Warning!! Ada adegan NC / 18+
Bagi yang merasa masih di bawah umur, diharapkan untuk segera keluar.
Gee sudah memberi peringatan, selanjutnya adalah tanggung jawab kalian yang masih bandel mampir ke sini.
Dan kalau ada yang keberatan atau tidak suka dengan adegan seperti ini, jangan dibaca.
>_<
.
.
.
"Oke gue bantu. Sekarang ikut gue" Khanza langsung menarik tangan Alvin.
"Mo-motor saya Kak?" Tanya Alvin bingung.
"Besok aja lo ambil" Khanza mendorong Alvin masuk kedalam mobilnya.
_______________________________________
Sekarang Alvin dan Khanza sudah ada di dalam apartemen milik Khanza. Alvin menundukkan kepalanya, dia bingung memulainya darimana.
"Sekarang, kita harus apa?" Pertanyaan dari Khanza mematahkan kesunyian yang sudah terjadi mulai dari dalam mobil.
Seakan ingat sesuatu, Alvin langsung mengorek-ngorek isi tasnya dan mengeluarkan sebuah Kamera.
Khanza mengernyit bingung. "Kamu ngapain bawa itu?" Khanza kembali bertanya. Yang awalnya menggunakan lo-gue menjadi aku-kamu.
"Kata Amel, saya harus merekam kita.." Alvin kembali menundukkan kepalanya. "Ciuman" lanjutnya.
Khanza mengangguk mengerti. Dia sedikit kaget saat Alvin menyebut nama adik sepupunya, Amel.
.
.
Khanza POV
Ternyata Amel yang nyuruh Alvin. Oh God gue harus ngasih dia hadiah buat tanda terima kasih.
Ameeel, thank you so much, berkat lo gue sekarang dapat kissing dari yayang Alvin.
God, imut banget sih ni cowok, pengen gue makan rasanya.
Tapi untuk apa Amel nyuruh Alvin ngerekam kita lagi ciuman? Apa untuk nambahin koleksinya?
Bodo Ah, namanya juga Fujoshi gila, aneh-aneh aja kelakuannya.
Khanza POV end
.
.
Normal POV
Alvin mengatur Kamera miliknya yang ia letakkan di atas meja. Sekarang Alvin meremas tangan gugup, ia sesekali melirik Khanza yang sedari tadi memperhatikan dia.
Dengan mengumpulkan keberanian, Alvin membalas tatapan Khanza yang langsung menatap kedua matanya.
"Kak, kita mulai sekarang?" Tanya Alvin. 'I'm like a bitch' batin Alvin.
Bukannya menjawab, Khanza malah mendekatkan wajahnya ke Alvin dengan menatap mata dan bibir Alvin secara bergantian. Alvin hanya bisa menutup kedua matanya dengan rapat. Khanza yang tidak tahan langsung menarik tengkuk Alvin dan menempelkan bibir keduanya.
Awalnya Khanza hanya menempelnya, tapi karena gejolak gairahnya sudah tidak bisa dibendung lagi, ia pun mulai melumat bibir Alvin.
Alvin yang mulai merasa ada pergerakan dari bibir Khanza membuatnya seketika panik, ia mulai berontak dalam dekapan Khanza.
"Nmnm Ah.. Kak.. Mmnm" Alvin berusaha mendorong badan Khanza yang jauh lebih besar dari badannya. Tapi semakin Alvin berontak semakin dalam pula ciumannya, Khanza tidak ingin ini cepat berakhir.
Khanza memasukkan lidahnya ke dalam mulut Alvin saat Alvin berusaha untuk berbicara. Ia mengajak lidah Alvin untuk saling bertukar saliva.
"Mhhmm.. Kaaak.. hmm.. ah." Hanya itu yang bisa Alvin keluarkan. Dirinya ingin sekali menghentikan ini, tapi tubuhnya malah bertindak lain. Tanpa ia sadari kini tangannya sudah mengalungi leher Khanza dan mulai membalas cumbuan Khanza.
