Part 14

46.2K 3.5K 689
                                    

"Gue balik dulu, ya. Lo sabar aja, bentar lagi Kak Khanza pasti jadi milik lo sepenuhnya."

Amel bangkit dari duduknya meninggalkan Alvin yang sekarang sudah sangat memerah di bagian wajahnya, bahkan menjalar sampai ke telinga.
_______________________________________

Khanza terus mengejar Alvin yang baru saja keluar dari kelasnya. Ia tau jika Alvin memang menghindarinya seharian ini. Apalagi Sarah terus menghalanginya.

Kemana Sarah sekarang? Khanza pun tidak tau, saat pelajaran terakhir Sarah izin keluar tapi sampai jam pulangan dia tidak kembali-kembali, membuat Khanza bisa bernafas lega sekarang.

"Alvin, tungguin gue." Khanza berusaha meraih Alvin, tapi badannya di senggol orang membuat jaraknya pada Alvin merenggang.

"Apa sih lo? Jauh-jauh dari gue." Ujar Alvin. Ia makin mempercepat langkahnya. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang sedari tadi ia tabrak. Tujuannya sekarang ia ingin jauh dari Khanza.

Khanza semakin cepat mengejar Alvin, pokoknya ia tidak boleh kehilangan Alvin dan semakin memperpanjang kesalah pahaman ini.

Hup!

Khanza menangkap tubuh kecil Alvin dalam pelukannya. Alvin bahkan terkejut, ia tidak menyangka bahwa Khanza berani sekali memeluknya begitu erat di tengah kerumunan orang.

"Lepasin gue!" Alvin berontak. Wajahnya sudah memerah sekarang, dan untungnya Khanza tidak bisa melihat wajahnya. Khanza melepas pelukannya dan membalik tubuh Alvin agar menghadap padanya.

"Gue bilang lepas. Gue nggak mau di sentuh sama tangan kotor lo." Alvin menepis tangan Khanza.

Ketua ekskul basket itu menyerngit mendengar kalimat yang di lontarkan Alvin. Perasaan tadi dia nggak megang apapun yang jorok deh, tapi kenapa Alvin bilang kalo tangannya kotor?

Alvin terus mengalihkan wajahnya yang merengut dari Khanza membuat pria itu semakin gemes melihat wajah Alvin. Sungguh, pria imut ini saat ngambek tidak ada seram-seramnya sedikit pun.

"Gue cuma mau nanya, kenapa lo jauhin gue hari ini?"

Alvin melihat mata Khanza dengan tidak percaya. 'Astaga, Khanza ini bodoh atau tulalit sih?'

"Lo nggak sadar sama apa yang lo lakuin sama gue? Oh My God." Alvin mengacak rambutnya dan berbalik untuk meneruskan langkahnya.

Tapi belum beberapa langkah, tangannya di tarik Khanza yang sekarang menggeretnya entah kemana. Alvin terus menarik bahkan memukul tangan Khanza untuk melepas tangannya. Tapi Khanza tidak perduli, ia terus menarik tangan Alvin. Akhirnya Alvin tau kemana tujuan mereka, atap.

"Lepasin gue. Lo kenapa sih narik-narik gue?"

"Lo yang kenapa?" Alvin hampir terlonjak mendengar Khanza berbicara dengan suara keras. "Kenapa lo menghindar dari gue? Kalo lo nggak jelasin, gue nggak akan pernah ngerti."

Alvin menarik tangannya dan melipatnya di depan dada. "Lo yang seharusnya jelasin ke gue. Apa maksud lo pamerin kemesraan lo sama Sarah di depan gue? Lo mau buat gue sakit hati? Lo ada dendam sama gue? Coba jelasin sama gue, Khanza."

Ah, Khanza mengerti sekarang. "Gue ngerti sekarang, lo cemburu ya?"

Sungguh, nada mengejek yang di keluarkan Khanza itu menyakiti hatinya, air mata Alvin bahkan sudah menggenang di pelupuk matanya.

"IYA, GUE CEMBURU. PUAS LO!" Air mata Alvin mengalir dari pipinya. Ia memandang Khanza dengan nanar. "Gue cemburu sama Sarah. Gue cemburu ngeliat dia gandeng tangan lo, gue cemburu ngeliat dia nempel sama lo, dan gue nggak suka ngeliat ada orang yang dekat sama lo selain gue."

Wins For Bets [BOYXBOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang