"Yang bilang gue bukan laki-laki siapa?" Pemuda itu mengerutkan dahinya bingung.
"HAH!"
_______________________________________
Alvin berlari menelusuri isi sekolah mencari seseorang. 'Sial, mana tu cewek?' Pekik Alvin dalam hati.
"Alvin, kenapa lo?" Suara perempuan yang menepuk pundaknya membuat Alvin terlonjak kaget. Dengan cepat dia nenatap gadis yang dari tadi dia cari, Amel.
"LO.." Alvin berusaha mengatur nafasnya, antara lelah berlari dan menahan marah.
"LO UDAH GILA YA?" Teriak Alvin tepat didepan gadis itu.Amel yang panik menjadi pusat perhatian langsung menarik tangan Alvin menuju taman belakang yang sepi. Alvin menepis tangan Amel dari tangannya.
"Lo ngomongin apa sih?"
"Kak Khanza" jawab Alvin singkat.
Amel yang mengerti kemana arah pembicaraan Alvin langsung tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa lo ketawa? Jadi lo emang sudah tahu kalo Kak Khanza itu cowok?" Alvin kesal pada Amel.
Amel berusaha menahan tawanya. "Iya, gimana? Keren kan?" Amel kembali ketawa mendengar perkataannya sendiri.
Alvin menatap tidak percaya pada gadis cantik didepannya ini. "SINTING LO. GUE MASIH NORMAL" teriak Alvin murka.
Alvin masih tidak percaya dengan jalan pikiran gadis yang telah merebut hatinya ini. Tega-teganya gadis ini menyuruh dia ciuman nge-hot sama orang lain, dan dengan laki-laki. Bayangin, LAKI-LAKI. Mau taruh dimana muka Alvin.
"Lo bilang 'masih' kan? Berarti ada kemungkinan lo bakal belok" ujar gadis itu enteng.
Alvin mengacak rambutnya frustasi. Dibalik wajah cantiknya, Amel ternyata memiliki otak yang sudah geser jauh dari tempatnya.
"Gue nggak mau tahu ya, Vin. Besok harus sudah ada itu rekaman terus kasih ke gue. Itu sudah jadi konsekuensi lo" setelah berkata seperti itu, Amel berlenggang pergi meninggalkan Alvin yang masih merenung.
"Gue harus gimana sekarang?" Alvin kembali mengacak rambutnya frustasi.
.
.
Beep Beep Beep
Bel sekolah tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi nyaring diseluruh penjuru sekolah.
Alvin berjalan lunglai menuju kelas XII IPS 1, lebih tepatnya kelas seseorang yang bernama Khanza. Yup, Alvin sudah memutuskan akan melanjutkan hukuman dari Amel, ia tidak boleh mengecewakan gadis itu. Dalam pikiran Alvin itu hanya ciuman, tidak lebih.
Alvin sampai didepan kelas Khanza, tetapi orang yang dicari tidak ada didalam kelas. Alvin berinisiatif menanyakan keberadaan Khanza sama temen sekelasnya, tetapi terhenti saat pundaknya ditepuk seseorang dari belakang.
"Lo yang tadi nyari Aza kan?" Ternyata kakak kelas yang tadi saat istirahat dimintai tolong oleh Alvin. "Kenapa? Nyari Aza lagi?" Tanya kakak kelas itu.
Alvin ragu untuk menjawab. "Mm.. I-iya Kak, Kak Aza sudah pulang ya?"
"Dia lagi latihan basket di ruang olahraga" jawab kakak kelas itu.
"O-oh"
"Ngomong-ngomong kita belum kenalan, nama gue Gilang. Gue ikut ekskul Photografi. Lo?" Kakak kelas itu-atau yang sekarang kita panggil Gilang- mengulurkan tangannya pada Alvin.
Alvin tersenyum kaku membalas jabatan tangan Gilang.
"Nama saya Alvin, Kak. Saya ikut ekskul Musik" ucap Alvin ragu. "Kalo begitu sa-saya permisi kak" baru saja Alvin ingin berjalan sudah dihentikan oleh Gilang yang memanggil namanya.
"Lo ada hubungan apa sih sama Aza?" Tanya Gilang penasaran.
Alvin bingung harus menjawab apa, dia tidak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya bertemu dengan Khanza.
"Mm.. Nggak ada Kak, saya hanya ada urusan sebentar saja sama dia, kak. Saya permisi kak" Alvin langsung terburu-buru pergi.
Meninggalkan Gilang yang masih menatap heran pada Alvin. "Urusan? Urusan apaan?"
_______________________________________
Yang di media Gilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wins For Bets [BOYXBOY]
RandomAlvin, pemuda SMA yang selalu menang taruhan, malah dikalahkan oleh gadis cantik yang sudah merebut hatinya, Amel. Ternyata gadis itu seorang fujoshi gila yang berusaha menjodohkan Alvin dengan kakak kelas mereka yang begitu terkenal di sekolahnya...