Melihat ada lampu hijau dari Alvin, Khanza makin berani untuk memperdalam ciumannya. Dia bawa bertarung lidah kenyal dan lembut milik Alvin. Badannya kini sudah menempel sempurna di badan Alvin, ia bahkan tak sadar dengan posisi dia yang sekarang sudah menindih Alvin yang terbaring pasrah di bawahnya.
"Hmnmm.. Kaakk.. Sud.. mm.. sudahh..ah." Dengan susah payah Alvin mendorong tubuh Khanza. Melihat Alvin yang sudah mulai kehabisan oksigen pun dengan terpaksa melepaskan ciumannya. Dilihatnya Alvin mengambil pasokan udara dengan membabi-buta, membuat birahi Khanza muncul kembali.
Alvin yang sudah dalam keadaan normal kembali dengan cepat mematikan kameranya. Khanza yang tidak tahan menahan gejolak hasratnya pun langsung menyerang leher jenjang Alvin yang terekspor didepan matanya.
Alvin terpekik kaget saat Khanza mulai mencium dan menjilat lehernya. 'Ini mulai tidak benar' pikir Alvin.
Ia pun mendorong badan Khanza dengan sekuat tenaga.
"Kak sudah Kak." Tapi Khanza tetap menjilat bahkan menggigit kecil leher Alvin.
Berbeda dengan pikiran yang ingin menghentikan ini, jari-jari tangan Alvin malah mengelus rambut belakang Khanza.
Alvin mulai mendesah karena perlakuan Khanza terhadap lehernya. 'Ada apa denganku?' Batinnya.
Tangan Khanza mulai masuk kedalam baju seragam Alvin, ia mencari titik sensitif milik Alvin.
"Ah Kak!" Pekik Alvin saat Khanza melintir pelan nipple Alvin. Bukannya berhenti, Khanza malah makin berani membuka kancing seragam Alvin dengan bibirnya kembali menuju bibir ranum Alvin. Alvin yang pasrah akan keadaan hanya bisa mendesah kenikmatan. Pikirannya blank, ia tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang.
Khanza berhasil melepas seragam Alvin yang dilemparnya kesembarang tempat. Khanza langsung melepas ciumannya pada Alvin yang membuat Alvin mendesah kecewa, tapi itu hanya sebentar saat Alvin malah memekik pelan dan kembali mendesah saat Khanza mulai mencilat nipple kiri Alvin dan tangan Khanza menekan-nekan ke paha dalam Alvin.
Alvin tak kuasa untuk menghentikan perbuatan Khanza karena tubuh dan hatinya tidak mau berpihak padanya.
Khanza yang tidak tahan pun mulai membuka kancing celana Alvin. Seakan tahu apa tujuan Khanza membuat kesadaran Alvin mulai kembali, ia mulai panik dan langsung mendorong tubuh Khanza dengan kekuatan yang entah dia dapat darimana.
Keadaan hening sejenak, Alvin masih terlihat seperti ketakutan dan Khanza yang terlihat shock.
"Sa-saya rasa sudah cukup Kak." Alvin cepat-cepat memasukkan kameranya kedalam tas sekolahnya. "Saya harus pulang, sudah mulai sore." Alvin memungut baju seragamnya dan dipakainya asal-asalan dan langsung beranjak pergi dari apartemen Khanza tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Khanza masih terdiam membiarkan Alvin pergi dari tempatnya. Ingatannya kembali pada wajah dan suara desahan Alvin. Di lihatnya ke dalam celana basketnya yang sekarang sudah mulai basah. "Shit." Umpatnya pelan. Ia pun berjalan ke dalam kamar mandi dan mulai terdengar desahan dari sana.
_______________________________________
Maaf ya Gee buat si Khanza tersiksa dulu. Maaf ya kalo ada typo.
See yaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
Wins For Bets [BOYXBOY]
RandomAlvin, pemuda SMA yang selalu menang taruhan, malah dikalahkan oleh gadis cantik yang sudah merebut hatinya, Amel. Ternyata gadis itu seorang fujoshi gila yang berusaha menjodohkan Alvin dengan kakak kelas mereka yang begitu terkenal di sekolahnya...