Part 5

67.7K 6.2K 448
                                    

"Mm.. Nggak ada Kak, saya hanya ada urusan sebentar saja sama dia, kak. Saya permisi kak" Alvin langsung terburu-buru pergi.

Meninggalkan Gilang yang masih menatap heran pada Alvin. "Urusan? Urusan apaan?"

_______________________________________

Alvin langsung mencari sosok yang bernama Khanza di ruangan olahraga. Dan seperti dugaan Alvin, orang yang dicarinya sedang bermain basket bersama teman-teman ekskulnya, sepertinya mereka sedang latihan.

Alvin berjalan menuju podium penonton sambil menunggu Khanza.

"Aza, Kasih gue, Za." Khanza langsung mengoper bola basket itu pada teman setimnya.

Alvin baru sadar, tidak ada yang memanggil Khanza dengan nama aslinya, mereka rata-rata memanggilnya dengan nama panggilannya, Aza. Pantas saja ia susah sekali menemukan orang yang bernama Khanza, mereka semua tahunya Aza bukan Khanza, contohnya Gilang yang sempat kebingungan saat Alvin bertanya tentang Khanza.

"Apa gue harus manggil dia Aza juga?" Tanya Alvin pada diri sendiri.

.

.

▶Dilain sisi◀

Khanza menatap sejenak pada pemuda yang sekarang sedang duduk di podium penonton. 'Dia lagi.' batinnya.

Ini yang ketiga kalinya dia melihat Pemuda itu yang Khanza tahu bernama Alvin. Pertama saat di parkiran, yang kedua saat istirahat tadi dan yang ketiga sekarang ini. Khanza melihat Alvin yang sedang melamun entah memikirkan apa, seperti saat dia bertemu dengan Alvin pertama kali di parkiran.

'Anak itu kayaknya suka banget melamun.' gumam Khanza.

Dia sekarang tidak bisa fokus pada latihannya. Untung saja, latihannya sudah hampir selesai.

"Oke anak-anak, pertahankan terus permainan kalian, agar di pertandingan yang akan datang kalian bisa menjuarai lagi seperti kemaren. PAHAM" Tegas pelatih.

"PAHAM COACH" balas mereka serempak.

Khanza selaku ketua ekskul pun membubarkan barisan yang pertanda latihan ekskul sudah selesai. Dia cepat-cepat mencari sosok pemuda manis yang sudah merebut hatinya dari pertama bertemu itu. Ternyata Alvin yang di cari keberadaannya masih duduk tenang disana.

Khanza buru-buru membereskan perlengkapannya dan berlari kecil menuju Alvin.

"Nyari gue lagi?" Tegur Khanza. Dia tersenyum tipis saat melihat Alvin yang terlonjak kaget.

"A-ah, Iya kak" Bisa Khanza lihat, Alvin tertunduk malu lalu berdiri dari tempat duduknya. "Mm.. Saya mau minta tolong kak" tatapan Alvin yang seakan memelas membuat Khanza susah untuk menolak.

"Minta tolong apa?" Tanya Khanza.

.

.

Khanza menatap tak percaya pada Alvin yang kini sedang menyender di motor metiknya. Alvin menunduk takut, ia tidak berani melihat mata Khanza yang menatapnya dengan kilatan marah.

"Kenapa lo jadiin gue bahan taruhan?" Tanya Khanza mencoba menahan amarahnya. Semarah-marahnya dia, dia tidak ingin membuat Alvin ketakutan.

"Maaf kak" cuma itu yang bisa di katakan oleh Alvin. Ya, Alvin sudah cerita bahwa dia menjadikan basket menjadi bahan taruhan dia dengan Amel kemaren. Yang berarti Khanza terlibat didalamnya.

"Terus, lo minta tolong apa dari gue?" Tanya Khanza mencoba mengalihkan pembicaraan, ia tidak tega melihat Alvin yang ketakutan.

"Hukumannya yang kalah tidak berupa uang, tapi sesuatu. Karena saya yang kalah, jadi saya yang kena hukumannya."

"Terus?" Paksa Khanza.

Alvin ragu akan mengatakannya apa tidak, dia menghela napas sejenak.

"S-saya harus French Kiss sama Kak Khanza" ucap Alvin cepat.

Hening, Alvin terlalu malu untuk melihat wajah Khanza.

Khanza sempat terbengong mendengar perkataan Alvin, setelahnya dia tersenyum senang tapi berusaha dia sembunyikan dari Alvin.

"Oke, gue bantu. Sekarang ikut gue" Khanza langsung menarik tangan Alvin.

"Mo-motor saya Kak?" Tanya Alvin bingung.

"Besok aja lo ambil" Khanza mendorong Alvin masuk kedalam mobilnya.

_______________________________________

Yang di media Amel

Wins For Bets [BOYXBOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang