Noval memutus telfonnya dan kembali memandang Gilang yang menampilkan senyum menawannya.
"Pergi sekarang?" Tanya Gilang.
Noval menganggukkan kepalanya dan mereka pun pergi berdua.
_______________________________________
Khanza membawa motornya dengan kecepatan sedang, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya dengan cowok imut yang sedang duduk tenang di belakangnya.
"Oi, lo mau bawa gue kemana sih?" Tanya Alvin.
Khanza melihat Alvin dari kaca spionnya dan tersenyum geli. Rambut Alvin begitu berantakan membuat Khanza gemes.
"Lo nggak ada sopannya sama yang lebih tua." Seru Khanza pura-pura merajuk.
Alvin terkekeh mendengar Khanza yang berkata dengan nada manja. "Iya deh. Yang muda ngalah sama yang tua."
Dan mereka pun tertawa bersama-sama. Tapi tawa Alvin berhenti saat melihat paparan pasir putih yang terhubung dengan birunya laut.
"Woahh!" Kagum Alvin. Ia mulai gelisah di duduknya, badannya tidak bisa berhenti bergerak karena ia ingin segera turun dan berlari di pasir putih itu.
Khanza yang sadar keinginan Alvin langsung memarkirkan motornya di bawah pohon yang rindang.
Alvin loncat dari motor Khanza dan berlari ke pinggir pantai, di lemparnya sembarangan tas ranselnya. Khanza melepas helmnya dan tertawa pelan melihat tingkah laku Alvin.
Setelah puas bermain sendiri, Alvin mengambil tasnya dan berlari kembali ke arah Khanza.
"Kok gue baru tau pantai ini?" Tanya Alvin heran. Ia bersender pada motor di samping Khanza dan fokus memandang pantai yang sangat indah itu.
"Iyalah. Ini pantai punya keluarga gue. Jadi jangan heran kalo ni pantai sepi." Jelas Khanza.
Alvin hanya ber-oh sambil terkagum-kagum. 'Seberapa kaya keluarga Khanza ini?' Batin Alvin yang masih fokus menatap pantai.
Tapi tidak dengan Khanza. Ia malah lebih tertarik memandang wajah Alvin yang begitu indah di matanya. Rambut Alvin tergerak karena hembusan angin menutupi wajah Alvin.
Khanza berinisiatif menyingkirkan rambut itu dari wajah Alvin, membuat Alvin menatap heran pada Khanza.
Pandangan mereka bertemu. Khanza mendekatkan wajahnya ke Alvin yang sepertinya sedang membalas tatapan Khanza dengan sama intensnya. Melihat tidak ada penolakan membuat Khanza makin berani mendekatkan bibirnya.
Tapi sebuah tangan yang halus seperti tangan wanita itu menahan bibir Khanza. Khanza sadar Alvin tidak mau di cium olehnya, maka ia menyingkirkan tangan Alvin yang masih di bibirnya dan beralih mencium pucuk kepala Alvin seraya mengacak-ngacak rambutnya.
Alvin jadi salting saat Khanza mencium kepalanya dengan lembut. Membuat pipi Alvin sedikit memerah.
"Su-sudah mau malam, Kak. Bisa Kakak antar gue pulang sekarang?" Alvin mengalihkan wajahnya kembali ke pantai yang sekarang lebih indah dengan matahari yang sepertinya ingin terbenam.
Khanza menatap heran pada Alvin. "Nggak mau nunggu sunset dulu? Bagus lho pemandangannya."
"Lain kali aja Kak. Gue takut di marahin sama kakak gue."
Khanza mengangguk pasrah lalu mulai menghidupkan motor sportnya di susul dengan Alvin yang langsung naik ke boncengan motor Alvin.
Selama perjalanan menuju rumah Alvin, tidak ada yang mereka obrolkan, hanya sesekali Alvin berbicara saat menunjukkan arah rumahnya. Mereka terlalu fokus dengan pikiran mereka masing-masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/45405939-288-k799946.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wins For Bets [BOYXBOY]
RandomAlvin, pemuda SMA yang selalu menang taruhan, malah dikalahkan oleh gadis cantik yang sudah merebut hatinya, Amel. Ternyata gadis itu seorang fujoshi gila yang berusaha menjodohkan Alvin dengan kakak kelas mereka yang begitu terkenal di sekolahnya...