dika bukan anakku" ucap Robi kini sudah emosi, ia menggenggam tangannya kuat serta kertas itu

ia segera masuk ke dalam rumahnya menuju ruang cctv, untuk mencari tau siapa pengirimnya. betul, ada seseorang yang masuk ke halaman rumahnya di saat penjaga lengah, orang itu terekam cctv namun tidak jelas siapa karena orang tersebut memakai penutup kepala dan wajah serta baju serba hitam, entahlah dia ini seorang perempuan atau laki-laki

"siapa dia sebenarnya?! apa maksud dia mengirim ini! aku harus cari tau dan buktikan"

"ini adalah hasil lab DNA pak Robi dan Bu Laras" ucapnya memberikan hasilnya

"buka" perintahnya

Rio lalu segera membuka hasil lab itu, dan membacakan hasilnya

"Setelah melalui proses analisis laboratorium, hasil tes DNA menunjukkan bahwa sampel yang diuji tidak memiliki kecocokan genetik. Berdasarkan data ini, hubungan biologis antara individu yang diuji tidak dapat dikonfirmasi."

****

kini Rasya, Rey dan juga Adara sudah di meja makan untuk sarapan begitu juga omma

"nih, aku buatin sarapan spesial buat kamu" ucap dika sembari memberikan sandwich dan juga susu kepada Adara

"makasih sayang" ucap Adara dengan tersenyum "ayo kamu duduk sini, kita makan bareng" Dika duduk di sebelah adara

"adara, sekarang punya asisten baru?" tanya reynand

"maksud lo apa?!" ucap dika tak terima

"Rey..." peringat omma

"hehe bercanda doang omma, kalem men ga usah di bawa serius" ucap reynand pada Dika

"ka Rey apaan si, pagi pagi bikin orang kesel aja" ucap Adara

"lagian ni orang ngapain dah, pagi pagi udah di sini. ga punya rumah lo?" ucap Rey terus meledek Dika. ntahlah menurut nya seru aja ledek Dika yang notabenenya emosian apalagi soal adara

"engga! emang kenapa?" jawabnya sewot

"serius lo? wah parah, lo mau ajak Adara susah? mending kamu sama ka Rey aja Ra" ucap reynand semakin memanasi dika

"balik lewat mana lo?" ucapnya kini mulai emosi

"ka, udah deh jangan di ledek terus" ucap Rasya

"udah Rey, jangan di gangguin ah. udah Dika, ga usah di dengerin" ucap omma

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang